Rabu, 20 Mei 2020

52.Agus Pramono. Elegi Sandal Jepit


52.Agus Pramono.

Elegi Sandal Jepit



dulu sandal jepitku sering merana

pulang harus mengalah terakhir

antre puluhan sandal yang acak

menunggu yang lain keluar dan pulang

meninggalkan mushala kecil

di tengah kampung



dan kenyataan sering berulang

harus dihadapi lapang dada

dengan rasa geram yang tertahan

yang tersisa sandal jepit butut

beda warna tak sepasang

kanan dan kanan



kini mushala amat sangat aman

jika dulu penghuni subuh sedikit

sejumlah tak lebih dari hitungan

tangan kanan atau kiri

sekarang bukan hanya subuh

juga maghrib dan isya’



sandal jepit pun kini aman

tak lagi tertukar dapat sisa

atau beringsut pulang

dengan kaki telanjang



jejak sandal di mushala

jadi saksi yang bungkam

pada pahala dan dosa

yang pernah tercatat





Mojokerto, akhir Mei 2020



Akhir Ramadhan 1441H



Ramadhan setiap musim

selalu punya cerita

ada yang tetap bertahan

ada yang tinggal kenangan



musim ini agak beda

aroma aneh menggelayut

ada aura pekat menyelimuti



tak terlihat lagi roti john

yang berjejar beberapa lapak

menghias trotoar



es tebu hijau pun tak tersisa

menyusul es kepal yang kandas

tergeser nanas kupas



toko bangunan berjuang bertahan

pasar kampung pun tidak seramai

musim sebelumnya riuh

panen bagi tukang parkir



ada yang lebih terengah napasnya

menjemput rezeki akhir Ramadhan

sisa-sisa penjaja duit baru

yang dibekap penjaja masker





Mojokerto, Mei 2020







Biodata Agus Pramono.



Aguspram, penulis dari Mojokerto kelahiran tanggal 28 Agustus. Lahir dan hidup di kota tersebut setengah abad lalu. Seorang penderita Wernicke dan lebih suka mengikuti antologi bersama para sejawat penulis; puisi, cerpen atau esai, itu pun hanya beberapa, belum banyak.