Masih
dan Sedang Terjajah
Setelah
tiga setengah abad, tiga setengah tahun
Negeri
nyata nyata Terjajah
Rakyat
nyata nyata Terjarah
Perih
pedih berlumur darah
Tujuh
puluh dua tahun terlewati
Masih
terasa pedih dalam lubuk pertiwi
Atas
keserakahan dan kekejian,
Para
Nippon dan Kompeni
Kemerdekaan
Menjadi
obat penawar kehancuran
Tapi
Sang Proklamator takut akan renkarnasi kolonial
Kekuasaan
bayangan dan siluman anak bangsa
Sekarang
Biru
langit menjelma abu-abu penuh debu
Penjajahan
atas nama industri
Rakyat
jadi abdi wara wiri
Sekarang
Tarian
ronggeng Jarang tampil
Wayang
dan Reog hanya simbol
Lagi
lagi budaya hedonisme membudaya
Sekarang
Anak
bangsa terus mengkhianati banngsa
Atas
nama kekuasaan dan kekayaan
Banyak
dana dan kerjasama siluman
Sekarang
Sekarang
Merebak
produk produk berkedok
Jubah
kekuasaan menaungi wajah munafik
Rakyat
tertipu, penguasa membisu
Sekarang
Perhatian
anak bangsa dialih fungsikan
Dengan
teknologi yang berkemajuan
Mereka
terbuai akan hiburan yang penuh kesia-siaan
Mereka
diracuni akan merebaknya ajaran kebencian
Dan
akhirnya mereka minim kelakuan
Kita
dijajah
Kita
dijajah
Kita
dijajah lagi
Dan
lagi
Purwokerto,
02 Agustus 2017
Tiya
Laraswati