Senin, 18 Mei 2020

8. Hasani Hamzah TARAWEHAN DI RUMAH SAJA

8. Hasani Hamzah

TARAWEHAN DI RUMAH SAJA

Di malam pertama Ramadhan tiba
Dirikan taraweh di rumah saja
Keluarga kecil dalam shaf kecil
Aku berdiri di depan sebagai imam
Di belakangku anak dan istri bermakmum
Aku angkat takbir, Allahu Akbar
Suaraku bergetar menggetarkan langit - langit kamar
Alunan merdu suaraku menerobos bilik sunyi
Tikus - tikus mengintip bersembunyi
Cecak berdecak terkagum - kagum

Anakku senang walau taraweh di rumah saja
Katanya, serasa shalat di masjid besar
Dipimpin imam dari Yaman





Di rumahku yang kecil tetapi indah
Aku adalah imam besar alhamdulillah
Hafal qur'an juz tiga puluh
Biar peluh mengucur tak mengeluh
Sebagai imam aku menambah hafalan surahku
Agar anakku tak bosan dengan tiga qul

Malam pertama kami lalui bersama
Di malam - malam berikutnya
Tarawehan tetap di rumah saja
Sumenep, 04 Ramadhan 1441 H/27 April 2020 M

BOCAH KAMPUNG RAMADHAN

Kaki - kaki kecil menapaki jalan
Bocah - bocah kampung dengan obor di tangan
Riang gembira menyambutl Ramadhan tiba

Sarung diselempangkan
Kopiah di kepala tak beraturan
Lorong - lorong penuh cahaya
Barisan benderang mengusir kegelapan

Memasuki halaman sebuah surau
Obor ditiup dipadamkam
Sepotong bambu disandarkan
Gemercik air berjatuhan
Sarung dan kopiah dibetulkan

Bahu demi bahu, lutut - lutut merapat
Duduk bersila saling berlirikan
Ada yang berbisik sambil cekikikan
Lalu tertunduk diam saat wak haji datang

Tiba saatnya tukang iqamat
Jamaah berdiri memulai shalat
Imam bertakbir, fatihah dibaca hingga akhir
Gemuruh amin terdengar lantang di belakang
Inilah amin paling panjang








Di akhir rakaat imam bersalam
Bocah - bocah melirik ke kanan dan ke kiri
"Allahumma Antassalam"
Bocah - bocah berdiri lantas jalan
Merebut kembali obornya
Dan berlari sekencang - kencangnya

Sumenep, 03 Ramadhan 1441 H/26 April 2020 M

HASANI HAMZAH lahir di Sumenep pada 16 Agustus 1974. Ayah dari satu orang anak bernama Ega Novela Indah Nian ini selain menulis puisi, cerpen dan lakon drama anak. Menjadi pembina kelompok teater Cemara Sekolah Dasar Negeri Sapeken V, penggerak dan ketua Komunitas Malam Puisi Anak Pulau. Selain menggeluti dunia seni sastra dan pendidikan juga menjadi  penggiat budaya, khususnya budaya suku Bajau di Sumenep kepulauan. Karyanya terkumpul baru dalam tiga buku antologi bersama dan tidak banyak lagi.