Rabu, 29 April 2020

Sugeng Joko Utomo PULANG

Sugeng Joko Utomo



PULANG



Sudarmin renta duduk terdiam

Bersandar tangan mata terpejam

Terhanyut angan di lamun kelam

Menembus masa silam

Tentang istri teramat dicinta

Tiga anak buah kasihnya

Sebentar lagi akan bersua

Pada rumah bambu telah tua



Di atas kapal melancar pulang

Rindu menari dicumbu gelombang

Beriring cericit camar-camar terbang

Hari pun menjemput siang



Sepuluh tahun ia terhumbalang

Merantau jauh di negeri seberang

Sebab sepetak kecil sawah ladang

Tak lagi memberi harapan panjang

Panen hanya setahun sekali

Itu juga tiada pasti

Air seperti malu mengaliri

Hijau subur menjauh pergi



Angin bertiup menerpa wajah

Lamunan segera tergugah

Ia bangkit berdiri terperangah

Rupanya sampailah sudah

Segera baris berdesak-desakan

Menjinjing barang bawaan

Di emplasemen dermaga pelabuhan

Gejolak di dada semakin tak tertahan



Sudarmin renta tertegun diam

Tak mampu mengurai gumam

Melihat desa tanah kelahiran

Tenggelam di telan air bendungan



Tasikmalaya, 27 April 2020

Sugeng Joko Utomo







LENTERA BELUM MENYALA



Terbayang pintu bercat hijau pandan

Mulai terbuka perlahan

Sayap-sayap rindu berkepakan

Mengerumuni jasadku dalam diam

Berpuluh ratus bahkan ribuan

Menggugah angan menjemput kenyataaan



Aku menghambur segera

Pada kedua tangan terbuka

Milikmu yang senantiasa

Menanti pulangku dengan setia

Menumpahkan selaksa rasa

Selama ini terpaksa ditunda



Senyum kau suguhkan

Bersama segelas cerita tentang Intan

Putri kita yang bukan lagi anak ingusan

Beranjak menjadi remaja kekinian

Selalu mengharap segunung perhatian

Dariku seorang ayah perantauan



Kunikmati peluk mesra darimu

Kuresapi cium takdim anakku

Kubenamkan jiwa pada lautan syahdu

Yang tetiba ombaknya menggulung haru biru



Kukunyah rindu yang tersaji

Kureguk segelas cinta suci

Terpejam mata menikmati

Getar asmara meresapi sanubari



Namun...

Hari ini kanda belum bisa pulang adinda

Saat ini ayah tak jadi datang ananda

Tak diperkenankan oleh aturan negara

Konon untuk memutus pandemi corona

Jika wabah sudah mereda

Kelak ada sempat untuk bersua

Akan kunyalakan lentera

Terangi segala penjuru rumah kita



Tasikmalaya, 25 April 2020

Sugeng Joko Utomo





BAITUL JANNAH



Wahai isteriku

Puasa baru berjalan seminggu

Tetapi kau telah belanja gula telur dan terigu

Juga beberapa macam rempah bumbu

Sibuk pula membuat kue ini itu



Untuk lebaran nanti

Katamu membela diri

Sambil tetap asyik mengolesi

Alat panggang cetakan roti



Sementara makna dari puasa terlewatkan

Engkau bergunjing sambil mengaduk adonan

Mulut tiada henti mengatakan

Si ini atau si anu telat bayar arisan



Rumah berantakan

Di ember bertumpuk cucian

Di teras sampah berserakan

Pekerjaan lain terabaikan



Istriku tersayang

Puasa dan lebaran itu satu pasang

Saling bertautan berbayang

Melengkapi bak angin dan layang-layang



Rusak puasa rusak pula lebaran

Tak berkumandang lagi kemenangan

Terkoyak oleh mudharat kebiasaan

Digerus nafsu buruk keseharian



Maka berhati-hati saja

Tulus menjaga sikap dan bicara

Tuntas menjalani ibadah mulia

Niat bersihkan jiwa raga dari dosa



Tasikmalaya, 14 April 2020

Sugeng Joko Utomo





YANG ASYIK MUDIK



Di penghujung akhir bulan puasa

Gemanya panggili para pengembara

Untuk pulang ke desa-desa



Segala moda transportasi

Motor bus dan mobil pribadi

Berebut cepat tak pandai mengantri



Cerita tentang kota

Perihal bermacam duka

Dilipat di balik senyum pura-pura



Pura-pura kaya

Pura-pura bahagia

Kompensasi dari hidup menderita



Herman memboyong anak istri

Dengan motor sendiri

Hasil menabung berhari-hari



Simin mengendarai inova

Sepertinya mobil sewa

Mengajak keluarga semua



Prapti naik bus AKAP

Berpengemudi kurang cakap

Di padat kemacetan terperangkap



Adakah yang naik kereta api

Tiket online tak pernah terbeli

Sebab jaringan internet bikin sakit hati



Mereka para pemudik

Berkumpul bercerita asyik

Saling berbagi kisah unik



Aku hanya diam mendengar

Senyum sendiri tanpa sadar

Menyimak perubahan desa jadi hingar-bingar



(Semua ini pasti tak lama

Sepekan lagi mereka balik ke kota

Melanjutkan berburu nasib menderita

Untuk kembali mudik lebaran berikutnya)



Tasikmalaya, 6 April 2020

Sugeng Joko Utomo