Rabu, 27 Januari 2016

Iksaka Banu

Iksaka Banu lahir di Yogyakarta, 7 Oktober 1964. Menamatkan kuliah di Jurusan Desain Grafis, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung. Bekerja di bidang periklanan di Jakarta hingga tahun 2006, kemudian memutuskan
menjadi praktisi iklan yang bekerja lepas.
Semasa kanak-kanak (1974–1976), ia beberapa kali mengirim tulisan ke rubrik Anak Harian Angkatan Bersenjata. Karyanya pernah pula dimuat di rubrik Anak Kompas dan majalah Kawanku. Namun, kegiatan menulis terhenti karena tertarik untuk mencoba melukis komik. Lewat kegiatan melukis komik ini, ketika duduk di bangku sekolah menengah pertama, ia memperoleh kesempatan membuat cerita bergambar berjudul “Samba si Kelinci Perkasa” di majalah Ananda selama 1978.
Setelah dewasa, kesibukan sebagai seorang pengarah seni di beberapa biro iklan benar-benar membuatnya seolah lupa dunia tulis-menulis. Pada tahun 2000, dalam jeda cuti panjang, ia mencoba menulis cerita pendek dan ternyata dimuat di majalah Matra. Sejak itu ia kembali giat menulis. Sejumlah karyanya dimuat di majalah Femina, Horison, dan Koran Tempo. Dua buah cerpennya, “Mawar di Kanal Macan” dan “Semua untuk Hindia” berturut-turut terpilih menjadi salah satu dari 20
cerpen terbaik Indonesia versi Pena Kencana tahun 2008 dan 2009.

Rabu, 20 Januari 2016

Puisi Sakarepmu Pilihan

Memang negeri ini negeri Patpatgulipat kata Ary Sastra:

Negeri Patpatgulipat

inilah negeri patpatgulipat
tempat orang bermain petak umpat
saling sikut dan sikat
paling jago lipat melipat
di negeri patpatgulipat
banyak yang mengaku bermartabat
pura pura pegang amanat
eh tak tahunya penjahat
di negeri patpatgulipat
penuh dengan kutu loncat
pura pura jadi sahabat
ternyata pengkhianat
di negeri patpatgulipat
pandai pandailah merapat
biar dikata penjilat
asal hidup selamat
di negeri patpatgulipat
semuanya mengaku atas nama rakyat
bergaya seperti ustad
uang rakyatpun disikat
di negeri patpatgulipat
banyak yang mengaku sudah bertobat
tapi ternyata hanya tipu muslihat
dasar keparat !!!

Tanjungpinang, 12 Desember 2014



Mungkin bener kata Yuditeha:

Reshuffle Kebelet

sebagian serapah tertahan, sebagian berhamburan
di sela-sela deru perjalanan dinas
menjelma benalu di ranting tubuh
decit karet membekas di setiap jalan simpang
menandai pilihan gerak laku buru-buru
suara klakson memantul di tembok ruang
dan sebagian serpihannya menancap ke daun telinga
membakar niat hingga menghanguskannya
barisan mata berlomba menonjolkan biji-bijinya
bernapsu memenangi sesuatu
yang sebenarnya bisa diurai damai
ah, dugaan ini memang belum sepenuhnya benar
siapa tahu mereka tergesa-gesa karena ingin berbagi
sekedar ingin mengurangi beban hidup
pada sebuah tempat yang bernama kamar kecil
inilah namanya kebelet akut
oh


Potret Samsuni Sarman di Sakarepmu:

Percakapan di Runway

Maaf, saya ke Amrik dulu ya
mau belajar bagaimana bikin nasi goreng digital dan bakso kreatif
supaya nanti bisa ditularkan untuk rakyat di desa dan kampung
agar faham memaknai kemajuan dan kemelaratan
Tak perlu sungkan ya
semua sudah saya wakilkan kok
tenda penampungan dan sapu tangan sudah diurus menteri terkait
evakuasi warga yang terpapar asap sudah disiagakan kapal perang
malah kotak-kotak rumah tinggal anti kabut asap telah dirancang
insinyur dari ITB, jadi aman saja
Maaf, saya ke Amrik bukan untuk selfi kok
cuma belajar bagaimana mengatur tambang emas di Papua
dan beberapa tambang minyak di lepas pantai
tentu untuk masa depan investasi yang lebih baik
dan saling menguntungkan, ya kan
Soal kabut asap, juga akan saya bicarakan
karena dampaknya sudah melebar ke mana-mana
ah, tidak ada anak tiri soal penanggulangan asap negeri
ada yang memang sengaja karena diatur pergub, jadi
urus sendiri pengelolaan kabut asapnya
ada yang sengaja dibakar, itu sudah ditangani pihak berwajib
malah telah dipenjarakan, sawit, lho itu soal lain
nanti pulang dari Amrik saya luruskan kembali
ini menyangkut investasi, sekali lagi investasi
buat piring nasi masyarakat juga kan?
Maaf, saya ke Amrik dulu ya
nggak bawa anak dan keluarga kok, cuma menteri terkait
lagian ini persoalan serius, jadi hemat waktu dan kesempatan
malah lebih penting dari anak dan balita yang terpapar asap
karena paru-parunya sesak, sudah ya saya pergi dulu
nanti keburu berkabut dan pesawat nggak bisa take off
sakarepmu. banjarmasin 24/10/2015




Apa Kata Anggoro Suprapto:

Pahlawan Gembus (1)

Sungguh indah ketika rakyat dibisiki:
Negeri ini sudah merdeka saudara-saudara
Saatnya rakyat bungah dan hilanglah gelisah
Bayangkan, ratusan tahun kita terjajah
Belanda, Jepang, Nica datang menjarah
Bagaikan kristal jatuh
Seluruh negeri remuk luluh
Setiap hari rakyat nangis dan ngeluh
Pendertiaan tak terperi bagai patri
Luka koreng moreng melepuh
Tak juga sembuh
O, ketika ibu pertiwi susah dan sakit
Para pemuda pun bangkit
Para pejuang dan rakyat melawan
Penjajahan diterjang bagai gelombang
Maka muncullah para pahlawan
Berjuang tanpa pamrih tanpa bayaran
Berjuang korbankan nyawa dan raga
Berjuang demi nusa bangsa
Berjuang demi rakyat semesta nusantara. Dan
Indonesia pun merdeka
Oi, sekali lagi
Negeriku sudah merdeka saudara-saudara
Seperti dalam lakon, babad, kitab dan sejarah
Puluhan tahun kita tercatat bebas sudah
Saatnya rakyat gembira dan tertawa
Tak terasa 70 tahun telah berlalu
Tapi kenapa rakyat masih juga ngelu?
Sekali lagi aku bertanya: Kenapa?
Tak ada yang menjawab
Hanya sepi yang mengebiri
Sampai akhirnya datang seorang rahib buta
Negerimu belum merdeka, katanya
Rakyat jatuh dari mulut singa masuk ke mulut buaya
Jika dulu dijajah orang-orang asing
Sekarang dijajah bangsa sendiri
Oleh para pemimpin yang buta mata buta hati
Memikirkan agama, golongan, dan partainya sendiri
Rakyat dibiarkan dengan daya tahannya sendiri
Kalau begitu kemana perginya
para pejuang dan pahlawan rakyat?
Mereka masih sembunyi
Memang muncul banyak pejuang
Tapi ingat mereka adalah pahlawan gembus
Hanya demi uang mereka tebus
Demi kekuasaan mereka gerus
Rakyat diabaikan tak terurus
O, pepohonan pun menunduk lesu
Bunga-bunga pada layu
Di bawah langit kekuasaan yang kelabu

Pahlawan Gembus (2)

Di negeriku memang punya banyak pahlawan
Tapi hanya kisah masa lalu yang terabaikan
Yang namanya para pahlawan bangsa
Hanya tersimpan di laci-laci meja
Di kitab-kitab para pelajar
Di lukisan yang tergantung di dinding
Hanya hikayat potret-potret muram
Hanya dongengan para pinisepuh
Jejaknya pun pupus tak ada generasi penerus
Bukankah setiap tataran setiap jaman
Ada pahlawannya sendiri?
Lalu kemana mereka pergi?
Menangislah para pahlawanku
Negerimu sudah dikuasai para pemimpin palsu
Maka pasang mata pasang telinga
mereka selalu berbicara atas nama rakyatnya
Padahal mereka berjuang untuk partainya
Untuk agamanya untuk golongannya
Untuk ego kelompoknya
Persetan dengan rakyat yang hidupnya susah
Tertekan dan gelisah
Angin pun bertiup pelan
Udara mengabarkan
Di negeri ini atas nama rakyat
Muncullah para pahlawan
Mengaku membela kebenaran
Mengaku membela nusa bangsa
Tapi sesungguhnya mereka cidra
Hanya pahlawan gembus
Bicaranya nggedebus
Perilakunya ubas-ubus
Mlekethus
Malam pun datang layar diturunkan
Para pahlawan gembus bersembunyi
Di pekatnya malam yang hitam
Hatinya hitam wajahnya hitam lidahnya hitam
Bicaranya hitam tindakannya hitam
Lalu sampai kapan?
Negeriku dikuasai golongan hitam
Berkedok pahlawan?

Semarang, Okt. 2015



Guyon Slamet Widodo:

Republik Dagelan

Tersebutlah di Republik Dagelan
Dewan Perwakilan Rakyatnya Dagelan
seorang dengan rekam jejak yang kelam
bisa saja diangkat jadi ketua Dewan
ya .....namanya juga Republik Dagelan !
Ketua Dewan boleh menjual diri
manfaatkan jabatan tuk kepentingan diri
pelaku kejahatan dilindungi 
pelapor kejahatan dihakimi
dituntut pencemaran nama baik ....masuk bui
ya....namanya juga Republik Dagelan!
Mahkamah Kehormatan Dewan
menjadi Mahkamah Kehormatan Dagelan
badan yang tugasnya menjaga kehormatan 
boleh kehilangan kehormatanya 
bila ada yang menggangu kursi
urusan etika boleh dilanggar 
selama membahayakan koalisi
MKD boleh kehilangan kehormatan 
selama ada rente yang didapatkan
bahkan menjadi lontepun dihalalkan
ya ....namanya juga Republik Dagelan!
Yang Mulia ............
hamba saluut keberanian Paduka
melanggar etika dengan santun didepan mata 
hamba saluud keberanian paduka
mempertontonkan opera sabun dengan telanjang
hamba saluud keberanian paduka
melecehkan rakyat dengan tegas lugas dan tega
Yang Mulia ........
hamba salud keberanian paduka
berani dimaki .... berani dikutuk 
berani diludahi .... berani dibajing bajingkan 
tak semua orang punya mental seperti paduka
bisa ceria menutup mata 
bisa tenang menulikan telinga 
bisa relax mengingkari hati nurani
bisa tertawa urat malunya putus
dan wajah paduka tidak berubah
kelihatan kalem dan biasa saja
Yang Mulia adalah makluk langka
seperti bukan manusia !

Jakarta,10 Desember 2015



Kemeja Putih Lengan Panjang Mas Joko, 
Rg Bagus Warsono

Dipakai lagi setelah Bi Kuni mencuci sendiri
Lalu kotor lagi oleh keringat musim kemarau panas
Karena marah mengotori kemeja Mas Joko
Menyerap emosi menahan ejekan merk kemeja
Jadul dan bahan bekas kantong terigu
Kemeja Putih Lengan Panjang Mas Joko
Dipakai lagi setelah Bi Kuni mencuci sendiri
Tak perlu dikancing pergelangan tangan
Cukup digulung ala preman terminal
Tak usah dimasukan pinggang
Seperti anak SMA 80-an
Agar tak tahu siapa yang melawan
Kemeja Putih Lengan Panjang Mas Joko
Dipakai lagi setelah Bi Kuni mencuci sendiri
Ketika Bi Kuni pulang kampung 
Kemeja penuh getah 
Kancing lepas benang
Krah penuh daki
Kantong tersiram tinta
Terpaksa Kemeja Putih Lengan Panjang Mas Joko
Dibeli baru dari toko
Dan urusan binatu yang cuci kemeja
Disertika dengan minyak wangi pula. 

Indramayu, 24-11-2015



Kamis, 14 Januari 2016

Penyair Ndeso yang Menasional (5)

Penyair Ndeso  yang Menasional (5)
Oleh Rg Bagus Warsono

Ukuran penyair bukan penampilan
Sastrawan yang juga kalangan akademika memang tampak terlihat terpelajar karena memang harus tampil sopan di depan mahasiswanya, namun sastrawan lain yang juga memiliki profesi serabutan, tak sempat memikirkan segi penampilan. Yang berrambut gondrong karena memang kesukaannya, ciri penampilannya.

Dari beberapa tokoh penyair yang dikenal menasional ternyata mutu karya lebih dominan mempengaruhi sebuah nama. Puisi-puisi yang mengetengahkan tema dan judul yang belum ada sebelumnya dan memiliki pengaruh di masyarakat serta isi yang memikat membuat sebuahg nama mengiringi karya tersebut dikenal disamping kandungan sastra yang ada didalamnya.

Ada beberapa komunitas sastra tumbuh  di Indonesia bagian timur seperti di Sulawesi. Pada komunitas  sastra inilah lahir penyair berbakat . Karya karya mereka  memperkaya khazanah sastra Indonesia.  Ciri khas mereka adalah Bahasa lokal, kondisi alam, serta lingkungan masyarakat yang tampak melekat pada karya-karya sahabat kita di Indonesia timur itu.
Seperti Aslan Abidin , ringan saja memberi judul antologi tapi mampu menggelitik.

Seperti Aan Mansyur penyair muda yang menasional dari Sulawesi. Ia tenar lewat puisi-puisi dalam film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) yang dibintangi Dian Sastrowardoyo.

Begitu juga di Sulawesi ada Syaifuddin Gani, penggerak puisi di Kendari

'Perubahan itu jangan niru orang lain, doeloe Yati Otavia, kalau tidak salah, digundul rambutnya sehingga namanya sebagai artis meroket terkenal. Sekarang digundul rambutnya hal biasa biasa saja. Tetapi perubahan dratis bagi yang sudah dikenal karena memiliki ciri khusus tak perlu dilakukan, tetapi hanya melakukan inovasi. Remy Silado adalah sosok pelaku perubahan sastra itu.
Dari Jan Engelbert Tatengkeng, Wim Umboh,Remy Silado sampai Djemi Tomuka penyair Sulawesi Utara yang terkenal luas menaslonal
Di tempat lain di sulawesi Selatan, penyair muda berbakat telah meroket tinggi dengan karyanya, "Bahaya Laten Malam Pengantin", membawa Aslan Abidin menjadi dikenal di Selawesi Selatan.b Sederet penyair lain yang memiliki nama adalah Nooral Baso, Soneta comberan, Penyair 'ngganteng Muhary Wahyu Nurba,

HB Jassin dan Korrie Layun Rampan, Eka Budianta Dua , Yudiono KS,juga Taufiq Ismail dan kritikus serta kurator lainnya adalah tokoh-tokoh berjasa dalam sastra Indonesia. Mereka adalah saksi sekaligus pelaku sejarah yang sulit dicari bandingnya, terutama hal independesi dalam 'menokohkan sastrawan untuk ditempatkan pada 'jajaran angkatan yang dipertanggungawabkan. Wawasan mereka begitu luas padahal internet belum ada. Mereka tahu semua sastrawan disemua penjuru Nusantara.
Kini perkembangan sangat pesat, peta sastra tak lagi didominasi Sumatera Barat yang memang gudangnya sastrawan dari sejak doeloe tetapi peta sastra itu ada dimana-mana. Bukan hanya di Jawa dan Sumatera tetapi juga di setiap propinsi terdapat penyair-penyair unggul seperti juga di Sulawesi.

Beruntung kita punya kolom sastra puisi di Kompas Minggu, penulis memandang sebagai media yang memiliki kepedulian terhadap perkembangan sastra khususnya puisi sebagai hawana pacu bagi penyair dan bacaan sastra umum, bukan hanya bacaan kalangan sastrawan saja tetapi juga masyarakat umum. Puisi Kompas Minggu dipandang juga sebagai penghargaan terhadap penyair karena seleksinya yang independen dan diasuh wartawan budaya yang berpengalaman.

Pikiran Rakyat dan Kedaulatan Rakyat merupakan media cetak regional nasional yang telah lama menyediakan halaman budaya termasuk puisi. Media ini dianggap memenuhi kreteria seleksi yang bagus dengan sajian mementum yang aktual sehingga merupakan rekam jejak yang dapat dijadikan otobiografi kreatif penyair.

Namun demikian dengan adanya internet yang menyuguhkan online diakui telah 'mematikan usaha media pemberitaan cetak seperti koran/tabloid dan majalah. Langganan mereka kini sebagian besar adalah kantor-kantor, dan langganan perorangan sedikit sekali. Adanya internet dan media online telah memutus 80% langganan perorangan, mengurangi jumlah wartawan di daerah, mengurangi 50 pemasang iklan, termasuk membatasi kolom penulis dsb.

"Pada gilirannya dapatlah diambil sari pati cita-cita penyair itu bukan untuk menjadi terkenal lebih utamanya adalah memelihara sastra Indonesia lestari dan maju serta mengisi tatanan kehidupan di dunia agar lebih baik."
(rg bagus warsono, 8-1-16)

Penyair Ndeso yang Menasional (4)

Penyair Ndeso yang Menasional  (4)
Rg Bagus Warsono

Indonesia kini segenggam tangan, apa yang dicita-citakan pemuda tahun 1908 dalam kongres pemuda menadi kenyataan. Kita bebas berkarya dimana saja termasuk penyair. Karena itulah dalam penyair ndeso yang menasional penulis menggunakan pemilah dengan menggunakan tempat kelahiran penyair.

Budaya menulis di Kalimantan Selatan tumbuh subur. Kreativitas tulis-menulis tumbuh dikalangan remaja. Hal demikian dikarenaka sastrawan-sastrawan yang telah sepuh mampu momong generasi muda untuk mencintai budaya luhurnya, sebut saja Arsyad Indardi dan Ibramsyah Amandit adalah sastrawan sepuh yang tidak saja masih membuahkan karya tetapi juga mampu menelorkan penyair-penyair muda berbakat.

Kalimantan pulau dengan kebudayaan tertua mewarisi pujangga-pujangga ternama hingga sampai Ali Arsy yang meduduki rating tertinggi pemberitaan sastra Indonesia sepanjang 2014-2015 dari penyair Kalimantan. Ali yang dikenal penulis produktif ini telah membuahkan karya-karya bergengsi.

Penyair top dari Kalimantan lainnya yang tidak asing lagi adalah Hudan Nur , Hudan perempuan penyair muda ini telah sukses lebih dulu justru ketika masih gadis remaja. Karya-karyanya berupa puisi, cerpen, essay dan artikel tersebar pada Untaian Mutiara RRI Nusantara, Banjarbaru Post, Banjarmasin Post, Radar Banjarmasin, Buletin Sloka Tepian, waTas Media, Buletin Rumah Sastra Bandung, Tabloid Realitas, Rakat Media, Buletin Aliance BenKilTra, Sinar Harapan, Republika, Suara Karya, Sinar Kalimantan, Radar Sulteng, Mercusuar, Media Alkhairat, Buletin Hysteria, Majalah Sastra Horison .

Mahmud Jauhari Ali, menjadi motifator pemuda lainnya untuk mempercantik Kalimantan selatan Jauhari tenar lewat Kisah Cinta Gadis Korea dan Lelaki Dayak novel yang diperhitungkan nilai sastranya.

Satu lagi dari Kalimantan tak lain adalah Kalsum Belgis dari Martapura Mungkin bila ingin tahu mantra baru Kalsum Belgis lah pemiliknya.

Benar kata penyair Dharmadi DP penyair membutuhkan proses. Jika penulis bedar adalah perjuangan untuk dapat mencapai titik kebahagiaan diri , bukan saja popularitas tetapi juga 'tempat jati diri bersemayam , kemudian ditambah pengakuan pembaca yang selanjutnya adalah pengakuan publik atas karya yang dicipta.

Perjuangan untuk dapat mencapai titik kebahagiaan diri adalah slalu dalam pencarian. Pencarian melibatkan semua pancaindera-nya untuk dapat menyimpulkan dari 'isyarat-isyarat alam kemudian 'diarsitek-i oleh diri penyair menjadi bangunan indah bahkan monumen (monumen baca) yang abadi.

Itulah penyair , pada tataran tertentu , tahapan 'sabar, 'kesabaran, dan kerendahan diri telah dimiliki, seperi Mas Dharmadi DP, sebuah ilmu yang sulit ditempel walau berguru. Karena itu penulis menaruh hormat pada Mas Dharmadi DP.

Di Kalimantan Barat ada nama-nama penyair yang dikenal cukup luas seperti Pay Jarot Sujarwo, dan Saifun Arif Kojeh . Sebelum Pay Jarot Sujarwo, dan Saifun Arif Kojeh penyair Kalimanta Barat yang belakangan sering tampil, penyair Hanna Fransisca, si 'Cantik di perantauan telah menasional lebih dulu. Sedangkan penyair di Kalimantan Tengah yang sudah cukup dikenal adalah Badar Sulaiman Usin.

Di kalimantan Timur  siapa belum kenal Zulhamdani AS yang dikenal lewat puisi Indonesia Diatas Teratai.

Ternyata dalam hal aktifitas boleh dimana saja, tak harus diibukota. Meski di daerah terpencil kalau memang prestasi itu luar biasa maka sorotan publik akan tertuju padanya.
Demikian popularitas dicari, namun kebanyakan tidak memahami popularitas itu. Popularitas lokal atau nasional, atau mendunia ditentukan oleh aktifitas seorang sastrawan. Aktifitas pada gilirannya akan membuahkan prestasi seseorang. Bagaimana bisa terkenal senusantara, menulis saja tidak, apalagi cuma ikut-ikutan.
Kemudian  bagi yang telah memiliki ciri karya sastra/seni adalah talenta tersendiri dimana orang lain belum tentu dapat melakukannya.
Setidaknya untuk menjadi Sastrawan/Seniman memiliki ke-khas-an karyanya, dari sini , publik mudah mengenali.

"Penyair Ndeso yang Menasional"(3)

"Penyair Ndeso yang Menasional"(3)

Rg Bagus Warsono


Penulis menyadari tidak semua penyair menulis bagus sepanjang hidupnya. Adakala dimasa-masa usia matang dengan berbagai pengalaman yang berliku akhirnya membuahkan tulisan yang memberi kebahagiaan bagi penulisnya maupun pembacanya, sebuah karya besar yang slalu dikenang. Tetapi ada juga semasa muda justru membuahkan karya yang monumental sehingga membawanya ke tangga populairitas. Namun bukan tidak mungkin tua atau muda memaksakan kehendak untuk segera terkenal tanpa karya yang menggerigisi.

Berkarya itu sesuai kemampuan manusia, semakin banyak penyair semakin indah negeri ini. Sajian ini hanya mengetengahkan dan menyemarakkan salah satu sudut dari luasnya dunia penyair. Mari kita tinjau di propinsi Kepulauan Riau. Suryatati A lewat "Melayukah Aku" sebuah karya yang elok sebagai penyair yang dikenal dari propinsi ini. Perempuan penyair ini juga menjadi motifator bagi perempuan penyair muda. Sedikit banyak puisi memberi pengaruh pada penyair ini yang kemudian terpilih sebagai walikota Tanjung Pinang.

Nama -nama lain di Kepulauan Riau juga banyak seperti Rida K Liamsi (Iskandar Leo), Edy Mawuntu dan Hasan Junus, Rus Abrus, Ediruslan Pe Amanriza, Syamsul Bachri Judin , Sudarno Mahyudin, BM. Syamsuddin, Abdul Kadir Ibrahim dsb.

Di Bangka Belitung adalah tempat sastrawati legendaris Hamidah, kemudian tokoh-tokoh lainnya Subron Aidit dan Andrea Heirata.Jejak tokoh sastra nasional dari Balbel ini kini mulai subur diikuti penyair-penyair muda berbakat sebut saja misalnya Sunlie Thomas Alexander . Tentu saja tidak mengikuti jenis syair para pendahulunya Justru Balbel yang merupakan negeri pulau itu malah tidak mencirikan 'laut.

Selain Isbedi di Lampung juga banyak penyair yang telah menasional seperti  Dyah Merta, Iswadi Pratama,Budi P. Hatees, Panji Utama, Udo Z. Karzi, Ahmad Yulden Erwin, Christian Heru Cahyo, dan lain-lain. Menyusul kemudian Ari Pahala Hutabarat, Budi Elpiji, Rifian A. Chepy, Dahta Gautama kemudian disusul Dina Oktaviani, Alex R. Nainggolan, Jimmy Maruli Alfian, Y. Wibowo, Nersalya Renata, dan Lupita Lukman,  dan M. Arman AZ..

Selasa, 12 Januari 2016

Hadiri Peluncuran Antologi Sakarepmu:
Sekumpulan Puisi
Sakkarepmu !
Penyair Mbeling Indonesia


Sebuah antologi sebagai sekumpulan puisi yang tanggap akan perilaku ‘sakarepmu dewasa ini, sehingga membuat penyair mbeling berbuat ‘sekarep-nya dalam memotret perkembangan Indonesia dewasa ini.
Menutup tahun 2015 sebagai tahun-tahun pancaroba negeri puisi-puisi ‘sakarepmu dalam sekumpulan puisi yangbernama Sakkarepmu ini mewarnai khasanah sastra Indonesia.
Tempat :
Warung Apresiasi Bulungan
Rabu 2 Maret 2016
Pukul 19.30 sampai selesai
Koordinator: Aloysius Slamet Widodo.
Telpon:081682482
Ket :
Mohon kesediaan Sahabat Sakarepmu diharapkan hadir dalam kegiatan peluncuran terutama bagi yang dekat Jakarta dengan menghubungi terlebih dahulu Mas Aloysius Slamet Widodo.

4 siswa SMA Idramayu ikuti Antologi Puisi Nasional Penyair Mbeling Indonesia “Sakarepmu”.



   4 siswa SMA Idramayu , terdiri dari 1 siswa di SMAN 1 HAURGEULIS Kabupaten Indramayu dan 3 Siswa SMA NU Juntinyuat  Kabupaten Indramayu lolos seleksi dalam antologi bersama penutup tahun 2015 Penyair Mbeling Indonesia “Sakarepmu”.

   Kegitan seleksi Antologi Bersama Nasional Penyair Mbeling Indonesia diselenggarakan oleh Sanggar Sastra Meronte Jaring Indramayu asuhan penyair Rg Bagus Warsono.
   Mereka para siswa yang karya puisinya terseleksi itu adalah
1. Fitriyanti,
            siswa  di SMA NU Juntinyuat Indramayu.
2. Iis Sri Pebriyanti ,
            pelajar  di SMAN 1 HAURGEULIS Kabupaten Indramayu.
3. Nur Fajriyah,
           siswa SMA NU Juntinyuat Kelas XI IPS 1
4. Riza Umami,
            siswa SMA NU Juntinyuat Kelas XI IPA 1

Kegiatan antologi bersama nasional ini diikuti oleh 100 penyair / peserta yang turut berpartisipasi dalam pembuatan antologi.

“Merupakan suatu kebanggaan siswa dan sekolah bisa turut dalam antologi para penyair ternama. Dalam buku antologi ini tercatat nama-nama penyair terkenal seperti Slamet Widodo, Rg Bagus Warsono, Wardjito Soeharso,  Samsuri Sarman dan lain-lain” , ujar Drs. Edi Wiyatno , pengawas pendidikan menengah di Indramayu yang merasa turut bangga karena ke empat siswa tersebut dalam pembinaan di wilayah kerjanya.

Antologi Sakarepmu menurut rencana akan diluncurkan di Warung Apresiasi Bulungan Jakarta. (abd mappuji 11-1-16)

Kamis, 07 Januari 2016

Apa itu puisi

Berdasarkan dari bentuknya puisi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

Puisi Naratif , yaitu bentuk puisi yang bernarasi atau bercerita. Biasanya merupakan penjelasan panjang dari penyair tentang sebuah masalah atau tema tertentu. Puisi naratif ada yang dikemas dengan sederhana, ada juga yang sugestif dan rumit. Contohnya adalah epic, romansa, balada, dan syair.
Puisi Lirik, berbeda dengan puisi naratif yang cenderung berupa penjelasan panjang tentang tema tertentu, puisi lirik berisi luapan batin individual penyairnya. Contohnya adalah elegi, ode, dan serenade.
Puisi Deskriptif, yaitu bentuk puisi dimana penyair berperan sebagai orang yang menggambarkan sebuah kesan terhadap kejadian tertentu. Contohnya adalah satire, kritik sosial, dan puisi-puisi impresionitik.
Puisi Kamar, adalah puisi yang cocok dibacakan didalam ruangan yang pendengarnya hanya sang penyair saja dan seseorang (ruangan kecil).
Puisi Auditorium, adalah puisi yang cocok dibacakan untuk pertunjukkan dengan penonton yang banyak (ruangan besar)
Puisi Fisikal, yaitu bentuk puisi yang bersifat realistis (menggambarkan apa adanya).
Puisi Platonik, yaitu puisi yang bersifat spiritual atau kejiwaan.
Puisi Metafisikal, yaitu puisi yang bersifat filosofis dan tujuannya untuk mengajak pembaca (atau pendengarnya) untuk merenungkan tentang kehidupan dan ketuhanan.
Puisi Subyektif, bentuk puisi yang mengedepankan gagasan dan ide dalam diri sang penyair.
Puisi Obyektif, kebalikan dari puisi subyektif, dimana penyair mengedepankan perasaan di luar dirinya sendiri.
Puisi Konkret, yaitu bentuk puisi yang bersifat visual, puisi ini menjadikan typografi sebagai salah-satu hal yang penting dalam puisi.
Puisi Diafan, bentuk puisi yang sangat sedikit mengandung imajinasi. Puisi ini akan sangat mirip bahasanya dengan bahasa sehari-hari.
Puisi Gelap, yaitu puisi yang menggunakan terlalu banyak pengumpamaan dan simbol-simbol sehingga sangat sulit untuk dipahami maknanya.
Puisi Prismatis, yaitu puisi yang menyelaraskan kemampuan menciptakan majar. Dilakukan dengan menyusun pemilihan kata dan majas sedemikian rupa sehingga makna puisi tidak terlalu mudah dan tidak terlalu gelap juga untuk ditangkap oleh pembaca.
Pernasian, bentuk puisi yang mengedepankan nilai keilmuan. Karena itu, puisi bukan berasal dari proses imajinatif.
Puisi Inspiratif, bentuk puisi dimana penyair benar-benar memasuki alam imajinasinya. Suasana batin si penyair benar-benar menjadi inspirasi dari puisi inspiratif.
Puisi Demonstrasi, yaitu puisi yang memiliki gaya demonstrasi. Gaya paradoks dan ironi akan banyak digunakan dalam puisi ini, serta kata-kata yang menyulut semangat.
Puisi Pamflet, sama seperti puisi demonstrasi (dalam hal mengungkapkan protes sosial), hanya saja gaya bahasa yang digunakan adalah untuk mengungkapkan perasaan tidak puas akan keadaan. Akan terdapat banyak kata-kata tabu dalam puisi rendra yang gunanya untuk mengkritik suatu pihak.
Alegori, jenis puisi yang berisi cerita yang gunanya untuk menasehati tentang budi pekerti atau ajaran agama. Jenis puisi alegori yang terkenal adalah prable, yang dalam bahasa Indonesia berarti perumpamaan.
Akhirnya, itulah pengertian dan jenis puisi dari Om. Apa kalian sudah menemukan apa yang kalian sebut indah? Kalau belum, semoga kalian cepat menemukannya. Tentu saja dengan banyak membaca puisi dari berbagai sumber zaman, periode, atau bentuk.
Puisi Lama

Puisi lama adalah puisi yang masih terikat pada beberapa aturan, misalnya jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, persajakannya (rima), banyak suku kata di setiap baris, dan iramanya. Biasanya berupa puisi rakyat yang disampaikan melalui cerita mulut ke mulut, atau sederhananya, puisi lama berbentuk sastra lisan.

Ada beberapa jenis dari puisi lama, antara lain:

Mantra, berbentuk perkataan atau ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Biasanya digunakan sebagai mendia do’a untuk meminta kesembuhan, kekuasaan, kecelakaan, dan lain-lain.
Pantun, berbentuk persajakan dengan rima a-b-a-b, tiap bait terdiri dari 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, baris 1 dan 2 sebagai sampiran, 3 dan 4 sebagai isi.
Karmina, bentuknya sama seperti pantun, hanya saja karmina lebih pendek.
Seloka, berbentuk pantun berkait.
Gurindam, berbentuk persajakan dengan rima a-a-a-a. tiab bait terdiri dari 2 baris dan biasanya berisi tentang nasihat.
Syair, sama seperti gurindam, hanya saja tiap bait terdiri dari 4 baris.\
Talibun, berbentuk pantun genap yang terdiri dari 6,8, atau 10 baris.
Puisi Baru

Puisi baru adalah bentuk puisi yang tidak terikat pada terlalu banyak aturan, sehingga lebih bebas dari puisi lama. Baik dari segi jumlah baris, suku kata, persajakan, dan lain-lain. Puisi baru biasanya ditulis dalam bentuk rapi (simetris), persajakan akhir yang teratur, beberapa masih menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun sudah disisipkan pola yang lain, sebagian besar terdiri dari 4 larik, tiap-tiap barisnya merupakan sebuah gatra, dan tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar, terdiri dari 4-5 suku kata).

Puisi baru dibagi menjadi beberapa sub-bagian. Antara lain, berdasarkan isinya dan berdasarkan bentuknya.Berdasarkan isinya, puisi baru dibedakan menjadi balada, Himne, Ode, Epigram, Romance, Elegi, dan Satire. Berdasarkan bentuknya, dibedakan menjadi Distikon, Terzina, Quatrain, Quint, Sektet, Septime, Oktaf / Stanza, dan Soneta. Mengenai bentuk puisi baru ini mungkin akan Om berikan di lain waktu dalam undangan khusus ya.
A.PENGERTIAN
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.
Aturan- aturan itu antara lain :
1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris
5. Irama
Ciri puisi lama:
Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.

Contoh Puisi LAMA:
Saat di meja makan pertama:
muncul seribu bayangan duka
banyak yang berlalu, pagi itu
orang masih mabuk dengan impiannya
Dari radio keluar berita-berita basi, naiknya harga-harga
Bukan itu yang disebut perubahan!
“dimanakah sebernarnya keindahan bersemayam?”
Saat di meja makan kedua :
kesepian menekan tiba-tiba
ada jerit dari lorong tak bertepi
maka hidup hanya sebuah perjalanan lurus, tak berjiwa
bukan pengembaraan, bukan petualangan
:meneruskan yang sudah ada
padahal hidup berjalan ke depan
B. MACAM-MACAM PUISI LAMA
1. MANTRA
Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan. (ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib).
CIRI - CIRI MANTRA:
a. Mengandung rima dan irama.
b. Mengandung kekuatan gaib.
Contoh:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
2.GURINDAM
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India)
CIRI-CIRI GURINDAM:
a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.
b. Berasal dari Tamil (India)
c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.
Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
3. SYAIR
Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.
CIRI – CIRI SYAIR :
a. Setiap bait terdiri dari 4 baris
b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
c. Bersajak a – a – a – a
d. Isi semua tidak ada sampiran
e. Berasal dari Arab
Contoh :
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi subur (a)
Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)
Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan rupawan elok parasnya (a)
Adil dan jujur penuh wibawa (a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a)
4.PANTUN
Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.
CIRI – CIRI PANTUN :
1. Setiap bait terdiri 4 baris
2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
4. Bersajak a – b – a – b
5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
6. Umumnya terdiri dari 4 kata perbaris
7. Berasal dari Melayu (Indonesia)
Contoh :
Ada  pepaya ada mentimun (a)
Ada mangga ada salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Mari kita membaca sajak (b)
5.KARMINA
Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
CIRI - CIRI KARMINA :
1. Terdiri dari 2 baris 1 bait
2. Bersajak a - a
3. Baris 1 sampiran, baris 2 isi
4. Umumnya berisi sindiran
Contoh:
*)Sudah gaharu cendana pula (a)
  Sudah tahu bertanya pula (a)

**) Dahulu parang sekarang besi (a)
     Dahulu sayang sekarang benci (a)





GURINDAM DUA BELAS

karya: Raja Ali Haji

Satu

Ini Gurindam pasal yang pertama:

Barang siapa tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
Maka ia itulah orang yang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah,
Suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
Barang siapa mengenal dunia,
Tahulah ia barang yang teperdaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
Tahulah ia dunia mudarat.

Dua

Ini Gurindam pasal yang kedua:

Barang siapa mengenal yang tersebut,
Tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
Seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
Tidaklah mendapat dua termasa.
Barang siapa meninggalkan zakat,
Tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
Tiadalah ia menyempurnakan janji.

Tiga

Ini Gurindam pasal yang ketiga:

Apabila terpelihara mata,
Sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
Khabar yang jahat tiadaiah damping.
Apabila terpelihara lidah,
Niscaya dapat daripadanya paedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
Daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
Keluarlah fi’il yang tiada senonoh.
Anggota tengah hendaklah ingat,
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki,
Daripada berjaian yang membawa rugi.

Empat

Ini Gurindam pasal yang keempat:

Hati itu kerajaan di daiam tubuh,
Jikalau zalim segala anggotapun rubuh.
Apabila dengki sudah bertanah,
Datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
Di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela,
Nanti hilang akal di kepala.
Jika sedikitpun berbuat bohong,
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung.
Tanda orang yang amat celaka,
Aib dirinya tiada ia sangka.
Bakhil jangan diberi singgah,
Itulah perampok yang amat gagah.
Barang siapa yang sudah besar,
Janganlah kelakuannya membuat kasar.
Barang siapa perkataan kotor,
Mulutnya itu umpama ketor.
Di mana tahu salah diri,
Jika tidak orang lain yang berperi.

Lima

Ini Gurindam pasal yang kelima:

Jika hendak mengenai orang berbangsa,
Lihat kepada budi dan bahasa,
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
Sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
Lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
Bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
Di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.

Enam

Ini Gurindam pasal yang keenam:

Cahari olehmu akan sahabat,
Yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
Yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
Yang boleh dimenyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
Pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan ‘abdi,
Yang ada baik sedikit budi,

Tujuh

Ini Gurindam pasal yang ketujuh:

Apabila banyak berkata-kata,
Di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
Itulah landa hampirkan duka.
Apabila kita kurang siasat,
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Apabila anak tidak dilatih,
Jika besar bapanya letih.
Apabila banyak mencela orang,
Itulah tanda dirinya kurang.
Apabila orang yang banyak tidur,
Sia-sia sahajalah umur.
Apabila mendengar akan khabar,
Menerimanya itu hendaklah sabar.
Apabila menengar akan aduan,
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan.
Apabila perkataan yang lemah-lembut,
Lekaslah segala orang mengikut.
Apabila perkataan yang amat kasar,
Lekaslah orang sekalian gusar.
Apabila pekerjaan yang amat benar,
Tidak boleh orang berbuat honar.

Delapan

Ini Gurindam pasal yang kedelapan:

Barang siapa khianat akan dirinya,
Apalagi kepada lainnya.
Kepada dirinya ia aniaya,
Orang itu jangan engkau percaya.
Lidah yang suka membenarkan dirinya,
Daripada yang lain dapat kesalahannya.
Daripada memuji diri hendaklah sabar,
Biar dan pada orang datangnya khabar.
Orang yang suka menampakkan jasa,
Setengah daripada syirik mengaku kuasa.
Kejahatan diri sembunyikan,
Kebaikan diri diamkan.
Keaiban orang jangan dibuka,
Keaiban diri hendaklah sangka.

Sembilan

Ini Gurindam pasal yang kesembilan:

Tahu pekerjaan tak baik, tetapi dikerjakan,
Bukannya manusia yaituiah syaitan.
Kejahatan seorang perempuan tua,
Itulah iblis punya penggawa.
Kepada segaia hamba-hamba raja,
Di situlah syaitan tempatnya manja.
Kebanyakan orang yang muda-muda,
Di situlah syaitan tempat bergoda.
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
Di situlah syaitan punya jamuan.
Adapun orang tua yang hemat,
Syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru,
Dengan syaitan jadi berseteru.

Sepuluh

Ini Gurindam pasal yang kesepuluh:

Dengan bapa jangan durhaka,
Supaya Allah tidak murka.
Dengan ibu hendaklah hormat,
Supaya badan dapat selamat.
Dengan anak janganlah lalai,
Supaya boleh naik ke tengah balai.
Dengan kawan hendaklah adil,

Supaya tangannya jadi kapil.

Sebelas

Ini Gurindam pasal yang kesebelas:

Hendaklah berjasa,
Kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
Buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
Buanglah khianat.
Hendak marah,
Dahulukan hujjah.
Hendak dimalui,
Jangan memalui.
Hendak ramai,
Murahkan perangai.

Duabelas

Ini Gurindam pasal yang kedua belas:

Raja mufakat dengan menteri,
Seperti kebun berpagarkan duri.
Betul hati kepada raja,
Tanda jadi sebarang kerja.
Hukum ‘adil atas rakyat,
Tanda raja beroleh ‘inayat.
Kasihkan orang yang berilmu,
Tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
Tanda mengenal kasa dan cindai.
Ingatkan dirinya mati,
Itulah asal berbuat bakti.
Akhirat itu terlalu nyata,
Kepada hati yang tidak buta.

Tamatlah Gurindam yang duabelas pasal yaitu karangan kita Raja Ali Haji pada tahun Hijrah Nabi kita seribu dua ratus enam puluh tiga likur hari bulan Rajab Selasa jam pukul lima, Negeri Riau, Pulau Penyengat.

Sabtu, 02 Januari 2016

Penyair Ndeso yang Menasional (Bagian 2)

Penyair Ndeso yang Menasional (2)
Oleh Rg Bagus Warsono

Melekatnya penyair dan karyanya tidak sama persis dengan kepiawaian baca puisi atau banyaknya penampilan baca puisi oleh seseorang. Meski bisa saja sang penyair menjadi terkenal karena seringnya tampil baca puisi. Kepopulairan dari seringnya tampil baca puisi tidak seperti langgengnya sebuah karya cipta apalagi dibukukan. Jadi karya lebih dominan ketimbang ketenaran dari grafik penampilan baca. Kecuali talenta baca puisi itu dimiliki oleh penyair yang tidak saja memiliki karya hebat tetapi juga mampu tampil baca puisi yang memukau. Kita ambil contoh Rendra, disamping memiliki karya hebat juga baca puisinya membuat semua orang terpesona. Bahkan secara finansial honor hendra baca puisi lebih besar dari royaltinya sebuah buku antologi yang dipasarkan secara nasional. Oleh sebab itulah penulis dalam hal penyair yang menasional menitikberatkan pada karya penyair tersebut.

Diera net ini setiap orang bisa membuat daftar penyair, daftar sastrawan atau memasukannya pada situs-situs komersial dengan mengunggah data yang diinginkan. Bagi penulis itu sah-sah saja apabila si pengunggah memiliki bukti dan data yang dipegang. H B Jassin dan Korrie Layun Rampan telah memberikan contoh untuk tidak sembarang menentukan nama dalam pengelompokan penyair/sastrawan, sehingga sampai akhir hayatnya karyanya yang mengetengahkan nama penyair tetap menjadi referesi yang dipercaya. Jika Sosiawan Leak, Moh Moch Satrio Welang,Dimas Arika Mihardja, Bambang Widiatmoko, Kurniawan Junaedhiemengatakan nama penyair, itu benar dan dipercaya karena mereka adalah pelaku rekrutment puisi dari event -event nasional. Penulispun sejak 2011 memulai mendokumentasikan walau masih dalam taraf event kecil-kecilan disamping referensi lain.

Diera net juga menjadi kegelisahan para penyair muda berbakat karena simpang siurnya data yang dibuat para pengunggah daftar-daftar penyair sesuka hati. Sekali lagi bagi penulis itu sah-sah saja apabila si pengunggah memiliki bukti dan data yang dipegang dan dipertanggungawabkan. Karena telah banyak kebiasaan akademik yang ditinggalkan seperti krossing referensi, bukti yang dipegang dalam 'prasasti bentuk buku, atau media yang telah memenuhi stadar percaya. Kemudian kebiasaan baik seperti resensi dan bedah buku semakin jarang dan terakhir laporan hasil seminar yang juga jarang ada.

Sulit mengungkap semua penyair di propinsi tempat gudangnya Sastrawan, yang terkini dan menasional kita mengenal Ahmad Fuadi Abas . Tokoh ini mengingatkan sederet penyair sastrawan Sumatera Barat seperti Sutan Pamuntjak Nan Sati,Afrizal Malna, Ali Akbar Navis, Aman Datuk Madjoindo, Amran S.N., Anas Ma'ruf,Azwar Sutan Malaka, Carl Chairul, Chairul Harun, Darman Moenir, E.S. Ito, sastrawan, Hamid Jabbar, Idrus,
Irzen Hawer, Karim Halim, Leon Agusta, Lukman Ali, Marah Rusli, Motinggo Boesje, Rivai Apin, Rusli Marzuki SariaSariamin Ismail, Taufik Ismail,
Tulis Sutan Sati, Wisran Hadi, Zuber Usman, disusul kemudian penyair yang menasional terkini seperti Yusrizal K.W., penulis cerpen dan puisi;
Upita Agustine, penulis sajak; Raudal Tanjung Banua,Gus tf Sakai, penulis puisi, cerpen dan novel;Ali Akbar Navis, penulis novel;Adri Sandra, penyair, Penulis Buku Syair Terpanjang dari MURI;;Iyut Fitra, penyair Indonesia;Sastri Yunizarti Bakry, Soewardi Idris, Tamar Djaja, penulis roman;Zainuddin Tamir Koto, penulis sajak;Zelfeni Wimra, cerpenis, penyair, dan penggiat teater;Pinto Janir, penyair, penulis, wartawan, penulis lagu;Ragdi F. Daye, penulis cerpen dan puisi;Ray Rizal, sastrawan, penulis, wartawan; Umar Junus, penulis esai serta bayak lagi penyair asal Sumbar ini seperti masakan padang yang telah memberi rasa masyarakat di seluruh Tanah air. (dapat ditambahkan ......)

Sebelum menginjak ke propinsi selanjutnya penulis membuat puisi tentang dunia penyair berjudul "Dunia Penyair Itu" sedikit dapat memberi apresiasi tentang penyair , berikut puisinya:

Dunia Penyair.

Seperti tumbuhan pohon dalam hutan
Ada yang bermanfaat ada yang semak tak beguna
Ada yang tinggi rimbun dan mengayomi sesama ada yang terpencil tumbuh di atas batu.
Ada yang homogen dengan komunitasnya tersendiri ada yang unik dan langka
Ada yang sudah tua berbuah lebat dan ada yang baru tunas dengan kelopak kembang
Ada menjulang ada yang merambat mencari sandaran
Ada dirambati tumbuhan lain ada yang menjadi benalu
Ada yang beraroma khas ada yang berbau busuk bangkai
Ada yang berbunga indah namun ada yang berduri
Aku hanya tumbuhan ada di hutan penyair diantara heterogen hutan itu
Aku ingin menjadi pohon sono keling yang berguna sebagai kayu furniture Aku ingin menjadi bunga kantil dalam hutan yang mekar semerbak
Aku ingin menjadi durian menoreh yang nikmat dimakan
Atau aku menjadi rotan yang menjalar diantara semua pohon
Wanakaya, 15-7-14

Ternyata penyair itu memiliki beraneka keunikan dalam berkarya seperti juga masyarakat pada umumnya .

Ada banyak penyair dari Sumatera Selatan sepeninggal Syamsu Indra Usman (Alm) . Taufik Wijaya adalah penyair yang menasional lewat “1001 Tukang Becak Mengejarku”, kemudia ada Anwar Putra Bayu. Di deretan lain nama-nama seperti Syamsul Noor Al-Sajidi , Ade Muchklis T, Jalius Marbe, Dimas Agus Pelaz, JJ. Polong, Tommy, Toton Dai Prmana, Yunen Asmara, Zulkifli Hardy, dan Yos El Yass sudah tak asing dan melekat dengan Sumatera Selatan. Juga terdapat sederet penyair yang tidak bisa dilupakan seperti
 AL Sadjidi, Antonarasoma, Warman. P, Nurhayat Arif Permana, Ahmad Rapani Igma, Firdhamoest (M. Rahman Arpan), Ine Somad .

Mengenal Aloysius Slamet Widodo, Penyair Angkatan 2000

Aloysius Slamet Widodo, lahir di Solo, 29 Februari 1952, Penyair ini dikenal karena puisi - puisi mbeling-nya yang membuat orang tertarik untuk membaca. Karya antara lain  Potret Wajah Kita (Jakarta, 2004),Bernapas Dalam Resesi (Jakarta, 2005),Kentut (Jakarta, 2006),Selingkuh (Precil Production, Jakarta, 2007), Namaku Indonesia (Pena Kencana, Jakarta 2012). Penyair ini tinggal di Jakarta












puisinya adalah :
Slamet Widodo :
Republik Dagelan
Tersebutlah di Republik Dagelan
Dewan Perwakilan Rakyatnya Dagelan
seorang dengan rekam jejak yang kelam
bisa saja diangkat jadi ketua Dewan
ya .....namanya juga Republik Dagelan !
Ketua Dewan boleh menjual diri
manfaatkan jabatan tuk kepentingan diri
pelaku kejahatan dilindungi
pelapor kejahatan dihakimi
dituntut pencemaran nama baik ....masuk bui
ya....namanya juga Republik Dagelan!
Mahkamah Kehormatan Dewan
menjadi Mahkamah Kehormatan Dagelan
badan yang tugasnya menjaga kehormatan
boleh kehilangan kehormatanya
bila ada yang menggangu kursi
urusan etika boleh dilanggar
selama membahayakan koalisi
MKD boleh kehilangan kehormatan
selama ada rente yang didapatkan
bahkan menjadi lontepun dihalalkan
ya ....namanya juga Republik Dagelan!
Yang Mulia ............
hamba saluut keberanian Paduka
melanggar etika dengan santun didepan mata
hamba saluud keberanian paduka
mempertontonkan opera sabun dengan telanjang
hamba saluud keberanian paduka
melecehkan rakyat dengan tegas lugas dan tega
Yang Mulia ........
hamba salud keberanian paduka
berani dimaki .... berani dikutuk
berani diludahi .... berani dibajing bajingkan
tak semua orang punya mental seperti paduka
bisa ceria menutup mata
bisa tenang menulikan telinga
bisa relax mengingkari hati nurani
bisa tertawa urat malunya putus
dan wajah paduka tidak berubah
kelihatan kalem dan biasa saja
Yang Mulia adalah makluk langka
seperti bukan manusia !
Jakarta,10 Desember 2015

dari Antologie Sakarepmu

Jumat, 01 Januari 2016

"Penyair Ndeso yang Menasional" (bagian 1)

"Penyair Ndeso yang Menasional"
Rg Bagus Warsono

Menjadi penyair gak usah pergi ke kota apalagi ikutan audisi . Nulis aja di rumah sambil momong 'puthu. Bisa jadi sukses tampa disadari. Karena karya-karya yang monumental. Karena zaman bukan lagi zaman kuda gigit besi tetapi zaman 'gang kecil dibeton, zaman 'pesawat tv setebal triplex, zaman 'sepur pakai tiket , zaman pedagang sayur cantik seperti artis, zaman kopi zahe tapi gambarnya saja rasa jahe, zaman hp bukan zaman iterlokal,telegram di kantor telkom.
Jangan dikira mereka yang sukses dengan karya menasional mudah begitu saja digapai. Banyak liku berliku untuk menjadi penyair bek'en, tetapi dia tidak ndeso walau orang ndeso, tidak 'Ge eR, tapi percaya diri. jadilah apa yang diidamkan sukses cemerlang, mengapolo sampai bintang.
Dunia sastra tak mengenal batas, apalagi asal dilahirkan , kampung klutuk, kota kecil, nun jauh dari ramainya angkutan kota, penyair ndeso melabrak batas kota dan bertengger nama dan karyanya menasional .
Apalagi zamam 'modem asal baterai isi penuh jadilah bak bintang 'gubuk meceng' (sewaktu-watu terlihat, sewaktu-waktu bersinar, sewaktu-waktu ketutup mendung seperti musim hujan ini) . Tapi dia dan karyanya tidak demikian karena dia memang dari gugusan andromeda yang terus berkobar.
Bukan hanya laki-laki , perempuan ndeso juga. Orang tak menyangka, ibu yang suka mecuci baju di sungai atau yang tiap hari jualan dipasaran ternyata seorang penyair terkenal. Karyanya dihomati oleh banyak kritikus sastra, wajahnya mengisi berbagai situs baik yang amatiran maupun situs benua. Penyair ndeso kini tak lagi ndeso.
Menasional itu macam-macam seperti Tan Lioe Ie, ia menulis puisi tentang masa depan (mengikuti jejak pujangga besar Jayabaya dalam fersi lain) ada ada lagi karena karyanya yang monumetal sehingga menjulang, juga karena ketekunannya dalam komitment sebagai penyair yang memiliki jati diri dan ke-khas-an tersendiri.
Yang karena karya monumental kita mengenal Toto St Radik dengan "Indonesia setengah tiang",Kemudian Oka Rusmini karena "Putu Menolong Tuhan" , ada Nanang Suryadi karena "Negeri Menangis".
Menjadi penyair yang menasional tetep direkomendasi orang lain lebih dari seorang, lembaga dan pembaca serta pengakuan dari lembaga/ perguruan yang berkecimpung di bidang sastra, bukan oleh situs-situs yang bisa dipesan, apalagi penobatan kepanitiaan yang mendapat sponsor. Terutama sekali adalah pengadilan publik, publik (pembaca)-lah yang memutuskan vonisnya. Kini telah banyak karya sastra bagus yang perlu mendapat apresiasi . Mereka ternyata berasal dari berbagai pelosok nusantara. Penyair 'ndeso yang berkarya bukan main idahnya yang mewarnai jagat sastra Tanah Air.
Untuk memulai menyebut penyair ndeso yang menasional perlu sekali dibuat batasan apa/siapa sih penyair yang disebut menasional ? Penulis mencoba membuat batasan yang patokannya adalah karyanya bukan manusianya karena kata penyair melekat dengan karyanya itu. Lalu batasan ini penulis memberi tanda kutip 'karya yang memiliki berbagai aspek untuk dapat disebut nasional yakni: karya tersebut belum ada sebelumnya, sesuatu yang baru, unik, monumental, bermutu dan memiliki mafaat sebagai bacaan nasional (universal). Tentu saja akan mendapat bantahan dari berbagai pihak, ini dimaksudkan agar ada dasar yang bisa dipertanggung jawabkan.
Meski dari ndeso ia telah membuahkan karya monumental yakni karya yang slalu dikenang yang melekat atara karya dan penyairnya meskipun salah satunya yang disebut. Sebagai cotoh, misalnya ketika memyebut 'Kerawang-Bekasi, maka serta merta orang membayangkan pengarangnya Chairil Anwar. Atau menyebut 'Gadis Peminta-minta langsung orang mengingat Toto Sudarto Bachtiar.
Menyisir penyair ndeso yang menasional di seluruh nusatara ini tidak begitu mudah, tentu saja ada yang terlewatkan. Kita mulai dari Aceh tempat kelahiran penyair Lesik Keti Ara (LK Ara), seoranf pelopor penyair Aceh. Mereka adalah Sulaiman Juned ,Soerya Darma Isman, Moritza Thaher, Udin Pelor, Muhrain, Herman RN, Rahmi Soraya ,ZulKirbi. Sumut M Raudah Jambak.
Sedang di Sumatera Utara sebagai tempat banyak sastrawan nasional terkenal seperti Amir Hamzah, Amal Hamzah, Sanusi Pane, Armijn Pane, Bokor Hutasuhud, Hamsad Rangkuti kita dapat menyebut beberapa nama seperti : penyair Anwar bayu Putra yang terkenal berkat Ritus Pisau.
Anwar Bayu Putra
Dari Riau dan kepulauan Riau banyak sekali penyair populair saat ini, bahkan yang 'ter sulit dibedakan, tetapi ada yang bertegger papan atas seperti Sastra Riau, dan Idrus Tintin, Peraih Bintang Budaya Parama Dharma 2011 ini dikenal sebagai pembaharu seni teater Melayu khususnya di Riau. Dalam berkarya, ia sanggup menjadikan hal-hal yang tragedik menjadi komedik, disamping itu banyak lagi yang mulai bersinar terang.Sedang penyair tenar lain Hasan Junus telah meninggalkan kita semua.
.Adalah Dimas Arika Mihardja yang terkenal lewat "Sang Guru Sejati ini mampu memotifasi penyair lain di Jambi , sebut misalnya,Em Yogiswara dan Buana K. S yang mulai menjanak namanya. Disamping itu ada Ari Setya Ardhi dan Acep Syahril, penyair terkenal asal Jambi. Jambi kini mulai terlihat deras melahirkan penyair-penyair kondang
.................(bersambung)