78.Firman Wally
SEMENJAK KORONA MEWABAH
Semenjak korona mewabah
ke seluruh penjuru dunia
tangisan menggema di mana-mana
Balita sampai yang manula
turut merasakan pahitnya air mata
Dari Cina sampai dengan negara kita Indonesia
yang dulu meriah
kini tlah menjadi mati sunyi senyap di mata dunia
Di mana bahagia yang dulu ada
di mana senyuman yang dulu bergelora
Semenjak korona memeluk raga
Serasa bernyawa, namun tak berdaya
Ambon, 05 April 2020
Firman Wally, pria kelahiran Tahoku 03 April 1995, lulusan UNPATTI jurusan Sastra dan Bahasa Indonesia. Ia merupakan alumni SD INPRES HILA, SMP N 1 LEIHITU dan SMA N 1 LEIHITU. Puisi-puisinya sudah termuat di berbagai antologi bersama, seperti "Kitulis Namamu di Batu, Puisi Negeri Sawit, Gus Punk, Sajak-Sajak Pahlawan, Bulan-Bulan Dalam Sajak, Kita Adalah Indonesia Seri 2, Dongeng Nusantara Dalam Puisi, Menenun Rinai Hujan Bersama Eyang Sapardi, Tanah Bari, Pasaman, dll". Sekarang aktifitasnya Berkuliah sembari menulis.
SEMENJAK KORONA MEWABAH
Semenjak korona mewabah
ke seluruh penjuru dunia
tangisan menggema di mana-mana
Balita sampai yang manula
turut merasakan pahitnya air mata
Dari Cina sampai dengan negara kita Indonesia
yang dulu meriah
kini tlah menjadi mati sunyi senyap di mata dunia
Di mana bahagia yang dulu ada
di mana senyuman yang dulu bergelora
Semenjak korona memeluk raga
Serasa bernyawa, namun tak berdaya
Ambon, 05 April 2020
Firman Wally, pria kelahiran Tahoku 03 April 1995, lulusan UNPATTI jurusan Sastra dan Bahasa Indonesia. Ia merupakan alumni SD INPRES HILA, SMP N 1 LEIHITU dan SMA N 1 LEIHITU. Puisi-puisinya sudah termuat di berbagai antologi bersama, seperti "Kitulis Namamu di Batu, Puisi Negeri Sawit, Gus Punk, Sajak-Sajak Pahlawan, Bulan-Bulan Dalam Sajak, Kita Adalah Indonesia Seri 2, Dongeng Nusantara Dalam Puisi, Menenun Rinai Hujan Bersama Eyang Sapardi, Tanah Bari, Pasaman, dll". Sekarang aktifitasnya Berkuliah sembari menulis.