Kamis, 31 Agustus 2017

Sapin Ahmad dalam Kita Dijajah Lagi : Sebutir Gula Untuk Tersenyum





Sapin Ahmad
Sebutir Gula Untuk Tersenyum

Seorang kakek separuh baya bekata
Masih tercium Kesekian kalinya di malam ini
Tumbukan harumnya biji kopi hitam
Menggoda nafsu jiwa yang keji
Aromanya yang hangat mengalir dalam jiwa merana.

Di malam kami merindukan manisnya gula.

Kesekian kalinya juga tujuh belas itu
Untuk agustus lahir
Tujuh puluh dua tahun negeri ini merdeka yang kami tahu
Namun, kami masih menanti Sebutir gula
Untuk menikmati senyum manisnya kopi.

Bukan menanti janji yang terucap !
Bukan menanti sumpah yang hanya jadi sampah !
Yang kami minta.

Haruskah kami rekam janji dan sumpah
Agar kalian takut pada Tuhan.

Dan menikmati puisi kami
menyeruput kopi tanpa gula ?

Sugguh kami hanya lelaki rentang yang tinggal dikenang
yang tak lagi bermakna
Yang tak lagi berjasa
Apalah daya kami.

Aku hanya bercerita tentang puisi
Yang menanti sebutir gula untuk tersenyum.

(Majalengka, 310817)