Rabu, 21 Agustus 2019

Suhendi RI, MATA PENA

Dari Bungbulang (Garut) pantai Selatan Jabar kita lihat puisi-puisi internasional Perjalanan Merdeka karya Suhendi RI penyair muda berbakat , kita simak puisinya :

Suhendi RI,

MATA PENA

Menatap hampa ke sudut ruang

Sebuah kitab tergeletak

Tak berdaya di atas meja

Sedang sang darwis lelap

Dipeluk sunyi

Tinta yang menoreh jejak sejarah

Menjadi ayat-ayat kekal

Biarpun musnah dibaca rayap-rayap zaman

Kisahnya terekam diingatan purba

Ketika fajar menyibak tirai pagi

Jiwa mengembara ke jiwa lain

Mencari alif lam mim

Pada mushaf fayakun

Sebelum mata pena disilaukan

Kilauan cahaya emas dan permata

Sadarkanlah dari kefanaan dunia

Bila tiba di halaman akhir

Pahami arti sebenarnya kata-kata

Kebon Jeruk, 19 Juli 2019

Suhendi memberikan puisinya dengan sesuatu yang berada dihadapannya , dihadapan kita, sebuah benda yang menyimpan rahasia alam ini, sebuah yang menjadi pegangan dan panutan hidup di dunia.

Pilihan diksi yang sangat apik dalam usia pengalamannya yang masih muda ini mampu menatanya dan memilih dengan pilihan yang membuat puisi ini menarik dan cukup membuat orang terkesima.

Suhendi membiarkan puisinya untuk ditafsir sesuka pembaca namun memudian pembaca menemukan apa yang diributkan dan di bicarakan itu akhirnya kembali ke Yang Maha Kuasa.

//..../Ketika fajar menyibak tirai pagi

Jiwa mengembara ke jiwa lain

Mencari alif lam mim

Pada mushaf fayakun/....//

Demikian siapa yang mampu menggali apa yang diberikan Yang Maha Kuasa (Al Kitab) sebetulnya terdapat keindahan tiada habis-habisnya. (bersambung. Rg Bagus Warsono , kurator di Himpunan Masyarakat Gemar Membaca)