Jumat, 25 Agustus 2017

Sami'an Adib, dalam Kita Dijajah Lagi : Membaca Ulang Puisimu




Sami’an Adib



Membaca Ulang Puisimu



Entah mengapa aku selalu merinding setiap membaca ulang puisimu

tentang kanibal di sekitar kita

:negeri ini dipenuhi lelaki kanibal

rakus memangsa anak gadisnya

padahal aku tak pernah yakin hal itu ada



Entah mengapa hatiku selalu teriris setiap membaca ulang puisimu

tentang robohnya nurani para kesatria pemangku negeri

:dengan dalih kemakmuran bersama

jutaan kubik pasir terus-menerus digerus

dikirim untuk reklamasi pantai negara tetangga

meski belum habis bumi ini terkikis

tapi perlahan teritorial hidup kita terpangkas

padahal tak pernah terkalkulasi dalam ritus niagaku



Entah mengapa hatiku selalu tersayat setiap membaca ulang puisimu

tentang sebentang negeri yang tergadai

:para cukong berlidah lihai

menjajakan pesona alam

beserta jengkal-jengkal tanahnya

kaum pribumi terusir dari pukau pulau rintisan leluhurnya

menjadi manusia perahu

hidup terempas di rentang pasang gelombang

padahal tak pernah terbenak dalam tafakur sosialku



Entah mengapa bopeng wajah negeriku tak hilang-hilang

meski telah mencoba bersolek berulang-ulang

barangkali sudah terlalu kronis

atau memang sengaja tak digubris



Jember, 2015-2017