Selasa, 06 Agustus 2019

Wanto Tirta dalam : CATATAN DARAH

Baiklah kita ulas kembali puis-puisi Internasional. Wanto Tirta tokoh penyair Ajibarang Bamyumas ini menampilkan Catatan Darah. Sebuah 'catatan puisi yang cukup menarik dan perlu dibaca oleh pecinta sastra Indonesia. Berikut karya Wanto Tirta dalam :

CATATAN DARAH

kubuka catatan dari lembarlembar

buku harian

dentuman bom

mengalir darah

di tanah darah

jiwa anakanak piatu

jandajanda papa

suamisuami pedang

bermandi darah

membangun jiwa baja

langit mesiu runtuh menutup masa

atap rumah awan

tangis dan desingan peluru

menyatu keseharian menyayat hati

doa bumi teraniaya

sampaikan ke tanganmu

maha pembebas tanah milik negeri

airmata darah leleh derita

tak lelah bersandar pada kemuliaan Tuhan

kesatuan asa dan tekad

membungkus cinta perjuangan menyatukan merah putih dalam genggam

masihkah garuda memeluk kasih

sembuhkan lukaluka menahun

oleh sayatan pisau keserakahan maupun nafsu angkara yang membabibuta merebut kebebasan peradaban anak bangsa

ada tangis angin dari nisan nenek moyang

yang rapuh tertutup rerumputan

terlupakan oleh sanak keturunannya

ada sebatang bambu runcing masih jelas terpampang bertulis darah

terpatri di pusara

seolah berkata

ini pusar bumi tempat paku cinta

menancap bebas dari belenggu ketidak adilan dan kesewenang-wenangan rezim kekuasaan

Simak bait terkhirnya

01082019




Simak bait terkhirnya

//...//ada tangis angin dari nisan nenek moyang

yang rapuh tertutup rerumputan

terlupakan oleh sanak keturunannya

ada sebatang bambu runcing masih jelas terpampang bertulis darah

terpatri di pusara

seolah berkata

ini pusar bumi tempat paku cinta

menancap bebas dari belenggu ketidak adilan dan kesewenang-wenangan rezim kekuasaan//....//.

Salah satu bait Wanto Tirta dalam puisi itu dengan pilihan diksi yang cermat ia menulis tentang keadaan Indonesia. Bahwa pencarian itu ditemukan untuk diungkap yakni sebuah kecintaan terhadap Tanah Air itu sebuah cinta yang sudah tertanam sekan bambu yang menancap di puser bumi Indonesia.

Kemerdekaan tak berarti dari tangis dan penyesalan, tetapi karena kebijakan. Perumpamaannya dalam puisi itu ketara di tiap baitnya, memberi jelas tentang kemerdekaan sekarang ini.

Wanto Tirta menyadari sepenuhnya bahwa ada perintah atau mereka iba sendiri bila ketidak-nyamanan, apala bila ada kesewenang-wenangan dari pemerintahan sekaramg ini. Ia menyangka pemerintah atau juri sudi lebih banyak Memanusiakan ,manuisia. Beriku bari-baris terakhi puisinya. Simak bait terkhirnya:

ini pusar bumi tempat paku cinta

menancap bebas dari belenggu ketidak adilan dan kesewenang-wenangan rezim kekuasaan. (Rg Bagus warsono, kurator sastra di Himpunan Masyarakat Gemar Membaca.