31.NOK IR
DI RUMAH BERTANDAN-TANDANG BERKAH RAMADAN SALING BERGULIRAN
Di rumah bertandan-tandan berkah Ramadan saling berguliran
Datang semenjak sebelum sepertiga malam
Kucurkan embun nan penuh syukur
Di tiap-tiap bilik harap asa mengusik
Lantunan zikir basahi kedua bibir
Siap ditanak bersama buliran bijak
Tangan-tangan terangkat tengadah
Dada nir jumawa menggenggam bongkah pasrah
Hunjukkan doa dengan kata pinta terindah
Bapak menjalin hamparan tikar
Sajadah usang terbentang tak terbatas
Bagi kami sujudkan keterpurukan
Emak lincah merebus dompet yang tergerus
Tembikar-tembikar riuh berjejalan
Lentera bermata cerlang penunjuk saat melanglang
Anak pinak ramai menggali gulali
Melukis kolam taman di garis telapak tangan
Langit-langit rumah penuh bubungan remah
Menjelang Ramadan pulang
Kami menjadi peraung ulung bertangisan
Bila lagi bisa berjumpa lagi
Fajar awal syawal
Seisi dada hanya berupa jelaga
Yang musti terbasuh sepanjang Ramadan berikutnya
Sumenep, 10 Mei 2020
NOK IR
FAJAR KETIGA DI PANDEMI SUNYI
Syahru Ramadan
Ini masaih berupa fajar yang serupa
Dengan denyar yang tiap masa tak berbeda
Rindu penuhi semburat pipi
Gelora wabah tlah berhasil memisah
Aroma shaum yang kerap mengusik banyak kaum
Angin enggan bereratjabatan
Langit sungsang berwajah ketakutan
Rimba-rimba membelukarkan nestapa
Jiwa dengan jiwa saling curiga
Tiap dada dipenuhi luka nganga
Telinga dipenuhi asap sengsara
Mata gerimis lagukan ode ritmis
Azan berkumandang di kejauhan
Lamin kafan tlah lama disiapkan
Tuhan serasa jauh dari rengkuh
Padahal tlah kudirikan rumah-Nya di sini
Sumenep, 26 April 2020
NOK IR, menulis puisi dan cerita sejak usia remaja. Lahir di Demak, 28 Januari, kini tinggal di Sumenep Madura. Puisi dan cerpennya telah terhimpun dalan puluhan antologi bersama kawan penyair maupun penulis di dalam dan luar daerah. Di antaranya adalah 1000 Guru Menulis Puisi, di mana puisinya termasuk dalam nominasai puisi pilihan, Banjarbaru’s Rainy Day Festival’s, Kitab Pentigaraf, Berbisik Pada Dunia, Mata Air Hujan di Bulan Purnama dan lainnya.
DI RUMAH BERTANDAN-TANDANG BERKAH RAMADAN SALING BERGULIRAN
Di rumah bertandan-tandan berkah Ramadan saling berguliran
Datang semenjak sebelum sepertiga malam
Kucurkan embun nan penuh syukur
Di tiap-tiap bilik harap asa mengusik
Lantunan zikir basahi kedua bibir
Siap ditanak bersama buliran bijak
Tangan-tangan terangkat tengadah
Dada nir jumawa menggenggam bongkah pasrah
Hunjukkan doa dengan kata pinta terindah
Bapak menjalin hamparan tikar
Sajadah usang terbentang tak terbatas
Bagi kami sujudkan keterpurukan
Emak lincah merebus dompet yang tergerus
Tembikar-tembikar riuh berjejalan
Lentera bermata cerlang penunjuk saat melanglang
Anak pinak ramai menggali gulali
Melukis kolam taman di garis telapak tangan
Langit-langit rumah penuh bubungan remah
Menjelang Ramadan pulang
Kami menjadi peraung ulung bertangisan
Bila lagi bisa berjumpa lagi
Fajar awal syawal
Seisi dada hanya berupa jelaga
Yang musti terbasuh sepanjang Ramadan berikutnya
Sumenep, 10 Mei 2020
NOK IR
FAJAR KETIGA DI PANDEMI SUNYI
Syahru Ramadan
Ini masaih berupa fajar yang serupa
Dengan denyar yang tiap masa tak berbeda
Rindu penuhi semburat pipi
Gelora wabah tlah berhasil memisah
Aroma shaum yang kerap mengusik banyak kaum
Angin enggan bereratjabatan
Langit sungsang berwajah ketakutan
Rimba-rimba membelukarkan nestapa
Jiwa dengan jiwa saling curiga
Tiap dada dipenuhi luka nganga
Telinga dipenuhi asap sengsara
Mata gerimis lagukan ode ritmis
Azan berkumandang di kejauhan
Lamin kafan tlah lama disiapkan
Tuhan serasa jauh dari rengkuh
Padahal tlah kudirikan rumah-Nya di sini
Sumenep, 26 April 2020
NOK IR, menulis puisi dan cerita sejak usia remaja. Lahir di Demak, 28 Januari, kini tinggal di Sumenep Madura. Puisi dan cerpennya telah terhimpun dalan puluhan antologi bersama kawan penyair maupun penulis di dalam dan luar daerah. Di antaranya adalah 1000 Guru Menulis Puisi, di mana puisinya termasuk dalam nominasai puisi pilihan, Banjarbaru’s Rainy Day Festival’s, Kitab Pentigaraf, Berbisik Pada Dunia, Mata Air Hujan di Bulan Purnama dan lainnya.