HERISANTO BOAZ
KIDUNG SAJAK MERDEKA
aku bersyukur dilahirkan sukma kata
dikandung perawan manis renungan
diterbangkan angin sejuk bertenaga
berlabuh di dermaga pesisir keturunan
tempat kutumbuh di karang kesatrian
aku berkidung dibesarkan keragaman
taman tropis berbianglala juta bunga
dalam personifikasi nyiur berdendang
tidur di ayunan sepoi metafora malam
ku berkembang dalam harmoni alam
aku menari diiringi tembang dan gamelan
teduh meresap gerak ke hati terdalam
dalam musim hiperbola, ku dansa riang
berselancar di antara turis dan impian
pada pendatang, kusenyum kebanggaan
aku deklamasi dalam doa berapi iman
seperti bundaku sujud di pondok pujian
ku berjaga sebagai mercusuar budaya
menyinari tanah air dalam terang-Nya
pada pewaris, kurasukan amanat Lima
Sanggar Holistik, Juli 2019
Herisanto Boaz sangat tempat memberi puisi ini dengan judul kata " Kidung" perhatikan baitnya yang rapih dalam lima baris . Pertanda Herisanto Boaz penyair disiplin dalam menulis. Kesabarannya dan ketelitiannya tampak dalam menyusun diksi yang tepat pada setiap bait.
Mula Herisanto Boaz dalam bait pertamanya membuka akan kedudukannya sebagai putra kemudian secara runtut berkidung negeri ini.
//.../ku berkidung dibesarkan keragaman
taman tropis berbianglala juta bunga
dalam personifikasi nyiur berdendang
tidur di ayunan sepoi metafora malam
ku berkembang dalam harmoni alam/...//
Keindahan baginya adalah estetika nilai-nilai sensoris tentang negeri ini, meskipun bukanlah merupakan esensi yang ada di negeri ini. Ia menaruh kebanggaan sebagai putra dan mensukuri hidup di negeri ini. Pendek kata Herisanto Boaz menata puisinya dengan apik dan dangat indah . (Rg Bagus Warsono, kurator sastra di Himpunan Masyarakat Gemar Membaca)
KIDUNG SAJAK MERDEKA
aku bersyukur dilahirkan sukma kata
dikandung perawan manis renungan
diterbangkan angin sejuk bertenaga
berlabuh di dermaga pesisir keturunan
tempat kutumbuh di karang kesatrian
aku berkidung dibesarkan keragaman
taman tropis berbianglala juta bunga
dalam personifikasi nyiur berdendang
tidur di ayunan sepoi metafora malam
ku berkembang dalam harmoni alam
aku menari diiringi tembang dan gamelan
teduh meresap gerak ke hati terdalam
dalam musim hiperbola, ku dansa riang
berselancar di antara turis dan impian
pada pendatang, kusenyum kebanggaan
aku deklamasi dalam doa berapi iman
seperti bundaku sujud di pondok pujian
ku berjaga sebagai mercusuar budaya
menyinari tanah air dalam terang-Nya
pada pewaris, kurasukan amanat Lima
Sanggar Holistik, Juli 2019
Herisanto Boaz sangat tempat memberi puisi ini dengan judul kata " Kidung" perhatikan baitnya yang rapih dalam lima baris . Pertanda Herisanto Boaz penyair disiplin dalam menulis. Kesabarannya dan ketelitiannya tampak dalam menyusun diksi yang tepat pada setiap bait.
Mula Herisanto Boaz dalam bait pertamanya membuka akan kedudukannya sebagai putra kemudian secara runtut berkidung negeri ini.
//.../ku berkidung dibesarkan keragaman
taman tropis berbianglala juta bunga
dalam personifikasi nyiur berdendang
tidur di ayunan sepoi metafora malam
ku berkembang dalam harmoni alam/...//
Keindahan baginya adalah estetika nilai-nilai sensoris tentang negeri ini, meskipun bukanlah merupakan esensi yang ada di negeri ini. Ia menaruh kebanggaan sebagai putra dan mensukuri hidup di negeri ini. Pendek kata Herisanto Boaz menata puisinya dengan apik dan dangat indah . (Rg Bagus Warsono, kurator sastra di Himpunan Masyarakat Gemar Membaca)