41. Ismail Fathar Makka
Suasana Dalam Istana
Bercengkrama dalam berbagai balutan ras
Saling bergantian dalam memberi tawa
Saling membahu dalam disiplin ilmu
Saling mencubit dikala terlena
Tak ada niat untuk melukai
Saling menghibur kala dihempas duka
Kami tak kenal warna kulitmu putih dan hitam
Kami tak kenal fisikmu gemuk dan kurus
Apa lagi parasmu jelek, ganteng bahkan cantik sekalipun
Kami tak kenal itu
Yang kami tau satu; kita saudara.
Kendari, 28 Oktober 2016
Gubuk '98
Pagi
rasa rindu mendera pada gubuk sembilan delapan di batas kota
Dihiasi pohon-pohon
tempat camar bermesra ria
Sayang, di gubuk '98 aku dilahirkan
ditimang dan dimanja
merangkak hingga berlari
Sayang, di gubuk '98
sesekali dia marah padaku
berpura dan benar-benar marah
Aku pergi dia mencariku
Aku terkadang acuh dia lemparkan senyum
Terus melambai
Aku pun malu dia merangkulku
Sayang, jika aku nakal suara lembut mendayu membisik di telingaku
Tenang dan tetap semangat
Sayang, jika aku sakit berbondong dia menghiburku
Satu persatu dengan cerita dan tingkah konyolnya
untuk melihat senyum di wajahku
Sayang, aku merindu
Aku menulis ini
Entah puisi
Entah sajak
Mungkin pula surat cinta
Entahlah, aku tak tahu
Bacalah, aku rindu
Pagi menarik lenganku mengajak
Ayo kembali ke gubuk '98
Di gubuk '98 ceritamu penuh warna.
Kendari, 06 Juli 2017