Sabtu, 23 Mei 2020

69.Barokah Nawawi Pintu Langit Ramadhan

69.Barokah Nawawi

Pintu Langit Ramadhan

Ya Allah, di ujung malam ini aku bersimpuh
Mengetuk pintu langit ampunan Mu
Dengan air mata sesal yang mengalir tanpa henti.

Kusadari betapa tebal kerak-kerak dosa
Yang telah kutoreh sepanjang perjalanan waktu
Adakah penyesalan masih bermakna bagi-Mu
Bagi diri ini yang selalu mengulang dosa dan maksiat
Meneriakkan kebohongan demi kebohongan
Yang tak pernah jelas ujung pangkalnya
Selain hanya sekedar mengipasi selera massa yang riuh.

Dan kini bumiku dilanda bencana
Yang meluluh lantakkan seluruh sendi kehidupan.
Hingga akhirnya Ramadhan tahun ini hanya di rumah saja
Merenungi dan menyesali yang tak mungkin kembali.

Dan malam ini kembali aku bersimpuh
Terus mengetuk pintu langit Ramadhan tanpa henti
Berharap anugerah akan kesempatan baru yang Kau berikan
Untuk memperbaiki kembali bumi ini
Demi anak cucu kami
Ampuni kami, Tuhanku.

Semarang, Mei 2020








Barokah, lahir di Pacitan 18 Agustus 1954.
Menulis puisi sejak remaja di berbagai media massa.
Buku antologi puisi tunggalnya, Bunga bunga semak, diterbitkan Pustaka Haikuku 2017.Buku haiku tunggal, Serampai Haiku Pancaran Hati, diterbitkan Pustaka Haikuku 2019.Ikut antologi puisi bersama dengan Lumbung Puisi, antara lain, Mblekethek, Anak Cucu Pujangga, dan Perjalanan Merdeka.Saat ini berdomisili di Semarang sebagai seorang pensiunan dari PT Telkom.