Wanto Tirta
LAUTAN WAS-WAS
Lautan was-was bergelombang meneror warga
Lantara siaran Bupati menyebutkan
Satu warga desa positif korona
Rasa gundah melanda
Dari lorong-lorong desa
Kaget
Menjelma ketakutan massal
Lautan was-was ada di mana-mana
Desaku tercinta gelisah
Orang-orang saling curiga
Membenci dan mengutuk
Kita kehilangan keseimbangan
Kekhasan warga desa gotong royong dan ramah
Adab bertetangga saling membantu menguatkan
Seperti hilang begitu saja
Cinta tercerai-berai
Lautan was-was menyesaki jiwa
Menghantui rumah-rumah warga
Lampu terang seperti buram bahkan gelap
Siang benderang bagai sunyi padang alang
Kerisik angin duka menggoyang sendi-sendi kesetiakawanan
Sedulur ini pageblug
ati-ati lan waspada
Bukan wabah biasa
Harus dihadapi dengan cara luarbiasa
Tidak sekedar waspada dan usaha
Kekuatan dzikir dan doa bagian dari pasrah
Kepada Tuhan pencipta wabah
Lautan was-was jangan dibiarkan merajalela
Perangi dengan iman taqwa
Kedepankan optimis menangkis pedih
Kembalikan cinta pada sesama
Dengan diam di rumah saja
Beri spirit untuk terinfeksi
Mohon doa illahi
Korona minggat warga sehat wal afiat
24032020
sedulur = saudara
pageblug = sakit menular
ati-ati lan waspadha = hati-hati dan waspada
Wanto Tirta
BELAJAR DIAM DI RUMAH
Belajar diam diri di rumah
Menikmati rumah kenangan orang tua
Riuh korona tetap tenang
Bersama istri dan lima anak
Empat di rumah
Satu kuliah di kota
Belajar diam diri di rumah
Semangat ibadah dzikir dan doa
Nikmati waktu sukur alhamdulillah
Mengharap berkah dari segala tingkah
Rejeki datang dari segala arah
Tetap ada tak bakal tertukar
Rasa sepi tentu ada
Tak membuat aku lari
Tetap kuhadapi tak kenal letih
Sekian hari berdiam diri
Memupuk cinta bertubi-tubi
Merenda asa setinggi langit
Meretas rindu cinta sejati
Korona bikin ulah
Korona bikin resah
Belajar diam diri di rumah
Dengan bijak ambil hikmah
Bila Tuhan kehendak
Kun faya kun
29032020
Wanto Tirta
JALAN SUNYI
jalan sunyi
kutemukan rindu di seberang
mudik tak bisa
makan sekedar bertahan
apa hendak mau bilang
jalan sunyi
kutemukan hantu tiap waktu
ketuk hati nasib tak tentu
langit biru menahan rindu
hari-hari terbelenggu
jalan sunyi
tangis keluarga di desa
lantaran hati terbagi dua
ayah merantau di kota
anak istri di desa
jalan sunyi
menanti kabar waktu berakhir
menuai masa biasa lagi
memburu rejeki
demi periuk nasi isi
jalan sunyi
tertuju arah bersaksi
illahi maha segala sunyi
tempat kembali temui
jalan sunyi
mengantar dzikir
ikhtiar hati sisihkan covid19 pergi
04042020
Wanto Tirta
Lahir dan besar di Desa Kracak Kecamatan ajibarang Kabupaten Banyumas Jawa Tengah.
Orang biasa saja dari keluarga petani. Ingin mengalir sampai jauh. Dengan menulis, usia tak pernah habis.
Bergiat di Komunitas Orang Pinggiran Indonesia (KOPI), teater Gethek, Paguyuban Kethoprak Kusuma Laras dan pernah main wayang orang. Menulis puisi, guritan, parikan maupun cerpen/cerkak. (sejenis puisi dalam bahasa Jawa). Pernah menulis naskah drama.
Sebagai penggiat literasi selalu menebarkan semangat menulis pun membaca keepada siapa saja.
Aktif membaca puisi dan guritan di forum apa saja, baik resmi maupun tidak. Aktifitas memopulerkan guritan penginyongan lantas mendapat penghargaan bidang sastra Gatra Budaya dari Pemkab Banyumas (2015) dan menjadi nominator Penghargaan Prasidatama Balai Bahasa Jawa tengah sebagai tokoh Penggiat Sastra dan Bahasa Daerah (2017). Pernah dinobatkan sebagai Penyiar Favorit di Radio Swasta Ajibarang (1997). Mendapat julukan Presiden Guritan Banyumas.
Puisi-puisinya termaktub di beberapa antologi puisi nasional maupun Asean.
Beberapa guritannya masuk di beberapa antologi guritan bersama. Satu guritan judul Nonton Ronggeng menjadi guritan terbaik lomba nulis guritan HUT PGRI Kab. Banyumas (2004)
Sekarang mukim di Desa Kracak RT 3 RW I Gang Tirta No. 024 Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas Jawa Tengah 53163 dapat di kontak lewat : Email : wantotirta@gmail.com Telf. 085291826565
LAUTAN WAS-WAS
Lautan was-was bergelombang meneror warga
Lantara siaran Bupati menyebutkan
Satu warga desa positif korona
Rasa gundah melanda
Dari lorong-lorong desa
Kaget
Menjelma ketakutan massal
Lautan was-was ada di mana-mana
Desaku tercinta gelisah
Orang-orang saling curiga
Membenci dan mengutuk
Kita kehilangan keseimbangan
Kekhasan warga desa gotong royong dan ramah
Adab bertetangga saling membantu menguatkan
Seperti hilang begitu saja
Cinta tercerai-berai
Lautan was-was menyesaki jiwa
Menghantui rumah-rumah warga
Lampu terang seperti buram bahkan gelap
Siang benderang bagai sunyi padang alang
Kerisik angin duka menggoyang sendi-sendi kesetiakawanan
Sedulur ini pageblug
ati-ati lan waspada
Bukan wabah biasa
Harus dihadapi dengan cara luarbiasa
Tidak sekedar waspada dan usaha
Kekuatan dzikir dan doa bagian dari pasrah
Kepada Tuhan pencipta wabah
Lautan was-was jangan dibiarkan merajalela
Perangi dengan iman taqwa
Kedepankan optimis menangkis pedih
Kembalikan cinta pada sesama
Dengan diam di rumah saja
Beri spirit untuk terinfeksi
Mohon doa illahi
Korona minggat warga sehat wal afiat
24032020
sedulur = saudara
pageblug = sakit menular
ati-ati lan waspadha = hati-hati dan waspada
Wanto Tirta
BELAJAR DIAM DI RUMAH
Belajar diam diri di rumah
Menikmati rumah kenangan orang tua
Riuh korona tetap tenang
Bersama istri dan lima anak
Empat di rumah
Satu kuliah di kota
Belajar diam diri di rumah
Semangat ibadah dzikir dan doa
Nikmati waktu sukur alhamdulillah
Mengharap berkah dari segala tingkah
Rejeki datang dari segala arah
Tetap ada tak bakal tertukar
Rasa sepi tentu ada
Tak membuat aku lari
Tetap kuhadapi tak kenal letih
Sekian hari berdiam diri
Memupuk cinta bertubi-tubi
Merenda asa setinggi langit
Meretas rindu cinta sejati
Korona bikin ulah
Korona bikin resah
Belajar diam diri di rumah
Dengan bijak ambil hikmah
Bila Tuhan kehendak
Kun faya kun
29032020
Wanto Tirta
JALAN SUNYI
jalan sunyi
kutemukan rindu di seberang
mudik tak bisa
makan sekedar bertahan
apa hendak mau bilang
jalan sunyi
kutemukan hantu tiap waktu
ketuk hati nasib tak tentu
langit biru menahan rindu
hari-hari terbelenggu
jalan sunyi
tangis keluarga di desa
lantaran hati terbagi dua
ayah merantau di kota
anak istri di desa
jalan sunyi
menanti kabar waktu berakhir
menuai masa biasa lagi
memburu rejeki
demi periuk nasi isi
jalan sunyi
tertuju arah bersaksi
illahi maha segala sunyi
tempat kembali temui
jalan sunyi
mengantar dzikir
ikhtiar hati sisihkan covid19 pergi
04042020
Wanto Tirta
Lahir dan besar di Desa Kracak Kecamatan ajibarang Kabupaten Banyumas Jawa Tengah.
Orang biasa saja dari keluarga petani. Ingin mengalir sampai jauh. Dengan menulis, usia tak pernah habis.
Bergiat di Komunitas Orang Pinggiran Indonesia (KOPI), teater Gethek, Paguyuban Kethoprak Kusuma Laras dan pernah main wayang orang. Menulis puisi, guritan, parikan maupun cerpen/cerkak. (sejenis puisi dalam bahasa Jawa). Pernah menulis naskah drama.
Sebagai penggiat literasi selalu menebarkan semangat menulis pun membaca keepada siapa saja.
Aktif membaca puisi dan guritan di forum apa saja, baik resmi maupun tidak. Aktifitas memopulerkan guritan penginyongan lantas mendapat penghargaan bidang sastra Gatra Budaya dari Pemkab Banyumas (2015) dan menjadi nominator Penghargaan Prasidatama Balai Bahasa Jawa tengah sebagai tokoh Penggiat Sastra dan Bahasa Daerah (2017). Pernah dinobatkan sebagai Penyiar Favorit di Radio Swasta Ajibarang (1997). Mendapat julukan Presiden Guritan Banyumas.
Puisi-puisinya termaktub di beberapa antologi puisi nasional maupun Asean.
Beberapa guritannya masuk di beberapa antologi guritan bersama. Satu guritan judul Nonton Ronggeng menjadi guritan terbaik lomba nulis guritan HUT PGRI Kab. Banyumas (2004)
Sekarang mukim di Desa Kracak RT 3 RW I Gang Tirta No. 024 Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas Jawa Tengah 53163 dapat di kontak lewat : Email : wantotirta@gmail.com Telf. 085291826565