Mari kita simak puisi penyair cantik Dwi Wahyu Candra Dewi, dalam puisi Internasional ini.
Dwi Wahyu Candra Dewi
HARGA SEBUAH PERJUANGAN
Tak lagi ada keluh yang berpeluh
Tak lagi ada malam mencekam
Kala itu terik tak gentarkan tekad,
gelap pun seakan terang tuk gapai kemenangan.
Diujung tombak bambu runcing, terpatri semangat pembelaan harga diri
Luka menganga tak dirasa
Darah mengalir sudah biasa
Sepantasnyalah perjuangan mencapai merdeka.
Tak terhitung nyawa
Tak terkira duka
Mereka bisa merdeka.
Merdeka bukan pemberian
Pun bukan belas kasihan.
Jika kau masih menangis meminta kemerdekaan, kau tak lebih dari pengemis!
Jika kau congkak akan kemerdekaan, kau tak lebih dari perompak!
Tenaga, pikiran, jiwa dan raga dikerahkan tuk gapai kemerdekaan.
Niat baik tuk kebahagiaan anak cucu, diwujudkan.
Inilah harga sebuah perjuangan
Merdeka...merdeka...merdeka
Dwi Wahyu Candra Dewi bermaksud tidak kontradiksi tentang kemerdekaan, Ia meyakinkan bahwa tak usah orang berkeluh kesah tentang merdeka yang sebenarnya sudah merdeka. Sebetulnya penderitaan di masa ini tak seberapa dibanding bagaimana para pejuang merebut kemerdekaan.
Baris puisi Dwi Wahyu Candra Dewi semakin jelas tersurat dan gamblang, mungkin untuk memberi tekanan pesan. Ada yang istimewa dibaris awalnya:
//Tak lagi ada keluh yang berpeluh
Tak lagi ada malam mencekam
Kala itu terik tak gentarkan tekad,/...//
pembukaan yang menarik pembaca.
Sebagaimana puisi-puisi modern saat ini, kebebasan bentuk sangat wajar. Terbuka dan mudah cepat dapat diapresiasi. Pesannya jelas mengena pembaca.
Pandangan dalam kodratnya menandakan ia sangat halus, perempuan yang menyukai seni.
(Rg Bagus Warsono, kurator sastra di Himpunan Masyarakat Gemar mMembaca.
Dwi Wahyu Candra Dewi
HARGA SEBUAH PERJUANGAN
Tak lagi ada keluh yang berpeluh
Tak lagi ada malam mencekam
Kala itu terik tak gentarkan tekad,
gelap pun seakan terang tuk gapai kemenangan.
Diujung tombak bambu runcing, terpatri semangat pembelaan harga diri
Luka menganga tak dirasa
Darah mengalir sudah biasa
Sepantasnyalah perjuangan mencapai merdeka.
Tak terhitung nyawa
Tak terkira duka
Mereka bisa merdeka.
Merdeka bukan pemberian
Pun bukan belas kasihan.
Jika kau masih menangis meminta kemerdekaan, kau tak lebih dari pengemis!
Jika kau congkak akan kemerdekaan, kau tak lebih dari perompak!
Tenaga, pikiran, jiwa dan raga dikerahkan tuk gapai kemerdekaan.
Niat baik tuk kebahagiaan anak cucu, diwujudkan.
Inilah harga sebuah perjuangan
Merdeka...merdeka...merdeka
Dwi Wahyu Candra Dewi bermaksud tidak kontradiksi tentang kemerdekaan, Ia meyakinkan bahwa tak usah orang berkeluh kesah tentang merdeka yang sebenarnya sudah merdeka. Sebetulnya penderitaan di masa ini tak seberapa dibanding bagaimana para pejuang merebut kemerdekaan.
Baris puisi Dwi Wahyu Candra Dewi semakin jelas tersurat dan gamblang, mungkin untuk memberi tekanan pesan. Ada yang istimewa dibaris awalnya:
//Tak lagi ada keluh yang berpeluh
Tak lagi ada malam mencekam
Kala itu terik tak gentarkan tekad,/...//
pembukaan yang menarik pembaca.
Sebagaimana puisi-puisi modern saat ini, kebebasan bentuk sangat wajar. Terbuka dan mudah cepat dapat diapresiasi. Pesannya jelas mengena pembaca.
Pandangan dalam kodratnya menandakan ia sangat halus, perempuan yang menyukai seni.
(Rg Bagus Warsono, kurator sastra di Himpunan Masyarakat Gemar mMembaca.