45.Sukardi Wahyudi
SETELAH INI AKU AKU TETAP RINDU
1.
Di awal penghulu bulan
menyambut gembira mendapat berkah
marhaban ya Ramadhan
seru seisi bumi langit mengamini
sahur pertama pembuka pintu malam yang bening
mengarungi puasa
pikiran
mata
hitung
mulut
tangan dan kaki
juga gerak hati
berlari menjemput di pelataran senja
sesudah azan terhapuslah lapar dahaga.
2.
Tak ada yang sia-sia selagi niat terucap
di malam seribu bulan
karena cinta ku yang teramat padat kepada kekasihMu
karena ridhoMu ku hirup wanginya hidup ini
untuk bertamu dan memasuki bulan penuh rahmat
hari-hari yang sarat dan mengucurkan nikmat
di atas hamparan haus dan lapar.
Yang haus ku hanya sebatas niat dan buka
lapar ku pun dari imsak ke maghrib
tak sebanding hausnya sahara tandus yang merindukan hujan
tak seperih laparnya duafa fakir miskin untuk seuap makanan
ini pelajaran yang tak harus mendapatkan nilai dari semesta
ini ibadah rahasia sang pencipta dan hambaNya.
3.
Puasa ku hanya untukMu ya Rob
karena rahasia ku ada di genggamanMu
mudah bagiMu membuka aib ku
yang terlalu bangga dengan alpa
dalam perjalanan malam dan siangMu
dan aku tak bermakna tanpa siraman kasihMu.
Puasa ku hanya untukMu ya Rob
persembahan sederhana tak semulia namaMu
aku hanya seorang musafir
yang melintas di kehidupan fana
berhenti sejenak melepas lelah menjalankan rukun
mengharap tanda kasih tergores dalam dada ini
dan ketika matahari mulai letih menuju malam
aku tersungkur dalam rukuq sujud ku
aku mengigil dalam doa
saat Kau bertanya
bekal apa yang kau bawa pulang menghadapKu.
4.
Betapa gemuruh semesta ini saat Kau kirimkan Romadhan
untuk mengetuk kalbu kehidupan
langit dan bumi menyambut girang
di bukakannya pintu surga di tutupnya pintu neraka
di rantainya musuh abadi manusia
dan kebaikan di lipat gandakan pahalanya.
5.
Di ujung hari yang fitri
bersama senja sebentar melangkah pergi
menghibahkan segala rindu
sebelas bulan lagi ku tunggu
agar aku bisa bercumbu denganmu
dan setelah hari ini, aku kangen kamu.
Di hari kemenangan
semua berteriak merdeka
padahal bahagia itu sempurna
bila semua beban di dada terlepas iklas.
6.
Ramadhon penuh catatan sejarah
singkat, padat
buka dada kita
lihat ada tulisan apa di dalamnya.
Ramadhan 1441 H.
Sukardi Wahyudi.
MENIKMATI SENJA
Ada takdir yang harus kita baca
mengantung di dada cakrawala
ayat demi ayat di eja dengan sempurna
memaknai iklas
yang diberikan-Nya.
Senyum mu adalah sedekah untuk ku
mengalir mengikuti arus jejak kaki
mencari sari pati doa sang pengembara
bekal perjalanan
teman setia yang tak pernah alpa
mengukir makna disetiap batang jiwa yang hidup
pasti merasakan keabadian yang nikmat
dari-Mu Ya Rob.
Senyum mu adalah pelajara bagi yang sehat
untuk merakit senja dengan bijak
laku dan kata
harus satu warna
merah keemasan sudah tentu lambangnya
jangan takut jatuh pada gelap malam
ada ribuan tangan mengamgkat
gemuruh pasukan doa meringankan beban
karena sayang ini milik mu
rindu ini berdenyut dalam nadi kehidupan.
Senyum mu adalah harapan yang harus diwujudkan
setiap menit dan detik menyisir waktu
dingin bisu berharap dalam nada cemas
menanti pagi nyata
esok hari.
Senyum mu adalah semangat rukuq sujud mu
tegadah pasrah dalam syukur
dia
kalian
dan aku
masih bersemayam dalam gengaman-Nya
antri untuk pulang.
Kukar, 19112019.
H. SUKARDI WAHYUDI, lahir di Samarinda pada tanggal 17 Januari 1960, Sukardi Wahyudi mengaku mengeluti dan memperdalam dunia sastra secara autodidak, hal itu dilakukan sejak tahun 1977 dan baru tahun 1981 berani mempublikasikan karyanya di media masa baik Daerah maupun nasional serta Buletin sastra yang tersebar di Nusantara. Telah menghimpun karyanya yang diterbitkan dalam sejumlah buku antologi puisi antara lain : Diam (1983), Tongkat (1984), Boom (1984), Hudoq 2000 (1985), Menepis Ombak Menyusuri Sungai Mahakam (1999) Secuil Bulan Di Atas Mahakam (1999), Seteguk Mahakam (2006), Ada Gelisah Di Pertemuan Waktu (Antologi Cerpen 2011) Lelaki Itu ( cetekan I - 2010, cetakan II - 2018) dan Jejak Rindu (2019) . Karyanya juga termuat dalam beberapa buah buku dan antologi bersama baik puisi maupun cerpen.
.Sering menghadiri undangan dan pertemuaan sastra baik skala Daerah maupun Nasional dan hampir seluruh kota di Indonesia ia datangi termasuk Negara Asia dan Eropa. Pendiri Pondok Sastra Prajurit Puisi dan Teater Swara Siswa Kabupaten Kutai Kartanegara serta seabrek organisasi kesenian lainnya. beralamat rumah di Jalan Durian Gang Maulida RT. XIV/ 08 Telpon (0541) 7082728 Kelurahan Panji Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara – Kalimantan Timur 75514 email : sukardi_wahyudi@yahoo.com.
SETELAH INI AKU AKU TETAP RINDU
1.
Di awal penghulu bulan
menyambut gembira mendapat berkah
marhaban ya Ramadhan
seru seisi bumi langit mengamini
sahur pertama pembuka pintu malam yang bening
mengarungi puasa
pikiran
mata
hitung
mulut
tangan dan kaki
juga gerak hati
berlari menjemput di pelataran senja
sesudah azan terhapuslah lapar dahaga.
2.
Tak ada yang sia-sia selagi niat terucap
di malam seribu bulan
karena cinta ku yang teramat padat kepada kekasihMu
karena ridhoMu ku hirup wanginya hidup ini
untuk bertamu dan memasuki bulan penuh rahmat
hari-hari yang sarat dan mengucurkan nikmat
di atas hamparan haus dan lapar.
Yang haus ku hanya sebatas niat dan buka
lapar ku pun dari imsak ke maghrib
tak sebanding hausnya sahara tandus yang merindukan hujan
tak seperih laparnya duafa fakir miskin untuk seuap makanan
ini pelajaran yang tak harus mendapatkan nilai dari semesta
ini ibadah rahasia sang pencipta dan hambaNya.
3.
Puasa ku hanya untukMu ya Rob
karena rahasia ku ada di genggamanMu
mudah bagiMu membuka aib ku
yang terlalu bangga dengan alpa
dalam perjalanan malam dan siangMu
dan aku tak bermakna tanpa siraman kasihMu.
Puasa ku hanya untukMu ya Rob
persembahan sederhana tak semulia namaMu
aku hanya seorang musafir
yang melintas di kehidupan fana
berhenti sejenak melepas lelah menjalankan rukun
mengharap tanda kasih tergores dalam dada ini
dan ketika matahari mulai letih menuju malam
aku tersungkur dalam rukuq sujud ku
aku mengigil dalam doa
saat Kau bertanya
bekal apa yang kau bawa pulang menghadapKu.
4.
Betapa gemuruh semesta ini saat Kau kirimkan Romadhan
untuk mengetuk kalbu kehidupan
langit dan bumi menyambut girang
di bukakannya pintu surga di tutupnya pintu neraka
di rantainya musuh abadi manusia
dan kebaikan di lipat gandakan pahalanya.
5.
Di ujung hari yang fitri
bersama senja sebentar melangkah pergi
menghibahkan segala rindu
sebelas bulan lagi ku tunggu
agar aku bisa bercumbu denganmu
dan setelah hari ini, aku kangen kamu.
Di hari kemenangan
semua berteriak merdeka
padahal bahagia itu sempurna
bila semua beban di dada terlepas iklas.
6.
Ramadhon penuh catatan sejarah
singkat, padat
buka dada kita
lihat ada tulisan apa di dalamnya.
Ramadhan 1441 H.
Sukardi Wahyudi.
MENIKMATI SENJA
Ada takdir yang harus kita baca
mengantung di dada cakrawala
ayat demi ayat di eja dengan sempurna
memaknai iklas
yang diberikan-Nya.
Senyum mu adalah sedekah untuk ku
mengalir mengikuti arus jejak kaki
mencari sari pati doa sang pengembara
bekal perjalanan
teman setia yang tak pernah alpa
mengukir makna disetiap batang jiwa yang hidup
pasti merasakan keabadian yang nikmat
dari-Mu Ya Rob.
Senyum mu adalah pelajara bagi yang sehat
untuk merakit senja dengan bijak
laku dan kata
harus satu warna
merah keemasan sudah tentu lambangnya
jangan takut jatuh pada gelap malam
ada ribuan tangan mengamgkat
gemuruh pasukan doa meringankan beban
karena sayang ini milik mu
rindu ini berdenyut dalam nadi kehidupan.
Senyum mu adalah harapan yang harus diwujudkan
setiap menit dan detik menyisir waktu
dingin bisu berharap dalam nada cemas
menanti pagi nyata
esok hari.
Senyum mu adalah semangat rukuq sujud mu
tegadah pasrah dalam syukur
dia
kalian
dan aku
masih bersemayam dalam gengaman-Nya
antri untuk pulang.
Kukar, 19112019.
H. SUKARDI WAHYUDI, lahir di Samarinda pada tanggal 17 Januari 1960, Sukardi Wahyudi mengaku mengeluti dan memperdalam dunia sastra secara autodidak, hal itu dilakukan sejak tahun 1977 dan baru tahun 1981 berani mempublikasikan karyanya di media masa baik Daerah maupun nasional serta Buletin sastra yang tersebar di Nusantara. Telah menghimpun karyanya yang diterbitkan dalam sejumlah buku antologi puisi antara lain : Diam (1983), Tongkat (1984), Boom (1984), Hudoq 2000 (1985), Menepis Ombak Menyusuri Sungai Mahakam (1999) Secuil Bulan Di Atas Mahakam (1999), Seteguk Mahakam (2006), Ada Gelisah Di Pertemuan Waktu (Antologi Cerpen 2011) Lelaki Itu ( cetekan I - 2010, cetakan II - 2018) dan Jejak Rindu (2019) . Karyanya juga termuat dalam beberapa buah buku dan antologi bersama baik puisi maupun cerpen.
.Sering menghadiri undangan dan pertemuaan sastra baik skala Daerah maupun Nasional dan hampir seluruh kota di Indonesia ia datangi termasuk Negara Asia dan Eropa. Pendiri Pondok Sastra Prajurit Puisi dan Teater Swara Siswa Kabupaten Kutai Kartanegara serta seabrek organisasi kesenian lainnya. beralamat rumah di Jalan Durian Gang Maulida RT. XIV/ 08 Telpon (0541) 7082728 Kelurahan Panji Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara – Kalimantan Timur 75514 email : sukardi_wahyudi@yahoo.com.