Susilo B. Utomo
NUN
nun
demi pena
dengan segala hal yang kita tulis
nun
demi mata
dengan segala hal yang kita lihat
nun
demi Kau
dengan segala hal yang tidak aku punya
[bandung, 19/1/2020]
Sunrise
kalau matahari bersembunyi di balik kabut
masihkah kau tunggu sunrise:
di puncak Bromo
angin bertiup kencang
dingin menusuk tulang
masihkah kau cari hangatnya matahari:
di puncak Bromo
Sedang ada yang lebih hangat dari matahari
di sini
di dalam hati
terbit tak pernah sembunyi
[bandung, 6/5/2020]
Susilo B. Utomo
Lahir di Semarang, 19 Januari 1964. Menulis puisi sejak masih duduk di bangku sekolah menengah hingga sekarang. Karya puisinya tersebar di berbagai media. Saat ini sedang aktif mendalami Hakai, puisi tradisional Jepang.
NUN
nun
demi pena
dengan segala hal yang kita tulis
nun
demi mata
dengan segala hal yang kita lihat
nun
demi Kau
dengan segala hal yang tidak aku punya
[bandung, 19/1/2020]
Sunrise
kalau matahari bersembunyi di balik kabut
masihkah kau tunggu sunrise:
di puncak Bromo
angin bertiup kencang
dingin menusuk tulang
masihkah kau cari hangatnya matahari:
di puncak Bromo
Sedang ada yang lebih hangat dari matahari
di sini
di dalam hati
terbit tak pernah sembunyi
[bandung, 6/5/2020]
Susilo B. Utomo
Lahir di Semarang, 19 Januari 1964. Menulis puisi sejak masih duduk di bangku sekolah menengah hingga sekarang. Karya puisinya tersebar di berbagai media. Saat ini sedang aktif mendalami Hakai, puisi tradisional Jepang.