Senin, 11 Mei 2020

Sepucuk Surat dari Rumah Sakit , Puisi Petrus Nandi

Sepucuk Surat dari Rumah Sakit

Puisi Petrus Nandi



Ada yang hendak kuutarakan padamu saat ini

Bahwa kau dan aku

Bagai dua anak pulau yang mati

Karena kita tak dapat berjangkauan

Sebab demi melangkaui kesendirian ini aku tak mampu



Sayang, betapa kuingin mengecup bibirmu yangranum

Seperti yang pernah aku giati dengan manja

Di atas ranjang kita

Tapi, apalah daya

Menggerakkan bibir tuk melisankan niatku

Aku tak dapat

Sebab aku tak mau maut ini menderamu

Cukup aku sendiri yang marasakan

Sunyi yang mencekam ruang mini ini.



Sayang, betapa aku ingin mengelus

Wajahmu yang berlumuran rupa-rupa keresahan

Tapi, apalah daya

Mengangkat tangan tuk menggapaimu

Aku tak sampai

Sebab dalam masa pelik ini

Adalah haram bila tubuh kita saling menyapa

Dan aku terlanjur terasing di rumah keramat ini.



Sayang, sebenarnya aku ingin sekali

Menyanyikan lagu Nina Bobo untuk buah hati kita

Seperti suaraku pernah dengan merdu

Mengiringi matanya menuju lelap setiap malam

Tapi, kata dokter

Malam ini aku tak dapat melawati kalian

Lagipula aku mau darahku tak berhenti mengalir

Dalam tubuhnya

Sebab aku takut aku akan membawa maut untuknya

Bila aku memaksakan niatku ini.



Sayang, aku mau engkau tenang bersama dia

Jagalah dirinya

Jangan biarkan ia terluka

Bawalah damai

Sepanjang engkau masih dapat memandangnya



Sayang, aku tidak keberatan

Bila pada hari mereka mengusung

Jasadku menuju liang lahat

Engkau dan dirinya tak berada di sana

Aku bakal menjadi sangat tenteram

Bila kau tak merintih pilu di samping nisanku



Ketahuilah sayangku, aku menulis surat ini

Saat aku merasa yakin

Bahwa aku benar-benar akan pergi

Meninggalkan kalian

Selamanya.

Puncak Scalabrini, 6 April 2020.