Fahmi Wahid
PERJALANAN MERDEKA
Tanah ini adalah jalan peperangan
yang pernah dilalui oleh tapak pejuang kita
dengan berbekal sebilah bambu runcing
berkibar jubah semangat menyelimutinya
tak ada gentar dan getir di genderang dadanya
untuk berjuang dengan segala cara dan upaya
merebut pulau-pulau dan samudera dari jajahan
Semesta berkabut hitam di lembah api itu
sudah sangat hapal di pendengaran pejuang
bertaruh nyawa untuk generasi penerus
meski gugur di derasnya gerimis peluru
walau tulang bersanding di tanah sendiri
Di perjalanan merebut kemerdekaan
magis perjuangan yang tak terbayangkan
kurasakan dari nisan-nisan sunyi di kubur pejuang
selalu dikenang pada peringatan Hari Pahlawan
rangkaian seribu bunga tanda terima kasih
tetap tak terbayar oleh jasamu pada negeri
Kita harus tetap berkaca di perjalanan ini
bahwa belum apa-apa kerja kita untuk bangsa
dibandingkan para kesatria di medan laga berapi
seperti pejuang kita yang kini telah tenang abadi
Tapi sampai hari ini kubaca di raut wajah koran pagi
masih menayangkan kebencian antar sesama rakyat
memutus rantai persaudaraan dan memecah perbedaan
padahal ini bumi Nusantara: tanah hidup mati kita tercinta
kembalilah bersatu saling menggenggam erat bersama
pada gelombang merah putih di puncak kemerdekaan
di jejak pengabdian menjaga keutuhan Indonesia
Balangan-2019
Wajar jika Fahmi Wahid memulai puisinya dengan sejarah. Karena Fahmi berasal dari Balangan. Orang sana termasuk Fahmi Wahid masih terngiang pertemputran Perang Banjar dimana banyak orang Balangan ikut serta berjuang dalam Perang Banjar membela Tanah Air. Gambarn itu terlihat dalam bait nya yang meberi gambaran rakyat Indonesia melawan penjajahan.
//..../Semesta berkabut hitam di lembah api itu
sudah sangat hapal di pendengaran pejuang
bertaruh nyawa untuk generasi penerus
meski gugur di derasnya gerimis peluru
walau tulang bersanding di tanah sendiri/...//
buah bait yang berisi dengan pilihan diksi yang alik mampu menyentuh b hati pembaca. Bagaimana pembaca merasakan perjuangan yang banyak mengorbankan nyawa .
Fahmi Wahid mengajak membandingkan orang pada masa ini dengan irang perjuangan saat itu. Batapa para pejuang itu tak terbayarkan jasanya ketika berjuang dulu.
Akirnya Fahmi mengajak pembaca untuk menyadari pentingnya persaudaraan dan persatuan, Kita tibang menikmati kemerdekaan tampa harus bersusah payah berperang, Kita tinggal mempertahan kan dan mengisi Indonesia dengan pengabdian yang tulus.
Puisi Fahmi Wahid enak dibaca dan cepat dipahami, maksudnya tetapi tetap dalam kesatuan puisi yang bagus.
//.../ api sampai hari ini kubaca di raut wajah koran pagi
masih menayangkan kebencian antar sesama rakyat
memutus rantai persaudaraan dan memecah perbedaan/...//
(Rg Bagus Warsono, kurator di Himpunan Masyarakat Gemar Membaca)
PERJALANAN MERDEKA
Tanah ini adalah jalan peperangan
yang pernah dilalui oleh tapak pejuang kita
dengan berbekal sebilah bambu runcing
berkibar jubah semangat menyelimutinya
tak ada gentar dan getir di genderang dadanya
untuk berjuang dengan segala cara dan upaya
merebut pulau-pulau dan samudera dari jajahan
Semesta berkabut hitam di lembah api itu
sudah sangat hapal di pendengaran pejuang
bertaruh nyawa untuk generasi penerus
meski gugur di derasnya gerimis peluru
walau tulang bersanding di tanah sendiri
Di perjalanan merebut kemerdekaan
magis perjuangan yang tak terbayangkan
kurasakan dari nisan-nisan sunyi di kubur pejuang
selalu dikenang pada peringatan Hari Pahlawan
rangkaian seribu bunga tanda terima kasih
tetap tak terbayar oleh jasamu pada negeri
Kita harus tetap berkaca di perjalanan ini
bahwa belum apa-apa kerja kita untuk bangsa
dibandingkan para kesatria di medan laga berapi
seperti pejuang kita yang kini telah tenang abadi
Tapi sampai hari ini kubaca di raut wajah koran pagi
masih menayangkan kebencian antar sesama rakyat
memutus rantai persaudaraan dan memecah perbedaan
padahal ini bumi Nusantara: tanah hidup mati kita tercinta
kembalilah bersatu saling menggenggam erat bersama
pada gelombang merah putih di puncak kemerdekaan
di jejak pengabdian menjaga keutuhan Indonesia
Balangan-2019
Wajar jika Fahmi Wahid memulai puisinya dengan sejarah. Karena Fahmi berasal dari Balangan. Orang sana termasuk Fahmi Wahid masih terngiang pertemputran Perang Banjar dimana banyak orang Balangan ikut serta berjuang dalam Perang Banjar membela Tanah Air. Gambarn itu terlihat dalam bait nya yang meberi gambaran rakyat Indonesia melawan penjajahan.
//..../Semesta berkabut hitam di lembah api itu
sudah sangat hapal di pendengaran pejuang
bertaruh nyawa untuk generasi penerus
meski gugur di derasnya gerimis peluru
walau tulang bersanding di tanah sendiri/...//
buah bait yang berisi dengan pilihan diksi yang alik mampu menyentuh b hati pembaca. Bagaimana pembaca merasakan perjuangan yang banyak mengorbankan nyawa .
Fahmi Wahid mengajak membandingkan orang pada masa ini dengan irang perjuangan saat itu. Batapa para pejuang itu tak terbayarkan jasanya ketika berjuang dulu.
Akirnya Fahmi mengajak pembaca untuk menyadari pentingnya persaudaraan dan persatuan, Kita tibang menikmati kemerdekaan tampa harus bersusah payah berperang, Kita tinggal mempertahan kan dan mengisi Indonesia dengan pengabdian yang tulus.
Puisi Fahmi Wahid enak dibaca dan cepat dipahami, maksudnya tetapi tetap dalam kesatuan puisi yang bagus.
//.../ api sampai hari ini kubaca di raut wajah koran pagi
masih menayangkan kebencian antar sesama rakyat
memutus rantai persaudaraan dan memecah perbedaan/...//
(Rg Bagus Warsono, kurator di Himpunan Masyarakat Gemar Membaca)