Senin, 05 Agustus 2019

Marlin Dinamikanto GAGAL PABRIK

Marlin Dinamikanto

GAGAL PABRIK

Setelah belut hanyut di lobang tikus

ular sawah menjadi asing bertatap

tembok pabrik yang mengangkang

hamparan kering coklat gersang

Entah berapa petani terkubur

derap batako yang terus memanjang

tak menyisa ketika ular sawah

hidup sebatang kara berteman tikus

di pemakaman belut

Ikan wader yang biasa mider-mider

mematuk plankton di kaki jerami

lama menghilang sebelum berpindah

ke buku gambar anak-anak sekolah

Sawah yang terkucil kian mengering

terhimpit batako - anak petani lebih suka

berharap kerja di pabrik. Tak ada padi

bisa dipanen empat bulan lagi

sedangkan gaji bisa dipanen

sebelum uritan pindah ke sawah

hamparan hijau yang kadang menguning

kini tersekat tembok-tembok pabrik

ular sawah yang hidup menyendiri

mati - bangkainya dimainkan anak kucing

di celah runtuhan tembok pabrik

gagal dibangun setelah ekonomi lesu

tak ada padi dipanen esok hari

tak pula gaji bulanan. Hanya terlihat

tikus berloncatan di celah batako rapuh

berserak di hamparan coklat gersang

Ngagel, 31 Juli 2019




Penyair Nasional Marlin Dinamikanto pancen jempolan dalam menulis puisi. Diksinya pilihan, untaian baitnya kaya makna . Pembaca akan mendapat aneka tafsir puisi di atas .

Telah menarik perhatian saya ketika puisinya ditemukan 5 tahun lalu yang berjudul "Pok Ame-ame." Kali ini ia tampil dalam "Gagal Pabrik" sebuah judul yang sangat kaya makna. Baitnya tampak tak beraturan runtut namun secara keseluruhan dapat ditangkap pesan oleh pembacanya bahwa ada perubahan di masa ini. Di alam yang semakin modern ini betapa ada penyebab dari apa yang diceritakan puisi di atas.

Bait yang kedua itu mulai memperjelas makna bahwa ternyata ada yang mengenaskan dimasa ini. Petani tanpa ladang! sedang bait yg lain :

....//hamparan hijau yang kadang menguning

kini tersekat tembok-tembok pabrik

ular sawah yang hidup menyendiri

mati - bangkainya dimainkan anak kucing

di celah runtuhan tembok pabrik

gagal dibangun setelah ekonomi lesu//...

menekan maksud. Marlin Dinamikanto memang megerigisi dalam membuat puisi. Selamat untukmu sang penyair . (Rg Bagus Warsono, kurator di Himpunan Masyarakat Gemar Membaca)