Puisi itu obat, dari bakteri yang dianggap istimewa untuk melawan bakteri pembunuh. Sejauh ampuh obat itu bekerja sejauh orang mengapresiasi puisi.
Ternyata Rut Retno Astuti pandai membuat obat itu. Kita simak puisinya :
Rut Retno Astuti
STETOSKOP KEBEBASAN
Dalam perjalanan pantai biru
Kuinginkan tiap detik hadirmu
Berdetak seperti jantung hidup
Berdenyut pasti tak pernah redup
Kuingin kau menjelma lima warna
Melingkup seperti pelangi nuansa
Seindah senja di pesisir Nusantara
Kuhasratkan hangat apimu selalu
Mendekapku di tepi lautan menderu
Di mana lenguh angin bersahutan
Merdu dalam harmoni riak ketukan
Kumaui hati kita bagai air dan lautan
Terdeteksi stetoskop dalam kesatuan
Kata, nada dan irama di lautan cinta
Sumedang, Juli 2019
Rut Retno Astuti tergolong penyair berpengalaman, dan memiliki talenta tersendiri dalam merangkai kata. Diksinya pilihan tanda kesabaran yang ada pada penyairnya. Bait-baitnya indah bernas. Ia mencintai Tanah Air ini.
Bait-bait dan bafrisnya menyatu kedalam kesatuan. Ia mengajak pembaca untuk menghayati arti kecintaan pada Tanah Air ini.
Pokoknya semua dilematika bahkan pancaroba adalah kesatuan irama , demikian menurut Rut Retno Astuti.
//.../Kumaui hati kita bagai air dan lautan
Terdeteksi stetoskop dalam kesatuan
Kata, nada dan irama di lautan cinta//
bait 3 barit penutup yang sangat menawan. (Rg Bagus Warsono, kurator di Himpunan Masyarakat Gemar Membaca)
Ternyata Rut Retno Astuti pandai membuat obat itu. Kita simak puisinya :
Rut Retno Astuti
STETOSKOP KEBEBASAN
Dalam perjalanan pantai biru
Kuinginkan tiap detik hadirmu
Berdetak seperti jantung hidup
Berdenyut pasti tak pernah redup
Kuingin kau menjelma lima warna
Melingkup seperti pelangi nuansa
Seindah senja di pesisir Nusantara
Kuhasratkan hangat apimu selalu
Mendekapku di tepi lautan menderu
Di mana lenguh angin bersahutan
Merdu dalam harmoni riak ketukan
Kumaui hati kita bagai air dan lautan
Terdeteksi stetoskop dalam kesatuan
Kata, nada dan irama di lautan cinta
Sumedang, Juli 2019
Rut Retno Astuti tergolong penyair berpengalaman, dan memiliki talenta tersendiri dalam merangkai kata. Diksinya pilihan tanda kesabaran yang ada pada penyairnya. Bait-baitnya indah bernas. Ia mencintai Tanah Air ini.
Bait-bait dan bafrisnya menyatu kedalam kesatuan. Ia mengajak pembaca untuk menghayati arti kecintaan pada Tanah Air ini.
Pokoknya semua dilematika bahkan pancaroba adalah kesatuan irama , demikian menurut Rut Retno Astuti.
//.../Kumaui hati kita bagai air dan lautan
Terdeteksi stetoskop dalam kesatuan
Kata, nada dan irama di lautan cinta//
bait 3 barit penutup yang sangat menawan. (Rg Bagus Warsono, kurator di Himpunan Masyarakat Gemar Membaca)