Berikut kita simak puisi karya Muhammad Lefand dalam puisi-puisi antologi internasional.
Muhammad Lefand
ORANG-ORANG TIMUR JEMBER
pagi:
Semua bangun setelah ayam berkokok
Membasuh muka dengan air
Menghadap Tuhan dan berdizikir
Yang punya sawah mengambil cangkulnya
Yang punya kebun mengambil aritnya
Yang tidak punya siap-siap bekerja
Ada yang mencari kayu hingga ke hutan
Ada yang mencari rumput hingga ke kebun
Dingin tak menghalangi gairah orang-orang
Tanah timur Jember begitu subur
Sawah-sawah luas membentang dari utara ke selatan
Kebun-kebun di bawah kaki gunung raung begitu rimbun
siang:
Setelah adzan dhuhur berkumandang dari masjid terdekat
Semua bersiap untuk kembali ke rumahnya
Membasuh badan dan keringat
Tidak lupa menunaikan shalat
Ada yang kembali ke sawah dan kebunnya
Ada yang istirahat di kamarnya
Anak-anak pulang dari sekolah mengucap salam
sore:
Ibu-ibu berkumpul
Bapak-bapak kembali ke aktifitas masing-masing
Anak-anak bermain layangan
malam:
Orang-orang sedang berdoa
setiap hari:
Orang-orang timur Jember sangat merdeka
Jember, 2019
Muhammad Lefand, penulis yang lahir di Sumenep Madura dengan nama Muhammad,
sekarang tinggal di Ledokombo Jember. Adalah seorang perantauan yang senang menulis puisi
Muhammad Lefand mengetengahkan suasana merdeka di Jember Jawa Timur. Diantara orang-orang yang belum menemukan kemerdekaan menurut hatinya, Muhammad Lefand justru memotret masyarakat yang menikmati kemerdekaan itu. Orang-orang Timur Jember katanya menikmati merdeka, ia gambarkan diwaktu pagi, siang hingga malam sepanjang hari, kemerdekaan bagi masyarakat adalah ketenangan dan keamanan mencari nafkah. Tampaknya masyarakat yang dipotret Lefand tidak muluk-muluk , mereka menikmati kemerdekaan itu. Menikmati dengan tenangan hidup dalam keseharian nya di desa.
Benar, kemerdekaan adalah bagaimana seseorang mensyukuri hidup ini, namun tak berarti pasrah. Hati yang slalu bersyuku akan mendapat ketenangan dalam hidup. Contohnya masyarakat Timur Jember yang digambarkan Muhammad Lefand.
Puisi yang tersurat dengan runtut dan apik disusun ini memiliki kekuatan daya tarik baca tersendiri. Lefand telah berhasil 'bercerita dengah puisi. Demikian puisi ternyata dapat menyampaikan kabar. bahwa di suatu tempat ada masyarakat menikmati merdeka. Mengapa kita tidak?
(Rg Bagus Warsono, kurator di Himpunan Masyarakat gemar membaca)
Muhammad Lefand
ORANG-ORANG TIMUR JEMBER
pagi:
Semua bangun setelah ayam berkokok
Membasuh muka dengan air
Menghadap Tuhan dan berdizikir
Yang punya sawah mengambil cangkulnya
Yang punya kebun mengambil aritnya
Yang tidak punya siap-siap bekerja
Ada yang mencari kayu hingga ke hutan
Ada yang mencari rumput hingga ke kebun
Dingin tak menghalangi gairah orang-orang
Tanah timur Jember begitu subur
Sawah-sawah luas membentang dari utara ke selatan
Kebun-kebun di bawah kaki gunung raung begitu rimbun
siang:
Setelah adzan dhuhur berkumandang dari masjid terdekat
Semua bersiap untuk kembali ke rumahnya
Membasuh badan dan keringat
Tidak lupa menunaikan shalat
Ada yang kembali ke sawah dan kebunnya
Ada yang istirahat di kamarnya
Anak-anak pulang dari sekolah mengucap salam
sore:
Ibu-ibu berkumpul
Bapak-bapak kembali ke aktifitas masing-masing
Anak-anak bermain layangan
malam:
Orang-orang sedang berdoa
setiap hari:
Orang-orang timur Jember sangat merdeka
Jember, 2019
Muhammad Lefand, penulis yang lahir di Sumenep Madura dengan nama Muhammad,
sekarang tinggal di Ledokombo Jember. Adalah seorang perantauan yang senang menulis puisi
Muhammad Lefand mengetengahkan suasana merdeka di Jember Jawa Timur. Diantara orang-orang yang belum menemukan kemerdekaan menurut hatinya, Muhammad Lefand justru memotret masyarakat yang menikmati kemerdekaan itu. Orang-orang Timur Jember katanya menikmati merdeka, ia gambarkan diwaktu pagi, siang hingga malam sepanjang hari, kemerdekaan bagi masyarakat adalah ketenangan dan keamanan mencari nafkah. Tampaknya masyarakat yang dipotret Lefand tidak muluk-muluk , mereka menikmati kemerdekaan itu. Menikmati dengan tenangan hidup dalam keseharian nya di desa.
Benar, kemerdekaan adalah bagaimana seseorang mensyukuri hidup ini, namun tak berarti pasrah. Hati yang slalu bersyuku akan mendapat ketenangan dalam hidup. Contohnya masyarakat Timur Jember yang digambarkan Muhammad Lefand.
Puisi yang tersurat dengan runtut dan apik disusun ini memiliki kekuatan daya tarik baca tersendiri. Lefand telah berhasil 'bercerita dengah puisi. Demikian puisi ternyata dapat menyampaikan kabar. bahwa di suatu tempat ada masyarakat menikmati merdeka. Mengapa kita tidak?
(Rg Bagus Warsono, kurator di Himpunan Masyarakat gemar membaca)