Mari kita ulas puisi-puisi Internasional , berikut karya Dedari Rsia , seorang penyair Bali yang menetap di Kupang.
Dewa Putu Sahadewa
Perjalanan
Berkali-kali menggali
diri
kutemui sumber suara
di mana matahari menyembunyikan panasnya
dan hujan menemukan sarangnya.
“Di tengah ladang darah
Kau pancang bendera
Kau lagukan Indonesia.”
Semakin jauh aku berjalan
suara berubah ratapan
dan angin mengikis bukit-bukit
tempat anak-anak menarikan tarian merdeka.
“Di tengah ladang darah
Kau pancang bendera
Kau lagukan Indonesia”
Aku akan tetap berjalan
puluhan tahun lagi
namun suara itu
akan abadi.
Kupang, Agustus 2019
Puisi indah karya Dedari Rsia ini layak sebagai puisi Internasional . Judul yang sederhana dengan bait-bait sederhana mudah dibaca dari anak-anak hingga kakek nenek. Dedari sungguh melekat cinta Tanah Airnya. Nasionalis tampak dalam karya ini. Baitnya sedikit bercerita tentang masa merdeka yang diperjuangkan pendahulu kita. Ia menekan pada bait : ...// Ditengah ladang darah, Kau pancang bendera, Kaui lagukan Indonesia//....// sebuah bait tersirat bahwa kita apa susahnya hanya menaikan bendera dan menyanyikan lagu, Ia menikmati merdeka dan yakin akan tetap abadi. Salut untukmu Dedari Rsia (Rg Bagus Warsono, kurator sastra di Himpunan Masyarakat Gemar membaca)
Dewa Putu Sahadewa
Perjalanan
Berkali-kali menggali
diri
kutemui sumber suara
di mana matahari menyembunyikan panasnya
dan hujan menemukan sarangnya.
“Di tengah ladang darah
Kau pancang bendera
Kau lagukan Indonesia.”
Semakin jauh aku berjalan
suara berubah ratapan
dan angin mengikis bukit-bukit
tempat anak-anak menarikan tarian merdeka.
“Di tengah ladang darah
Kau pancang bendera
Kau lagukan Indonesia”
Aku akan tetap berjalan
puluhan tahun lagi
namun suara itu
akan abadi.
Kupang, Agustus 2019
Puisi indah karya Dedari Rsia ini layak sebagai puisi Internasional . Judul yang sederhana dengan bait-bait sederhana mudah dibaca dari anak-anak hingga kakek nenek. Dedari sungguh melekat cinta Tanah Airnya. Nasionalis tampak dalam karya ini. Baitnya sedikit bercerita tentang masa merdeka yang diperjuangkan pendahulu kita. Ia menekan pada bait : ...// Ditengah ladang darah, Kau pancang bendera, Kaui lagukan Indonesia//....// sebuah bait tersirat bahwa kita apa susahnya hanya menaikan bendera dan menyanyikan lagu, Ia menikmati merdeka dan yakin akan tetap abadi. Salut untukmu Dedari Rsia (Rg Bagus Warsono, kurator sastra di Himpunan Masyarakat Gemar membaca)