Minggu, 20 Agustus 2017

Iwan Dartha dalam Kita Dijajah Lagi : Kopi Pahit






KOPI PAHIT

Puisi Iwan Dartha

Lebih besar harapan daripada bukti-bukti
dua teguk pertama cukup sadari rasa kopi
ada bayangan merdeka dalam kepul nyali
Tebarkan gula-gula seusai kau tumbuk palu
rumput hijau kau arit dengan retorika palsu
sampah busuk kau pungut tanpa rasa malu

Kopi pahitku lebih manis daripada gulamu
saat pesta meriah sublimasi ambiguitasmu
Menarik arakan awan kelabu menghangati
setiap rasa merasuki kepercayaan dirimu
Warna tertepis mengabaikan asa sendimu
Kopi pahitku selalu memaniskan sukmaku

Dunia telah mencintai madu seperti aku juga
Tapi secangkir kopi pahitku dibanding madu
lebih manis daripada madu bunga-bunga liar
Engkau tersenyum puas ketika kini menikmati
kopiku pahit kau minum tak sadar rasa pahit
dan sampai kini kau mengingat kopi pahitku

Kuberhenti bertanya sambil hirup kopi pahitku
senyum bukan untuk madu bunga-bunga liar
Tarian kupu-kupu memanjakan kumbang saru
kopi pahitku lebih manis daripada gulamu itu
secangkir kau habiskan tak sadari rasa pahit

Jakarta, 15 Agustus 2017