Selasa, 21 April 2020




Tentu masih banyak puisi-puisi indah dalam antologi ini yang mengundang apresiasi dan enak dibaca. Sungguh pun demikian tak elok jika apresiasi berupa ulasan disampaikan dalam buku ini. Penyair-penyair dalam antologi Corona ini ternyata memiliki kekhasannya tersendiri dari masing-masing pemilik jiwa sang penyair. sebagai penutup ulasan buku ini penulis suguhkan mantra puisi karya Wardjito Soeharso. Penyair asal Semarang ini justru membuat jampi-jampi agar pagebluk ini segera berakhir. Dalam bahasa jawa Wardjito mencoba jampi-jampi ini. Sebuah puisi yang membuat pesona luar biasa jika dibaca di panggung terbuka. Berikut puisinya :





Japa Mantra



Bolading!

Klambi abang

Bendho gowang.

Jalitheng!

Jun jilijijethot

Wong Tapang asli

Cempe-cempe!

Undangna barat gede

Tak opahi duduh tape

Weerrr.....weeeerrrr....

Weeeeeerrrrrr....

Setan ora doyan

Penyakit ora ndulit

Wabah ora temah

Amung kersane Gusti Allah

Corona...

Minggaaaaaatttt!