Berikut sebuah puisi Internasional karya Zaeni Boli penyair dan seniman kelahiran flores berbakat akting dan baca puisi. Penyair yang dibesarkan di Bekasi di bengkel sastra Kalimalang asuhan Ane Matahari ini semakin terkenal di Flores sebagai pegiat sastra. Berikut puisinya :
Moh Zaeni Boli
Kota yang dingin
Belum jam 6 pagi
Daun kering jatuh di jalan
Angin membawa bahasa tubuhnya sendiri
Bagi kota tua kematian adalah hal biasa
Nyala lilin di depan rumah
Adalah untuk memberi terang bagimu yang tiada
Kesakralan keimanan memilikmukah yang mencintai dunia
Siapa yang merobek hati leluhur demi rupiah
Kita sudah merdeka bahkan sebelum kau menjual tanahmu
Keinginan demi keinginan adalah penjara
Dan surga bukan sekedar airmata yang tumpah saat berdoa
Tapi bumi dengan segala isinya yang dicintai dan mencintai
Rawat dengan hati dan kerja keras
Demi batu dan batu yang keras dan bercahaya
Gaya menulis puisi adalah pencarian jati diri, Zaeni BoliBoli kali ini semakin mantap sebagai penyair . Barisnya sudah bernas dan tampak setiap kata memiliki beragam arti. Ia berputar namun menuju satu tema dalam antologio ini yakni perjalanan merdeka.
Zaeni Boli bermain perumpamaan yang manis untuk dibaca, tetapi ada memberi personafikasi sebagai majas yang apik memberi hidup dalam puisi ini.
//....
/Dan surga bukan sekedar airmata yang tumpah saat berdoa
Tapi bumi dengan segala isinya yang dicintai dan mencintai
Rawat dengan hati dan kerja keras
Demi batu dan batu yang keras dan bercahaya/...//
Zaeni Boli memang pandai menempatkan diksi menjadi baris apik, selamat untuku Zaeni Boli. (Rg Bagus Warsono, kurator sastra di Himpunan Masyarakat Gemar Membaca)
Moh Zaeni Boli
Kota yang dingin
Belum jam 6 pagi
Daun kering jatuh di jalan
Angin membawa bahasa tubuhnya sendiri
Bagi kota tua kematian adalah hal biasa
Nyala lilin di depan rumah
Adalah untuk memberi terang bagimu yang tiada
Kesakralan keimanan memilikmukah yang mencintai dunia
Siapa yang merobek hati leluhur demi rupiah
Kita sudah merdeka bahkan sebelum kau menjual tanahmu
Keinginan demi keinginan adalah penjara
Dan surga bukan sekedar airmata yang tumpah saat berdoa
Tapi bumi dengan segala isinya yang dicintai dan mencintai
Rawat dengan hati dan kerja keras
Demi batu dan batu yang keras dan bercahaya
Gaya menulis puisi adalah pencarian jati diri, Zaeni BoliBoli kali ini semakin mantap sebagai penyair . Barisnya sudah bernas dan tampak setiap kata memiliki beragam arti. Ia berputar namun menuju satu tema dalam antologio ini yakni perjalanan merdeka.
Zaeni Boli bermain perumpamaan yang manis untuk dibaca, tetapi ada memberi personafikasi sebagai majas yang apik memberi hidup dalam puisi ini.
//....
/Dan surga bukan sekedar airmata yang tumpah saat berdoa
Tapi bumi dengan segala isinya yang dicintai dan mencintai
Rawat dengan hati dan kerja keras
Demi batu dan batu yang keras dan bercahaya/...//
Zaeni Boli memang pandai menempatkan diksi menjadi baris apik, selamat untuku Zaeni Boli. (Rg Bagus Warsono, kurator sastra di Himpunan Masyarakat Gemar Membaca)