Dian Rusdi
DISEMINASI VIRUS
Tak ada yang bisa ditemukan di Wuhan
Selain sisa kehidupan yang berubah jadi aksara-aksara kematian
Di berita elektronik dan lembaran kertas cetak
Buah bibir di pertengahan musim dingin
Irisan musim paling memilukan
Gedung-gedung kosong jadi pesta debu dan kuman
Rumah-rumah mewah sepi bagai di pekuburan
Pohon dan hewan isyaratkan keras dalam kedukaan
Sepanjang jalan angin berembus terasa begitu sunyi
Memainkan debu dan daun-daun kering
Sejak kehidupan kota ini direnggut virus mematikan
Wanita dan anak-anak pun tak terselamatkan
Burung bangkai mematuk mayat-mayat bergelimpang
Semilir angin menebar virus kematian
Mengirim anyir darah-darah busuk dan segar
Tak ada lagi yang bisa ditemukan di Wuhan
Selain pesta angin dan lalat-lalat yang kelaparan
Dusta mana lagi yang akan kau sembunyikan wahai, Wuhan!
Bandung 2020
SAJAK UNTUK PECUNDANG
Siapakah yang datang mengendap-endap
Lalu diam-diam ia memangsa
Begitu cepat menyerang pernapasan
Mengelabui tanpa berani terlihat
Mungkinkah dia seorang pecundang?
Siapakah yang diam-diam menebar ancam
Kota dan desa kini begitu mencekam
Meneror kami yang tak tahu apa-apa
Kehadirannya isyaratkan semua manusia
Bisakah engkau merevisi takdir Tuhan, wahai Corona
Kau yang datang dengan malu-malu
Sembunyi di balik droplet dan debu
Lalu menyerang tanpa ada perasaan
Satu persatu engkau renggut nyawa manusia
Pecundang! beraninya sembunyi-sembunyi
Kau yang datang tanpa mau permisi
Kenapa tak engkau mangsa saja para koruptor
Para begal sadis dan maling-maling bebal negara
Menari di atas luka rakyat-rakyat kecil
Janganlah menyerang dengan asal
Kepada kau yang selama ini membuat gunjing
Yang memutus keramaian dengan kesepian
Begitu najiskah bekasmu melebihi bangkai binatang
Di sana sini sebagian korban ditolak warga untuk dimakamkan
Pergilah, Corona! jangan pangkas negeri kami yang rentan
Pulang, pulanglah ke tempat asalmu ke alak paul
Ke laut yang dalam atau goa-goa gelap
Ke kerajaan langit atau kastil-kastil sunyi
Neraka mungkin tempat kelahiranmu telah menanti
Ataukah memang benar engkau seekor pecundang
Bandung 2020
Biodata singkat:
Dian Rusdi : lelaki kelahiran Cianjur yang kini tinggal di Bandung. Hobby menulis dan melukis serta traveling. Puisi dan karyanya pernah dimuat di beberapa media cetak dan online serta pernah tergabung dalam beberapa buku antologi puisi bersama bersama kawan penulis lainnya. Saat ini Dian Rusdi aktif dalam sebuah wadah sastra Yayasan Dapur Sastra Jakarta asuhan Bung Remmy Novaris DM dkk
DISEMINASI VIRUS
Tak ada yang bisa ditemukan di Wuhan
Selain sisa kehidupan yang berubah jadi aksara-aksara kematian
Di berita elektronik dan lembaran kertas cetak
Buah bibir di pertengahan musim dingin
Irisan musim paling memilukan
Gedung-gedung kosong jadi pesta debu dan kuman
Rumah-rumah mewah sepi bagai di pekuburan
Pohon dan hewan isyaratkan keras dalam kedukaan
Sepanjang jalan angin berembus terasa begitu sunyi
Memainkan debu dan daun-daun kering
Sejak kehidupan kota ini direnggut virus mematikan
Wanita dan anak-anak pun tak terselamatkan
Burung bangkai mematuk mayat-mayat bergelimpang
Semilir angin menebar virus kematian
Mengirim anyir darah-darah busuk dan segar
Tak ada lagi yang bisa ditemukan di Wuhan
Selain pesta angin dan lalat-lalat yang kelaparan
Dusta mana lagi yang akan kau sembunyikan wahai, Wuhan!
Bandung 2020
SAJAK UNTUK PECUNDANG
Siapakah yang datang mengendap-endap
Lalu diam-diam ia memangsa
Begitu cepat menyerang pernapasan
Mengelabui tanpa berani terlihat
Mungkinkah dia seorang pecundang?
Siapakah yang diam-diam menebar ancam
Kota dan desa kini begitu mencekam
Meneror kami yang tak tahu apa-apa
Kehadirannya isyaratkan semua manusia
Bisakah engkau merevisi takdir Tuhan, wahai Corona
Kau yang datang dengan malu-malu
Sembunyi di balik droplet dan debu
Lalu menyerang tanpa ada perasaan
Satu persatu engkau renggut nyawa manusia
Pecundang! beraninya sembunyi-sembunyi
Kau yang datang tanpa mau permisi
Kenapa tak engkau mangsa saja para koruptor
Para begal sadis dan maling-maling bebal negara
Menari di atas luka rakyat-rakyat kecil
Janganlah menyerang dengan asal
Kepada kau yang selama ini membuat gunjing
Yang memutus keramaian dengan kesepian
Begitu najiskah bekasmu melebihi bangkai binatang
Di sana sini sebagian korban ditolak warga untuk dimakamkan
Pergilah, Corona! jangan pangkas negeri kami yang rentan
Pulang, pulanglah ke tempat asalmu ke alak paul
Ke laut yang dalam atau goa-goa gelap
Ke kerajaan langit atau kastil-kastil sunyi
Neraka mungkin tempat kelahiranmu telah menanti
Ataukah memang benar engkau seekor pecundang
Bandung 2020
Biodata singkat:
Dian Rusdi : lelaki kelahiran Cianjur yang kini tinggal di Bandung. Hobby menulis dan melukis serta traveling. Puisi dan karyanya pernah dimuat di beberapa media cetak dan online serta pernah tergabung dalam beberapa buku antologi puisi bersama bersama kawan penulis lainnya. Saat ini Dian Rusdi aktif dalam sebuah wadah sastra Yayasan Dapur Sastra Jakarta asuhan Bung Remmy Novaris DM dkk