Minggu, 12 April 2020

Dian Rusdi DISEMINASI VIRUS

Dian Rusdi

DISEMINASI VIRUS



Tak ada yang bisa ditemukan di Wuhan

Selain sisa kehidupan yang berubah jadi aksara-aksara kematian

Di berita elektronik dan lembaran kertas cetak

Buah bibir di pertengahan musim dingin

Irisan musim paling memilukan



Gedung-gedung kosong jadi pesta debu dan kuman

Rumah-rumah mewah sepi bagai di pekuburan

Pohon dan hewan isyaratkan keras dalam kedukaan

Sepanjang jalan angin berembus terasa begitu sunyi

Memainkan debu dan daun-daun kering

Sejak kehidupan kota ini direnggut virus mematikan



Wanita dan anak-anak pun tak terselamatkan

Burung bangkai mematuk mayat-mayat bergelimpang

Semilir angin menebar virus kematian

Mengirim anyir darah-darah busuk dan segar



Tak ada lagi yang bisa ditemukan di Wuhan

Selain pesta angin dan lalat-lalat yang kelaparan

Dusta mana lagi yang akan kau sembunyikan wahai, Wuhan!

Bandung 2020

SAJAK UNTUK PECUNDANG



Siapakah yang datang mengendap-endap

Lalu diam-diam ia memangsa

Begitu cepat menyerang pernapasan

Mengelabui tanpa berani terlihat

Mungkinkah dia seorang pecundang?



Siapakah yang diam-diam menebar ancam

Kota dan desa kini begitu mencekam

Meneror kami yang tak tahu apa-apa

Kehadirannya isyaratkan semua manusia

Bisakah engkau merevisi takdir Tuhan, wahai Corona



Kau yang datang dengan malu-malu

Sembunyi di balik droplet dan debu

Lalu menyerang tanpa ada perasaan

Satu persatu engkau renggut nyawa manusia

Pecundang! beraninya sembunyi-sembunyi



Kau yang datang tanpa mau permisi

Kenapa tak engkau mangsa saja para koruptor

Para begal sadis dan maling-maling bebal negara

Menari di atas luka rakyat-rakyat kecil

Janganlah menyerang dengan asal



Kepada kau yang selama ini membuat gunjing

Yang memutus keramaian dengan kesepian

Begitu najiskah bekasmu melebihi bangkai binatang

Di sana sini sebagian korban ditolak warga untuk dimakamkan

Pergilah, Corona! jangan pangkas negeri kami yang rentan



Pulang, pulanglah ke tempat asalmu ke alak paul

Ke laut yang dalam atau goa-goa gelap

Ke kerajaan langit atau kastil-kastil sunyi

Neraka mungkin tempat kelahiranmu telah menanti

Ataukah memang benar engkau seekor pecundang



Bandung 2020























Biodata singkat:

Dian Rusdi : lelaki kelahiran Cianjur yang kini tinggal di Bandung. Hobby menulis dan melukis serta traveling. Puisi dan karyanya pernah dimuat di beberapa media cetak dan online serta pernah tergabung dalam beberapa buku antologi puisi bersama bersama kawan penulis lainnya. Saat ini Dian Rusdi aktif dalam sebuah wadah sastra Yayasan Dapur Sastra Jakarta asuhan Bung Remmy Novaris DM dkk