AZTI KINTAMANI K.
SIMPONI PELINDUNG DIRI
Dengan pakaian rapat, orang-orang meyakini
hidupnya sehat, taat dan bertiketkan surgawi
Nyatanya para korban ditembus mati pandemi
tanpa ibadah dan tatap famili, pergi kekal sendiri
Pakaian, kekayaan tak kan menjamin hidup abadi
Udara memanas, keringat kerja mengucur deras
Covid-19 mati melemas, tenaga medis terbebas
tapi di muka ada tanda berbekas, hatipun cemas
Semuanya ini peringatan dini, agar orang kembali
pada kesadaran, kesehatan itu hidup berharmoni
Tapi bagaimana itu terjadi, bila saling mendominasi
Tidak seperti apresiasi di studio alam yang jujur ini
walau ada perbedaan tapi kuat dalam kebersamaan
Bukankah itu hakekatnya pakaian saat kedaruratan
menjadi simponi yang melindungi dan menghibur diri
*) Studio Alam Asri, Sumedang, 2 April 2020
AZTI KINTAMANI KERENHAPUKH, lahir di Sumedang, pada tanggal 19 Mei. Aktif menulis sejak aktif di Kastaf Teater Holistik Bandung. Karya antologi Puisi Fasionastiknya : Simponi Butik Paradewi, Negeri Hilang Puteri, dan Rherajin. Kinta yang pernah Juara Cipta Puisi-FL2SN; Cipta Sastra Disbudpar ini, juga menulis antologi cerpen dan novel : Panpan Langlang Sungai Han, dan Kindasa. Pemenang dalam festival film pendek : Tunas, Tiang, The Bottle, dan Cipta-Baca Puisi APWIA ini, pernah aktif di Saka Dirgantara, Sasasi-Sanggar Sastra Literasi Indonesia, dan GBJC Ministry. Karya antologi bersamanya : Indonesia Masih Ada Matahari (2017); Hati Rembulan (2018), Wanita Guru Bangsa (2019). Selain sebagai jurnalis dan redaktur eksekutif di grup media Patrolindo-Asia, Adonaisa, Bintang Pro-Post, Kinta juga aktif melatih di Sanggar Griya Prima, Studio Alam Asri, Rumah Hati Literasi Sumedang. **(AKK) ***
SIMPONI PELINDUNG DIRI
Dengan pakaian rapat, orang-orang meyakini
hidupnya sehat, taat dan bertiketkan surgawi
Nyatanya para korban ditembus mati pandemi
tanpa ibadah dan tatap famili, pergi kekal sendiri
Pakaian, kekayaan tak kan menjamin hidup abadi
Udara memanas, keringat kerja mengucur deras
Covid-19 mati melemas, tenaga medis terbebas
tapi di muka ada tanda berbekas, hatipun cemas
Semuanya ini peringatan dini, agar orang kembali
pada kesadaran, kesehatan itu hidup berharmoni
Tapi bagaimana itu terjadi, bila saling mendominasi
Tidak seperti apresiasi di studio alam yang jujur ini
walau ada perbedaan tapi kuat dalam kebersamaan
Bukankah itu hakekatnya pakaian saat kedaruratan
menjadi simponi yang melindungi dan menghibur diri
*) Studio Alam Asri, Sumedang, 2 April 2020
AZTI KINTAMANI KERENHAPUKH, lahir di Sumedang, pada tanggal 19 Mei. Aktif menulis sejak aktif di Kastaf Teater Holistik Bandung. Karya antologi Puisi Fasionastiknya : Simponi Butik Paradewi, Negeri Hilang Puteri, dan Rherajin. Kinta yang pernah Juara Cipta Puisi-FL2SN; Cipta Sastra Disbudpar ini, juga menulis antologi cerpen dan novel : Panpan Langlang Sungai Han, dan Kindasa. Pemenang dalam festival film pendek : Tunas, Tiang, The Bottle, dan Cipta-Baca Puisi APWIA ini, pernah aktif di Saka Dirgantara, Sasasi-Sanggar Sastra Literasi Indonesia, dan GBJC Ministry. Karya antologi bersamanya : Indonesia Masih Ada Matahari (2017); Hati Rembulan (2018), Wanita Guru Bangsa (2019). Selain sebagai jurnalis dan redaktur eksekutif di grup media Patrolindo-Asia, Adonaisa, Bintang Pro-Post, Kinta juga aktif melatih di Sanggar Griya Prima, Studio Alam Asri, Rumah Hati Literasi Sumedang. **(AKK) ***