Anung Ageng Prihantoko
Jalan
Anak-anak
bimbang menapak jalan-jalan runtuh
Mungkinkah
tanda petang yang gamang mulai turun berlabuh
Nilai-nilai
luhur sebagai marka terlihat semakin kabur
Toleransi
terkerat mati suri, kebijaksanaan sayapnya terbakar tubuh sendiri
Ibu
yang menggigil, ibu yang melafalkan nama anak-anak yang selalu dipanggil
Sebab
pintu-pintu dunia telah dibuka
Sebab
hempasan badai semakin terasa di dada
Dan
liar ombak yang berdebur semakin melemahkan bahagia suara kesiur nyiur di
telinga
Sebab
terik matahari semakin ganas untuk menghanguskan cita-cita di kepala
Anak-anak
bermain di museum
:
Mengenang coklat hutan yang dahulu hijau
Mengenang
keramahtamahan yang disayat karat hujat
Mengenang
gotong-royong yang semakin punah terongrong
Pulanglah
anak-anak ibu, yang berbeda-beda namun tetap satu
Cilacap, 25 agustus 2017