Selasa, 25 Desember 2018

Sambut Lumbung Puisi VII 2019. Anak Cucu Pujangga

Anak Cucu Pujangga (ACP) adalah tema luas Lumbung Puisi ke-7 tahun 2019 yang dimulai 22 Desember 2018 sampai 21 April 2019. Tema ini sengaja diberikan untuk memeilihara sastra Indonesia bahwa sastra memiliki generasi berkelanjutan yang tak terputus oleh bentuk tragedi apa pun di Indonesia.
Sebagaimana telah di singgung dalam berbagai buku dan pendapat serta teori-teori genetika. Maka anak cucu pujangga tidak saja memarisi terhadap keturunan langsung tetapi juga pada diluar keturunan terhadap murid langsung atau tidak langsung. Oleh karena itu penyair yang mengirim puisi di Lumbung Puisi VII 2019 dapat mencantumkan nama orang tua atau kakek sastrawannya baik keterunan langsung maupun tidak langsung.
Generasi dapat ditimbulkan melalui biologis maupun psikologi. Wajar bila orang menyebut 'anak biologis dan ' anak idiologis .
Nama besar kakek atau orang tua langsung dapat ditul;is di nama penyair agar nama orang tua kita ikut menjadi bagian karya kita. Disamping itu faedah lain yaitu mengangkat nama orang tua.
Demikian seorang penyair menunjukan kebesaran budi dan kerendahan hati serta senantiasa mengingat jasa orang tuanya.
Tentu saja nama embel-embel itu hanya terdapat di antologi ini dan tidak melekat untuk menjadi nama selanjutnya dalam situasi yang lain.
Anak Cucu Pujangga memberikan ruang kreativitas bahwa sastra itu sebetulnya adalah 'garis lurus geneteka dari'sononya. Semoga dengan Anak Cucu Pujangga ini duania sastra semakin semarak dengan kreativitas-kreativitas baru yang pantas untuk dibaca semuanya .
(Rg Bagus Warsono, 22-12-18)

Kamis, 29 November 2018

Antologi Terkenal Terbaru di Indonesia karya Rg Bagus Warsono: Kemeja Putih Lengan Panjang


                                           Rg Bagus Warsono

Tambatkan Semaumu

Tambatkan semaumu
dengan tambang penuh sambungan
Biarkan alam mengadili perahumu
dengan mesin mati penuh jelaga
kayu yang penuh karat paku papan
bendera robek robek
untuk bermain anak-anak pantai
untuk menyambut musim hujan
Indramayu, 2004




Sebuah Simbolik

Seperti halnya orang orang munafik dengan perkataannya. Ia tidak mengakui dasar negaranya sendiri, kemudian ia hidup di negeri orang, Di hati kecilnya ia merasakan keunggulan dasar negaranya sendiri yang memberi rasa aman dalam kebinnekaan, dibanding dasar negara lain yang ia rasakan di negri rantau.
Kemudian orang-rang munafik itu menggemborkan untuk memgingkari jasa-jasa para pejuangnya termasuk proklamator, namun tanpa sadar bajunya yang ia sukai adalah baju yang sudah melekat dengan sang proklamator yang ia gemborkan untuk diingkari.
Lalu pada sebagian pegawai negeri, mengingat otonomi daerah dipengaruhi oleh politik bupati atau walikota yang merupakan anggota partai, dengan lucunya di awal-awal presiden terpilih menjabat mereka mencibir dan bahkan menghina. Namun ketika presiden menerapakan kemeja putih lengan panjang sebagai salah saru baju seragam, mereka menyukainya.
Ada sebuah karakter negatif tanpa sadar terjadit di masyakarak kita. Dinamika orang yang tanpa berfikir tetapi mengikuti ajakan saja apa yang bersifat umum melalui sosial media, kemudian ia dalam prakteknya menjalani apa yang justru ditolaknya itu.
Kemunafikan itu diredam dengan sederhana yaitu  hanya baju putih lengan panjang. Ini makna simbolis, sebuah ajakan utuk perubahan mental. Walau kesucian yang diharapkan itu lahir bathin, namun setidaknya awal kecintaan dan penanaman itu dimulai dari hal-hal yang bersifat lahiriah.
Sejauh mana baju putih lengan panjang ini memiliki makna simbolis kejujuran bagi pemakainya, tergantung dari mental itu sendiri apakah didapat perubahan atau justru sebaliknya. Namun demikian Kemeja Putih Lengan Panjang ini sungguh sesuatu yang memiliki makna berarti termasuk antologi ini sebagai pencerah penyejuk hati semua pembaca budiman.

Rg Bagus Warsono, nama lainnya Agus Warsono lahir di Tegal 29 Agustus 1965. Ia dibesarkan dalam keluarga pendidik  yang  dekat dengan lingkungan buku dan membaca. Ayahnya bernama Rg Yoesoef Soegiono seorang guru di Tegal, Jawa Tengah. Rg Bagus Warsono menikah dengan Rofiah Ross pada bulan Desember 1993. Dari pernikahan itu ia dikaruniai 2 orang anak. Ia mulai sekolah dasarnya di SDN Sindang II  Indramayu dan tamat 1979, masuk SMP III Indramayu tamat tahun 1982,  melanjutkan di SPGN Indramayu dan tamat 1985. Lalu ia melanjutkan kuliah di D2 UT UPBBJJ Bandung dan tamat tahun 1998, Kemudian kuliah di STAI di Salahuddin Jakarta dan tamat 2004 , pada tahun 2011 tamat S2 di STIA Jakarta. Setelah tamat SPG, Rg Bagus Warsono menjadi guru sekolah dasar, kemudian pada tahun 2004 menjadi kepala sekolah dasar, dan kemudioan 2015 pengawas sekolah. Tahun 1992 menjadi koresponden di beberapa media pendidikan seperti Gentra Pramuka, Mingguan Pelajar dan rakyat Post. Pada 1999 mendirikan Himpunan Masyarakat Gemar Membaca di Indramayu. Menjadi anggota PWI Jawa Barat. Rg Bagus Warsomo juga menulis di berbagai surat kabar regional dan nasional seperti PR Edisi Cirebon, Pikiran rakyat, Suara karya dan berbagai majalah pendidikan regional maupun  nasional.
Karya : a. Puisi
1. Bunyikan Aksara Hatimu, Sibuku Media , Jogyakarta 2013
2. Jakarta Tak Mau Pindah, Idie Publising, Jakarta 2013
3. Jangan Jadi sastrawan, Indie Publising, Jakarta 2013
4. Si Bung , Leutikaprio, Jogyakarta , 2014
5. Mas Karebet, Sibuku Media, Jogyakarta, 2014
6. Satu Keranjang Ikan, Sibuku Media, Jogyakarta, 2015
7. Surau Kampung Gelatik, Sibuku Media, Jogyakarta, 2016
8. Mencari Ikan sampai Papua, 8 Penyair, Penebar Pustaka, Jogyakarta.,2018. b. Buku:
1. Bincang-bincang Penyair , Penebar Pustaka, 2018
2. Geliat Penyair Indonesia, Penerbar Pustaka, 2018
c. Cerita Anak : 1. Kopral Dali, Sibuku Media, Jogyakarta 2014
2. Meriam Beroda, Sibuku Media Jogyakarta 2015
3. Pertempuran Heroik di Ciwatu, Jogyakarta 2016
4. Kacung Ikut Gerilya, Jogyakarta 2016
Penghargaan: 
Penulis Cerita Anak, Depdikbud 2004

Selasa, 30 Oktober 2018

Rg Bagus Warsono dalam Lambaian Pramugari (181 Penumpang Lion Air )

Rg Bagus Warsono

 Lambaian Pramugari (181 Penumpang Lion Air)

tersenyum menutup pintu badan pesawat
derai rambut dan dasi kecil
angin bandara hari itu
menahan jari lentikmu terbuka melambaikan salam
tangga pesawat mudur perlahan
pintu pesawat menutup diri
dengan 181 nyawa
terbang
menuju pulaumu bangka di bandara lain pangkal pinang.
Deru halus meninggalkan asap putih
lalu memudar menjadi awan kecil-kecil
181 dalam doa
memejamkan mata
sudahkah di bandara lain
Terbangmu sebentar padahal bandara masih jauh
Kau singgah di pelabuhanMu.

Rg Bagus warsono 29-Oktober 2018

Minggu, 14 Oktober 2018

Siti Soendari, adik bungsu dr. Soetomo

Siti Soendari, adik bungsu dr. Soetomo
Santo Koesoebjono
12345
Want to Read
No ebook available.

Siti Soendari, adik bungsu dr. Soetomo
Cet. 1.
Santo Koesoebjono, Solita Koesoebjono-Sarwono
Published 2008 by Pustaka Fahima in Yogyakarta .
Written in Indonesian.
About the Book
Biography of Siti Soendari, spouse of Koesoebjono, a former mayor of Semarang and also a youngest sister of Dr. Soetomo, an Indonesian nationalist.

Edition Notes
Includes bibliographical references.

Classifications
Library of Congress
MLCSE 2011/01879 (D)
The Physical Object
Pagination
xviii, 173 p. :
Number of pages
173

Rabu, 19 September 2018

Mengenal Bapak Dr Suhaeli, MSi.


Dr H Suhaeli MSi, adalah seorang sesepuh guru di Kabupaten Indramayu yang tidak asing bagi masyarakat di Indramayu. Kiprahnya tak diragukan lagi semenjak usia muda hingga saat ini. Mula menjadi guru di Sekolah Pendidikan Guru di Indramayu. Kariernya terus meningkat karena dedikasi dan prestasinya yang luar biasa. Kepala Sekolah hingga jabatan puncaknya sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu.
Dr H Suhaeli tak berhenti sampai di situ, berakhir jabatan sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu membaktikan dirinya sebagai pengayom pendidikan di Dewan Pendidikan Kabupaten Indramayu sebagai Ketua. Dan atas dukungan masyarakat Ia dicalonkan menjadi Anggota DPRD Kabupaten Indramayu untuk periode 2019-2024 melalui partai Golkar.
Dr H Suhaeli juga menulis berbagai buku dan artikel pendidikan yang sangat bermanfaat. Desertasinya dalam ilmu pendidikan menyoroti tentang bagaimana peran masyarakat pesisir dalam pendidkan. (rg Bagus warsono, sastrawan di Indramayu)

Sabtu, 08 September 2018

Memperkenalkan Si Kacung Ikut Gerilya


Wisata Kuliner Ikan bakar Pondoh di tengah kebun Salak Pondoh di Pesawahan Kabupaten Kuningan





Mengunjungi Situs Sejarah Cirebon di Mbah Jenek Sidawangi

 Situs Mbah Jenek adalah situs peninggalan para pahlawan Cirebon. Mbah Jenek atas pengabdiannya mengawal Mbak Kuwu Sangkan (Pangeran Cakrabuana) diberi hadiah padukuhan Sidawangi dan diberi gelar Pangeran Jenek. Ia kemudian menetap (Jenek) di Sidawangi. Situs ini berada di dukuh Seureuh Beureum (Sirih Merah) desa Sidawangi Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon.
                                Mushola Mbah Jenek


                                Masjid Seureuh Beureum desa Sidawangi
                                Situs Sejarah Mbah Jenek





Kamis, 06 September 2018

Lastry Jayantih, SPd. Guru SDN 2 Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon Pewaris Tari Tradisional Khas Cirebon.


Di SDN 2 Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Sumber tedapat seorang guru yang memiliki talenta menari khas Cirebon yakni tari Pembuka Pertunjukan yang biasa ditarikan di Keraton Cirebon. Sulastri, demikian nama panggilan guru tersebut mengajari tari pambuka di depan murid-muridnya dengan luwes dan piawai. Lastry Jayantih, SPd. adalah guru yang termasuk langka dikarenakan memiliki darah seni tari yang sangat jarang dimiliki masyarakat Cirebon, padahan tarian pambuka ini sangat penting dipelajari sebagai tari khas Cirebon yang kini nyaris punah. Lastry mengaku mewarisi tari ini dari orang tuanya yang juga seniman. Kepala SDN 2 Sendang,  Sumber, Juju Juhayati, SPd merasa bangga memiliki guru-guru yang potensial seperi Lastry Jayantih. 

Selasa, 04 September 2018

Memperkenalkan Si Kacung Ikut Gerilya di SDN 1 Sidawangi Sumber Kabupaten Cirebon


Ibu N Arti Karyati, MPd.I , kepala SDN 1 Sidawangi Kecamatan Sumber Kabupaten Indramayu, menerima kenang-kenangan buku dari penyair Rg Bagus Warsono di Cirebon.

Ibu Suoh, SPd. Guru SD 1 Sidawangi Sumber, Kabupaten Cirebon 36 Tahun Mengajar Membaca di Kelas 1 SD

Ibu Suoh, demikian dikenal di Kecamatan Sumber sebagai guru senior yang akrab dengan kelas rendah (kelas 1 di sekolah dasar). Ia adalah sosok guru yang tak diragukan lagi pengabdiannya. 36 Tahun telah mengabdi sebagai guru sekolah dasar, tetapi Bu Suoh selalu mengajar di kelas 1 SD. Meski pada saat penulis menemui beliau yang sudah beberapa bulan lagi pengsiun, tampak guru ini di usia 59 tahun masih semangat dan terlihat masih muda. Bu Suoh adalah juga seorang ibu bagi warga Paniis, Pesawahan karena ia adalah seorang penggerak PKK di desa Paniis atau seorang istri dari Kepala Desa Paniis.
Pengabdian Ibu Suoh tak diragukan lagi, 36 tahun telah mengajari anak-anak desa untuk bisa membaca dan berhitung permulaan. Tak terhitung berapa anak-anak hasil didikannya yang kini telah menjadi orang-orang sukses. Di hari -hari jelang Pensiun ini ibu Suoh masih tetap bersemangat dan tetap terus mengabdi dui dunia pendidikan hingga memasuki masa pensiun yang sudah sangat dekat. (rg bagus warsono, 3-9-19)