52.Agus Pramono.
Elegi Sandal Jepit
dulu sandal jepitku sering merana
pulang harus mengalah terakhir
antre puluhan sandal yang acak
menunggu yang lain keluar dan pulang
meninggalkan mushala kecil
di tengah kampung
dan kenyataan sering berulang
harus dihadapi lapang dada
dengan rasa geram yang tertahan
yang tersisa sandal jepit butut
beda warna tak sepasang
kanan dan kanan
kini mushala amat sangat aman
jika dulu penghuni subuh sedikit
sejumlah tak lebih dari hitungan
tangan kanan atau kiri
sekarang bukan hanya subuh
juga maghrib dan isya’
sandal jepit pun kini aman
tak lagi tertukar dapat sisa
atau beringsut pulang
dengan kaki telanjang
jejak sandal di mushala
jadi saksi yang bungkam
pada pahala dan dosa
yang pernah tercatat
Mojokerto, akhir Mei 2020
Akhir Ramadhan 1441H
Ramadhan setiap musim
selalu punya cerita
ada yang tetap bertahan
ada yang tinggal kenangan
musim ini agak beda
aroma aneh menggelayut
ada aura pekat menyelimuti
tak terlihat lagi roti john
yang berjejar beberapa lapak
menghias trotoar
es tebu hijau pun tak tersisa
menyusul es kepal yang kandas
tergeser nanas kupas
toko bangunan berjuang bertahan
pasar kampung pun tidak seramai
musim sebelumnya riuh
panen bagi tukang parkir
ada yang lebih terengah napasnya
menjemput rezeki akhir Ramadhan
sisa-sisa penjaja duit baru
yang dibekap penjaja masker
Mojokerto, Mei 2020
Biodata Agus Pramono.
Aguspram, penulis dari Mojokerto kelahiran tanggal 28 Agustus. Lahir dan hidup di kota tersebut setengah abad lalu. Seorang penderita Wernicke dan lebih suka mengikuti antologi bersama para sejawat penulis; puisi, cerpen atau esai, itu pun hanya beberapa, belum banyak.