Senin, 12 Agustus 2019

Puisi Hasani Hamzah SEPASANG WARNA

Berikutnya kita simak kembali puisi-puisi internasional. Kali ini kita ulas puisi Karya Hazani Hasani Hamzah penyair asal Madura. Hasani Hamzah namanya kian dikenal dan termasuk yang aktif dan produktif di Madura menyusul penyair-penyair lainnya . Madura dikenal sebagai gudang penyair Jawa Timur yang kebanyakan dari kalangan pesantren di Madura.

Berikutnya kita simak kembali puisi-puisi internasional :

Puisi Hasani Hamzah

SEPASANG WARNA

Sepasang warna adalah bendera

Adalah juga usia

Yang berkibar dan melambai

Dalam sepi aku merindu kampung halaman

Tempatku dilahirkan

Dan menyusu cintamu

Ibu, lagu mu tetaplah merdu

Di musim yang retak

Bukan bintang-bintang atau bianglala

Yang kau pinta

Hanya sepasang warna sebagai bendera

Yang ingin terus kau tancapkan

Dihalaman pagi

Bagi anak-anak sejarah mu

Sapeken – Sumenep, 25 Juli 2019

Hasani Hamzah juga menjadikan objel Merah Putih, dwi warna bendera negara kita sebagai sorotan puisinya. Bendera Negara Indonesia yang secara singkat disebut bendera negara adalah Sang Merah Putih atau Sang Saka Merah Putih, atau Merah Putih, atau kadang disebut Sang Dwiwarna (dua warna) ini memiliki kesaktiannya tersendiri.

Hasani Hamzah merangkum tentang merah putih itu. diambil dari warna panji atau pataka Kerajaan Majapahit pada abad 13 itu adalah dualisme alam yang saling berpasangan. Sejarah menyebut menyebut penggunaan bendera merah putih dapat ditemukan dalam Pararaton; menurut sumber ini disebutkan balatentara Jayakatwang dari Gelang-gelang mengibarkan panji berwarna merah dan putih saat menyerang Singhasari. Hal ini berarti sebelum masa Majapahit pun warna merah dan putih telah digunakan sebagai panji kerajaan/negara.

Dari semuanya itu merah putih mendapatkan tempatnya tersendiri di hati rakyat Indonesia, sebagai bendera yang slalu melekat di hati anak negeri.

//.../Dalam sepi aku merindu kampung halaman

Tempatku dilahirkan

Dan menyusu cintamu

Ibu, lagu mu tetaplah merdu

Di musim yang retak/....//

Puisi pendek yang cukup manis dan syarat makna.

(Rg Bagus Warsono, kurator sastra di Himpunan Masyarakat Gemar Membaca)