Rabu, 23 Agustus 2017

Chalvin Papilaya dalam Kita Dijajah Lagi : Sekarang Bumerang



Chalvin Papilaya

Sekarang Bumerang



Sekarang, bergelegar para kesatria

Lebih sukar telah berlumur darah

Menanti-nanti takdir bercengkrama

Malam membuat tawanan pengembara

Mulut sesumpal raksasa tak bisa lagi dicabut



Sekarang, bergaya laskar di beranda muka

Panji berdendang, kutahu murka orang asing

Menggemakan mitos purba kaum putih

Dan notulensi di kanan meja memuja-muja ketakutan

Pelayar kapal yang mengenal tuhan, menutup roh-roh



Sekarang, luluh-lantak guru-gurulah jadi pelipur

Mengaku sang ahli nujum, penemu bintang-bintang

Walau metamorfosis di angkasa terbentang ganjil

Dalam sabda gaib, kita merayakan perkabungan

Berlebur urapan duka yang meletupkan sisa-sisa siksa



Ambon, Agustus 2017
Chalvin Papilaya alias ‘sebasta’. Lahir di Poka pada 23 Januari 1992. Sekarang sebagai mahasiswa akhir di Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku. Terkadang bermain teater di Bengkel Sastra Batu Karang dan mendedikasikan puisi bagi kampung.