64.Erena Marsiana
Pada Sepertiga Malam
Di kesepian malam
Jiwa meronta resah
Termenung kulminasi dosa
Merangkai kembali belenggu lupa,
Walau sebatas bayang kelam
Mengenang pekik perbuatan
Abu-abu, antara dosa dan amal
Lalu segera bangkit dari
lelapnya tidur
Diri masih bertanya
Apa yang sedang terjadi?
Jam dinding berdetak
melampaui tengah malam
Memecah keheningan sukma
Dinding-dinding membeku oleh embun
Di kejauhan hanya terdengar sayup
suara binatang malam
Hingga membuat bulu kuduk berdiri
Tetapi ini dinding hati,
Niat sudah bulat,
Tekad sudah berapi-api
Kalau tidak sekarang, kapan lagi?
Di tengah kebekuan malam
Kaki-kaki melawan kaku
Beranjak mengambil wudhu
Sembari melafazhkan asma-Mu
Raga memberanikan diri
menghadap istana-Mu yang megah
Untuk tunduk sujud dipangkuan-Mu
Hamba yang hina tak berdaya,
Mengharap dosa-dosa berguguran,
Melalui celah do’a-do’a yang dipanjatkan
Do’a Penghujung Ramadhan
Gema takbir memecah angkasa
Pertanda bulan yang suci ini
perlahan meninggalkan diri
Ia ada diantara bulan-bulan
yang penuh dengan harapan
Terasa sangat istimewa,
Karena dinanti-nanti berjuta umat
Bulan seribu bulan
Manusia berlomba menuju fitrah,
Ramadhan nama bulan ini
Kini hanya tersisa kenangan,
ketika amal perbuatan baik diganjar
berlipat-lipat
Berharap umur dipanjangkan
Diberikan nikmat sehat
Seraya memanjatkan do’a
dipertemukan
kembali dengan bulan suci itu
Ramadhan, kami semua merindukanmu