Satu persatu kita simak puisi-puisi Internasional , kali ini penyair muda yang me-Nasional asal Banyuwangi Muchlis Darma Putra bersyair tentang perjalanan merdeka. Berikut puisinya :
MUCHLIS DARMA PUTRA
MERDEKA ADALAH AKU
merdeka adalah aku
diantara sunyi yang bergelimang
angin yang tak bersiteru
menjamah bukit; masa lalu
merdeka adalah aku
diantara lenguh tongkang nelayan
merdu siul camar timbul tenggelam
doa ke doa terus dialirkan
merdeka adalah aku
mencangkul ladang dalam iman
di bawah terik matahari.
letup kapuk diberai angin;
singgah di rambutku diam-diam
merdeka adalah aku
duduk simpuh seluruh
bukit; laut dan ladang
satu nafas untuk Tuhan
Demikian pujangga bersyair, beda danau beda pula ikannya. Bagi Muchlis Darma Putra, merdeka adalah diri itu sendiri. Tergantung orang merasakannya. Ia sendiri berjiwa merdeka, sesuka hati melakoni hidupnya. Barisnya yang pendek membuat menjadi multi tafsir. Ia bicara kerinduan, kebebasan diantara khalayak, kebebasan aktifitas diri, dan kebebasan untuk menyembah Tuhannya.
Diksinya apik, namun mudah dilavalkan.
...//merdeka adalah aku
mencangkul ladang dalam iman
di bawah terik matahari.
letup kapuk diberai angin;
singgah di rambutku diam-diam//.....//
Sebetulnya kemerdekaan itu bagaimana ketenangan hidup, ketenangan untuk bersembah kepada Allah SWT. Dalam situasi apa saja.
Kemerdekaan adalah kenenangan , keamanan, keselaradan dan kerukunan dan kearifan yang lain. Ia menutup dengan apik sekan puisi rohani.
//...//merdeka adalah aku
duduk simpuh seluruh
bukit; laut dan ladang
satu nafas untuk Tuhan//
(Rg Bagus Warsono, kurator di Himpunan Masyarakat Gemar Membaca)
MUCHLIS DARMA PUTRA
MERDEKA ADALAH AKU
merdeka adalah aku
diantara sunyi yang bergelimang
angin yang tak bersiteru
menjamah bukit; masa lalu
merdeka adalah aku
diantara lenguh tongkang nelayan
merdu siul camar timbul tenggelam
doa ke doa terus dialirkan
merdeka adalah aku
mencangkul ladang dalam iman
di bawah terik matahari.
letup kapuk diberai angin;
singgah di rambutku diam-diam
merdeka adalah aku
duduk simpuh seluruh
bukit; laut dan ladang
satu nafas untuk Tuhan
Demikian pujangga bersyair, beda danau beda pula ikannya. Bagi Muchlis Darma Putra, merdeka adalah diri itu sendiri. Tergantung orang merasakannya. Ia sendiri berjiwa merdeka, sesuka hati melakoni hidupnya. Barisnya yang pendek membuat menjadi multi tafsir. Ia bicara kerinduan, kebebasan diantara khalayak, kebebasan aktifitas diri, dan kebebasan untuk menyembah Tuhannya.
Diksinya apik, namun mudah dilavalkan.
...//merdeka adalah aku
mencangkul ladang dalam iman
di bawah terik matahari.
letup kapuk diberai angin;
singgah di rambutku diam-diam//.....//
Sebetulnya kemerdekaan itu bagaimana ketenangan hidup, ketenangan untuk bersembah kepada Allah SWT. Dalam situasi apa saja.
Kemerdekaan adalah kenenangan , keamanan, keselaradan dan kerukunan dan kearifan yang lain. Ia menutup dengan apik sekan puisi rohani.
//...//merdeka adalah aku
duduk simpuh seluruh
bukit; laut dan ladang
satu nafas untuk Tuhan//
(Rg Bagus Warsono, kurator di Himpunan Masyarakat Gemar Membaca)