Kembali kita simak puisi-puisi internasional, berikutnya "Kubaca" karya Suyudi Akbar Sujudi Akbar Pamungkas.
SUJUDI AKBAR PAMUNGKAS:
---------------------------------------------------
KUBACA
kubaca berkali indonesia
adalah negeri subur kayaraya
tapi berkali kurasa indonesia
tiada belaskasih kemiskinan ini
kian akut di perkampungan orang
kubaca berkali indonesia
adalah negeri besar merdeka
tapi berkali kurasa indonesia
tak juga memerdekakan nasib ini
dari belenggu penindasan sesama
berkali kubaca indonesia
adalah negeri adil sejahtera
tapi kurasa berkali indonesia
tiada pernah berlaku bijaksana
saat kekuatan merampas hak kita
berkali kubaca indonesia
adalah negeri anti rasuah
tapi kurasa berkali indonesia
tak sepenuh hati memberantas
penjarahan dan pungli kehidupan
indonesia, berkali kubaca
ternyata hanya serial elegi jelata
negeri dongeng abadi para pemimpi
di sini hanya kekuatan berkuasa
nasibku hidupmu apa mau dikata
(part, 010819)
Puisi yang manis dan tampak tegak dan sebait baris puisi yang kaya makna dan pesan. Suyudi Sujudi Akbar Pamungkas memang padai mengolah kata. Adalah seorang penyair, apa pun bisa dibuat puis dengan ketajaman naluri dan pengalaman serta kekayaan pilihan kata yang baik.
Ada banyak pesan yang terkandung dalam puisi di atas, yakni Sukma memotret tetang rasa kecewanya terhadap negeri yang ia puja. Namun kekecewaan itu ternyata oleh ulah manusia-manusia Indonesia juga yang tengah berkuasa. Penyair hanyalah penyampai pesan , perubahan itu terletak bagaimana apresiasi itu diimplementasikan dengan perubahan yang baik. Akhirnya hanya penyair cuma menyampaikan dan bukan berarti pasrah tetapi berjuang lewat tulisan atau caranya tersendiri.
Tampaknya Suyudi Sujudi Akbar Pamungkas berhasil menjadikan puisi ini bersinar. (Rg Bagus Warsonio, kurator sastra di Himpunan Masyarakat Gemar Membaca)
SUJUDI AKBAR PAMUNGKAS:
---------------------------------------------------
KUBACA
kubaca berkali indonesia
adalah negeri subur kayaraya
tapi berkali kurasa indonesia
tiada belaskasih kemiskinan ini
kian akut di perkampungan orang
kubaca berkali indonesia
adalah negeri besar merdeka
tapi berkali kurasa indonesia
tak juga memerdekakan nasib ini
dari belenggu penindasan sesama
berkali kubaca indonesia
adalah negeri adil sejahtera
tapi kurasa berkali indonesia
tiada pernah berlaku bijaksana
saat kekuatan merampas hak kita
berkali kubaca indonesia
adalah negeri anti rasuah
tapi kurasa berkali indonesia
tak sepenuh hati memberantas
penjarahan dan pungli kehidupan
indonesia, berkali kubaca
ternyata hanya serial elegi jelata
negeri dongeng abadi para pemimpi
di sini hanya kekuatan berkuasa
nasibku hidupmu apa mau dikata
(part, 010819)
Puisi yang manis dan tampak tegak dan sebait baris puisi yang kaya makna dan pesan. Suyudi Sujudi Akbar Pamungkas memang padai mengolah kata. Adalah seorang penyair, apa pun bisa dibuat puis dengan ketajaman naluri dan pengalaman serta kekayaan pilihan kata yang baik.
Ada banyak pesan yang terkandung dalam puisi di atas, yakni Sukma memotret tetang rasa kecewanya terhadap negeri yang ia puja. Namun kekecewaan itu ternyata oleh ulah manusia-manusia Indonesia juga yang tengah berkuasa. Penyair hanyalah penyampai pesan , perubahan itu terletak bagaimana apresiasi itu diimplementasikan dengan perubahan yang baik. Akhirnya hanya penyair cuma menyampaikan dan bukan berarti pasrah tetapi berjuang lewat tulisan atau caranya tersendiri.
Tampaknya Suyudi Sujudi Akbar Pamungkas berhasil menjadikan puisi ini bersinar. (Rg Bagus Warsonio, kurator sastra di Himpunan Masyarakat Gemar Membaca)