Ivan Gunawan
AYO SAUDARAKU
Aku hidup di antara orang-orang beda bahasa
Aku hidup di antara orang-orang beda pandangan
Aku hidup di antara orang-orang beda budaya
Aku hidup di tengah-tengah metropolitan Gajah Putih
Di antara deretan gedung menjulang angkasa
Di antara kuil-kuil yang begitu megah
Di antara padatnya lalulalang kendaraan dan orang-orang
Sayup-sayup selalu terdengar adzan
yang begitu merdu nan khidmat
Allohu Akbar Allohu Akbar, La ilahailalloh
Luluh hati merasakannya
Rindu rasa mendengarnya
Menetes airmata dibuatnya
Negara yang mayoritas beragama Budha
Memberi ruang kepada setiap orang yang berbeda pandangan
Bebas hidup dan berbaur bersama
Itulah kemerdekaan yang sesungguhnya
Setiap orang bebas melakukan aktifitas
sesuai dengan keyakinan dirinya
setiap orang bebas bergerak
sesuai dengan nuraninya
selama ini kita sering dengar tentang toleransi
selama ini kita sering dengar tentang hak azasi
namun apa terjadi ?
kita semua dikebiri ilmu-ilmu yang tidak pasti
tanpa peduli dengan yang hakiki, ilahirobbi
Ayo saudaraku, mari berbagi
Ayu sahabatku mari bersatu
Bergandeng tangan bersama
Jaga kesatuan dan keutuhan bangsa
Menuju cita-cita sejahtera lahir bathin
Kacamata itu memperbesar atau mendekatkan, tergantung dari mana sudut pandangan. Jauh tidak selalu jauh dan dekat tak enak jika tak kerasan. Ivan Gunawan memberi puisi jelas tersurat, agar enak dibaca dan dicerna. Tentu ia bicara pada saat ia jauh dari kampung halaman. Ia memberi pesan dalam bait-bait puisi itu. Betapa di negeri orang lebih damai.
Namun semua itu gambaran ia berbagi salah satu yang dimaksud dalam puisi itu yakni keberagaman itu tak menjadi halang untuk persatuan.
Tampak jelas Ivan Gunawan menulis dalam bait penutupnya:
...//selama ini kita sering dengar tentang toleransi
selama ini kita sering dengar tentang hak azasi
namun apa terjadi ?
kita semua dikebiri ilmu-ilmu yang tidak pasti
tanpa peduli dengan yang hakiki, ilahirobbi//
//Ayo saudaraku, mari berbagi
Ayu sahabatku mari bersatu
Bergandeng tangan bersama
Jaga kesatuan dan keutuhan bangsa
Menuju cita-cita sejahtera lahir bathin//
puisi yang cukup manis penuh harap dan diamini pembaca di Tanah air. Sebuah pesan indah dari negeri sebrang. (Rg Bagus Warsono, Kurator di Himpunan Masyarakat Gemar Membaca)
AYO SAUDARAKU
Aku hidup di antara orang-orang beda bahasa
Aku hidup di antara orang-orang beda pandangan
Aku hidup di antara orang-orang beda budaya
Aku hidup di tengah-tengah metropolitan Gajah Putih
Di antara deretan gedung menjulang angkasa
Di antara kuil-kuil yang begitu megah
Di antara padatnya lalulalang kendaraan dan orang-orang
Sayup-sayup selalu terdengar adzan
yang begitu merdu nan khidmat
Allohu Akbar Allohu Akbar, La ilahailalloh
Luluh hati merasakannya
Rindu rasa mendengarnya
Menetes airmata dibuatnya
Negara yang mayoritas beragama Budha
Memberi ruang kepada setiap orang yang berbeda pandangan
Bebas hidup dan berbaur bersama
Itulah kemerdekaan yang sesungguhnya
Setiap orang bebas melakukan aktifitas
sesuai dengan keyakinan dirinya
setiap orang bebas bergerak
sesuai dengan nuraninya
selama ini kita sering dengar tentang toleransi
selama ini kita sering dengar tentang hak azasi
namun apa terjadi ?
kita semua dikebiri ilmu-ilmu yang tidak pasti
tanpa peduli dengan yang hakiki, ilahirobbi
Ayo saudaraku, mari berbagi
Ayu sahabatku mari bersatu
Bergandeng tangan bersama
Jaga kesatuan dan keutuhan bangsa
Menuju cita-cita sejahtera lahir bathin
Kacamata itu memperbesar atau mendekatkan, tergantung dari mana sudut pandangan. Jauh tidak selalu jauh dan dekat tak enak jika tak kerasan. Ivan Gunawan memberi puisi jelas tersurat, agar enak dibaca dan dicerna. Tentu ia bicara pada saat ia jauh dari kampung halaman. Ia memberi pesan dalam bait-bait puisi itu. Betapa di negeri orang lebih damai.
Namun semua itu gambaran ia berbagi salah satu yang dimaksud dalam puisi itu yakni keberagaman itu tak menjadi halang untuk persatuan.
Tampak jelas Ivan Gunawan menulis dalam bait penutupnya:
...//selama ini kita sering dengar tentang toleransi
selama ini kita sering dengar tentang hak azasi
namun apa terjadi ?
kita semua dikebiri ilmu-ilmu yang tidak pasti
tanpa peduli dengan yang hakiki, ilahirobbi//
//Ayo saudaraku, mari berbagi
Ayu sahabatku mari bersatu
Bergandeng tangan bersama
Jaga kesatuan dan keutuhan bangsa
Menuju cita-cita sejahtera lahir bathin//
puisi yang cukup manis penuh harap dan diamini pembaca di Tanah air. Sebuah pesan indah dari negeri sebrang. (Rg Bagus Warsono, Kurator di Himpunan Masyarakat Gemar Membaca)