84.Iie Alie (Yusriani)
PANDEMI
Aku rindu,
hari dimana kita bebas bicara
Tanpa jarak
Tanpa masker
Dan tanpa rasa curiga
Dini hari pada satu purnama kemaren
Masih terdengar kerontang bunyi gerobak lewat depan beranda
Dan riuh percakapan hingga tauran pun kerap terdengar
Kini,
Hanya sesekali deru kendaraan melintas
Walau sepanjang hari
Tiada yang berniat untuk tinggal di rumah
Gaung himbauan tetap di rumah tak dihiraukan
Spanduk dan selebaran pandemi pun dianggap angin lalu
Lantas,
Kapan kita akan pulih
Dari ketakutan dan kepanikan
Memerangi makhluk tak kasat mata itu bukan hal yang gampang
Menjauhkan diri dari keterpaparan hingga merubah pola hidup bersih sudah kita coba lakukan
Namun, makhluk bernama Corona itu tetap bebas berkeliling dunia
Masihkah perilaku tak perduli akan sesama terus dipegang
Masihkah pola pikir jumawa hingga stigma akan terus berlanjut dipertahankan
Ataukah,
kita sama-sama menjaga kesehatan diri dan keluarga
Hingga makhluk itu lenyap karena tak ada lagi inang untuk tempat dia bertahan
Jogja, 07042020
Please Stay Until All This Clears
(teriring doa untuk Prof terbaikku)
Separuh dunia memeluk sepi dalam keheningan
Separuh lagi seperti tak perduli
Separuh lagi, bukan tak perduli tapi terpaksa
Namun,
Jika tanpa kesadaran kita perlahan akan musnah
Satu demi satu tumbang
Karena makhluk tak kasat mata
Kemudian,
Sebagian akan mulai kalap
Memborong semua peralatan medis
Walau tak paham itu untuk apa dan bagaimana menggunakannya
Selanjutnya, hanya karena segelintir ilmu
Menebarkan berita bahwa antibiotik adalah obat terbaik pembunuh Covid 19
Tahukah kau, antibiotik hanya untuk bakteri
Bukan virus
Lantas,
Apa yang harus kita lakukan?
Jaga dirimu dan keluargamu
Jaga imun tubuhmu
Jaga pola makan mu dan
Jaga kebersihan tanganmu
Tetap tinggallah di rumah
Hanya ini yang bisa kita lakukan saat ini
Harapan terbaik kita
Ramadhan ini kita bisa bersama kembali
Merajut cerita dan tawa
Menatap mentari yang telah bersih dari segala polusi
Jogja, 07042020
Biodata
Iie Alie adalah nama pena dari Yusrianti, kelahiran Bengkulu. Mulai mengenal
dunia puisi sejak tahun 2016. Karya-karyanya bertebaran di facebook. Saat ini menetap di Karawang (Jawa Barat).
PANDEMI
Aku rindu,
hari dimana kita bebas bicara
Tanpa jarak
Tanpa masker
Dan tanpa rasa curiga
Dini hari pada satu purnama kemaren
Masih terdengar kerontang bunyi gerobak lewat depan beranda
Dan riuh percakapan hingga tauran pun kerap terdengar
Kini,
Hanya sesekali deru kendaraan melintas
Walau sepanjang hari
Tiada yang berniat untuk tinggal di rumah
Gaung himbauan tetap di rumah tak dihiraukan
Spanduk dan selebaran pandemi pun dianggap angin lalu
Lantas,
Kapan kita akan pulih
Dari ketakutan dan kepanikan
Memerangi makhluk tak kasat mata itu bukan hal yang gampang
Menjauhkan diri dari keterpaparan hingga merubah pola hidup bersih sudah kita coba lakukan
Namun, makhluk bernama Corona itu tetap bebas berkeliling dunia
Masihkah perilaku tak perduli akan sesama terus dipegang
Masihkah pola pikir jumawa hingga stigma akan terus berlanjut dipertahankan
Ataukah,
kita sama-sama menjaga kesehatan diri dan keluarga
Hingga makhluk itu lenyap karena tak ada lagi inang untuk tempat dia bertahan
Jogja, 07042020
Please Stay Until All This Clears
(teriring doa untuk Prof terbaikku)
Separuh dunia memeluk sepi dalam keheningan
Separuh lagi seperti tak perduli
Separuh lagi, bukan tak perduli tapi terpaksa
Namun,
Jika tanpa kesadaran kita perlahan akan musnah
Satu demi satu tumbang
Karena makhluk tak kasat mata
Kemudian,
Sebagian akan mulai kalap
Memborong semua peralatan medis
Walau tak paham itu untuk apa dan bagaimana menggunakannya
Selanjutnya, hanya karena segelintir ilmu
Menebarkan berita bahwa antibiotik adalah obat terbaik pembunuh Covid 19
Tahukah kau, antibiotik hanya untuk bakteri
Bukan virus
Lantas,
Apa yang harus kita lakukan?
Jaga dirimu dan keluargamu
Jaga imun tubuhmu
Jaga pola makan mu dan
Jaga kebersihan tanganmu
Tetap tinggallah di rumah
Hanya ini yang bisa kita lakukan saat ini
Harapan terbaik kita
Ramadhan ini kita bisa bersama kembali
Merajut cerita dan tawa
Menatap mentari yang telah bersih dari segala polusi
Jogja, 07042020
Biodata
Iie Alie adalah nama pena dari Yusrianti, kelahiran Bengkulu. Mulai mengenal
dunia puisi sejak tahun 2016. Karya-karyanya bertebaran di facebook. Saat ini menetap di Karawang (Jawa Barat).