kali ini kita simak puisi Sami'an Adib , penyair muda asal Jember yang cukup produktif dan namanya mulai dikenal di jajaran penyair elit Jawa Timur . Berikut puisinya :
Sami'an Adib
Taman Makam Pahlawan
Sebelum koloni penjajah datang menjarah
bumi ini gemah ripah loh jinawih
buah meruah, rempah melimpah
tapi penjajah telah menoreh catatan kelam
di dinding dada ini dengan luka mendalam
jiwa terpasung dalambebayang laku kejam
setelah para penjarah asing terusir
negeri ini tak jera mengangkat pamor
tambang bertebaran, tanah lahan kian subur
tapi gemuruh gundah yang menyesaki dada ini tak jua reda
sebab pengorbanan para pejuang belum setara tanah merdeka
ketika rakyat masih terperangkap dalam kubang jerat derita:
sering kita dengar jerit petani di tumpukan hasil panennya
tertimbun sisa-sisa komoditi impor yang datang tiba-tiba
dengan dalih bahan kebutuhan masyarakat mulai langka
sementara di gedung parlemen tak mereka temukan sesiapa
mungkin masih sibuk bersafari mempersiapkan bilik niaga
untuk memajang kursi jabatan dengan segala rahasianya
kucoba menghimpun serpih juang di kelopak kamboja
taman kenangan makam pahlawan yang nyaris dilupa
untuk kutebar kembali di persemaian persada jiwa
seketika gairah hidup tenteram tercipta
api dendam pun padam tanpa bara
terlimbur rinai doa
:”Tuhan, mereka telah sampai di kampung merdeka
ijinkan aku esok lusa menemukan sejati maknanya
hidup terbebas dari belenggu prasangka dan curiga”
Jember, 2019
Sami'an Adib mencoba mengkritisi zaman perjalanan merdeka negeri ini. Bermula dari masa negeri ini dijajah bangsa asing, kemudia ia mulai mengisi puisinya dengan perjalanan merdeka. Apa yang ditulisnya adalah gambaran cacatan penyair dengan bidikannya tersendiri. Kaca mata penyair mungkin lebih teliti dan lebih terang. Berbagai fenomena kejanggalan negeri setelah merdeka. Sami'an Adib menyorotinya adar puisinya menjadi saksi kehidupan ini.
Sami'an Adib menggugah agar bangsa ini ingat akan perjuangan pahlawan hingga seperti masa ini, namun juga memberi catatan :
//.../kucoba menghimpun serpih juang di kelopak kamboja
taman kenangan makam pahlawan yang nyaris dilupa
untuk kutebar kembali di persemaian persada jiwa//...
//.../seketika gairah hidup tenteram tercipta
api dendam pun padam tanpa bara
terlimbur rinai doa/...//
manusia untuk ingat jasa orang lain yaitu pahlawan . Perumpamaannya agak terang . Akhirnya ia merenung dan menyadari makna hidup di bumi Indonesia ini.
/...//”Tuhan, mereka telah sampai di kampung merdeka
ijinkan aku esok lusa menemukan sejati maknanya
hidup terbebas dari belenggu prasangka dan curiga” //.
(Rg Bagus Warsono, kurator sastra di Himpunan Masyarakat Gemar Membaca)
Sami'an Adib
Taman Makam Pahlawan
Sebelum koloni penjajah datang menjarah
bumi ini gemah ripah loh jinawih
buah meruah, rempah melimpah
tapi penjajah telah menoreh catatan kelam
di dinding dada ini dengan luka mendalam
jiwa terpasung dalambebayang laku kejam
setelah para penjarah asing terusir
negeri ini tak jera mengangkat pamor
tambang bertebaran, tanah lahan kian subur
tapi gemuruh gundah yang menyesaki dada ini tak jua reda
sebab pengorbanan para pejuang belum setara tanah merdeka
ketika rakyat masih terperangkap dalam kubang jerat derita:
sering kita dengar jerit petani di tumpukan hasil panennya
tertimbun sisa-sisa komoditi impor yang datang tiba-tiba
dengan dalih bahan kebutuhan masyarakat mulai langka
sementara di gedung parlemen tak mereka temukan sesiapa
mungkin masih sibuk bersafari mempersiapkan bilik niaga
untuk memajang kursi jabatan dengan segala rahasianya
kucoba menghimpun serpih juang di kelopak kamboja
taman kenangan makam pahlawan yang nyaris dilupa
untuk kutebar kembali di persemaian persada jiwa
seketika gairah hidup tenteram tercipta
api dendam pun padam tanpa bara
terlimbur rinai doa
:”Tuhan, mereka telah sampai di kampung merdeka
ijinkan aku esok lusa menemukan sejati maknanya
hidup terbebas dari belenggu prasangka dan curiga”
Jember, 2019
Sami'an Adib mencoba mengkritisi zaman perjalanan merdeka negeri ini. Bermula dari masa negeri ini dijajah bangsa asing, kemudia ia mulai mengisi puisinya dengan perjalanan merdeka. Apa yang ditulisnya adalah gambaran cacatan penyair dengan bidikannya tersendiri. Kaca mata penyair mungkin lebih teliti dan lebih terang. Berbagai fenomena kejanggalan negeri setelah merdeka. Sami'an Adib menyorotinya adar puisinya menjadi saksi kehidupan ini.
Sami'an Adib menggugah agar bangsa ini ingat akan perjuangan pahlawan hingga seperti masa ini, namun juga memberi catatan :
//.../kucoba menghimpun serpih juang di kelopak kamboja
taman kenangan makam pahlawan yang nyaris dilupa
untuk kutebar kembali di persemaian persada jiwa//...
//.../seketika gairah hidup tenteram tercipta
api dendam pun padam tanpa bara
terlimbur rinai doa/...//
manusia untuk ingat jasa orang lain yaitu pahlawan . Perumpamaannya agak terang . Akhirnya ia merenung dan menyadari makna hidup di bumi Indonesia ini.
/...//”Tuhan, mereka telah sampai di kampung merdeka
ijinkan aku esok lusa menemukan sejati maknanya
hidup terbebas dari belenggu prasangka dan curiga” //.
(Rg Bagus Warsono, kurator sastra di Himpunan Masyarakat Gemar Membaca)