Jumat, 09 Agustus 2019

Brigita Neny Anggraeni, KEBEBASAN


Brigita Neny Anggraeni adalah penyair asal semarang, berlatar belakang dokter psikolog namun rajin menulis puisi. Berikut puisi Brigita Neny Anggraeni :

KEBEBASAN

bebas merdeka jiwaku

kunikmati kebebasanku

keinginanku hanya satu

agar terbebaskan juga jiwamu

aku tak akan membebanimu

dengan kesimpulan

aturan-aturan

tak juga pandangan

cukup sudah dirimu

otakmu, jiwamu

tak terbebani doktrin kaku

dogma yang tak lagi berlaku

aku tak membaca pikiran lain

hanya baca pikiran sendiri dalam batin

kebebasan

bebaskan dari segala beban

angan-angan

kekawatiran

ketakutan

oh, damainya jiwaku





Puisi terkadang dipengaruhi latar belakang penulisnya meski tidak selalu disetiap saat memegang pena. Seperti halnya Brigita Neny Anggraeni penyair cantik yang rajin menulis puisi ini, bicara dalam puisi "Kebebasan" dengan perasaan jiwanya. Sudut pandang tentang kemerdekaan itu dilihat dari kebebasan jiwa seseorang. Bahwa kemerdekaan itu dimiliki oleh jiwa ini, jiwa yang tak terbebani dan bebas. Baginya kemerdekaan itu adalah kedamaian hati yang terlepas dari segala beban.

Brigita Neny Anggraeni bercerita dalam tiap baitnya pengertian-pengertian kemerdekaan itu dalam apa yang dialaminya secara psikologis. Namun juga kemerdekaan merupakan harapan bahkan angan-angan juga ketakutan hati.

//.../ukup sudah dirimu

otakmu, jiwamu

tak terbebani doktrin kaku

dogma yang tak lagi berlaku/..//

/aku tak membaca pikiran lain

hanya baca pikiran sendiri dalam batin

kebebasan

bebaskan dari segala beban/...//

Demikian puisi memang unik untuk dipelajari. Pedan puisi karya Brigita Neny Anggraeni ini tentu tentang kemerdekaan jiwa manusia. Ia hendak mengatakan bahwa kita hidup dalam aturan hukum namun tergantung jiwa seseorang menerima atau tidak , sebab angan-angan dan kekhawatiran itu menjadikan diri seseorang ketakutan sehingga tak merdeka jiwanya. Ia menginginkan kedamaian dalam merdeka. Seperti ia tegaskan dalam bait penutupnya :

//.../angan-angan

kekawatiran

ketakutan

oh, damainya jiwaku//.

(Rg Baguss Warsono, kurator di Himpunan Masyarakat Gemar Membaca)