Sabtu, 31 Maret 2018

Yuri Rakasiwi Keseharian Negriku

Yuri Rakasiwi

Keseharian Negriku
Aneh jika dilihat sekarang
Negriku banyak berubah
Bangunannya, lihatlah
Dulu pondok roboh, sekarang gedung pencakar langit
Langit kok dicakar
Disini sedang perang
Perang sengketa, argumen bahkan moral
Demonstrasi dimana-mana
Bak perang troya
Sedikit-sedikit pukul, sedikit-sedikit hantam
Mungkin nyawanya punya cadangan
Yang ber-uang berkuasa
Yang miskin menghamba, meratap
Tak peduli luka, mengais tak ada
Mereka bisa makan hari ini, besok ?
Mana tahu
Jual diri saja, jangan
Harga diri tetap tak terbayar
Rakyat bersuara, pemerintah lebih
Perutnya buncit-buncit
Duduk-duduk santai, sedang yg di bawah sengsara
Aduhai,
Berdiri berbicara lucu
Pelawak kecewa, kalah popularitas
Ayolah negriku, jangan begitu
Masing-masing punya perut
Yang harus di isi
Negriku Negri Kawakan
Negriku negri kawakan
Bestari, hanya sebatas kata
Hanya sebatas sedu sedan
Aneh
Bocah imut tau cinta-cintaan
Amboi, di khitan saja belum
Wajah polos dibalut seragam merah putih
Dengan santainya cium-ciuman
Dek, sekolah dulu ya ! Kasian orang tua
Kasian si gundu dilupakan
Gara-gara internet meraja lela
Tak peduli usia, tua atau muda
Duduk bersila, menatap maya
Negriku panas
Prostitusi sudah biasa
Obat dijual bebas
Dari narkoba hingga obat kuat
Hah,Laku keras
Negriku modern, katanya
Dulu petak umpet di saung
Sekarang umpet privasi
Sayang ya, keseruan tlah usai
Yang nyata berganti maya


Yuri Rakasiwi, penyair ini berasal dari Mempawah, Kalimantan Barat


Aneh jika dilihat sekarang
Negriku banyak berubah
Bangunannya, lihatlah
Dulu pondok roboh, sekarang gedung pencakar langit
Langit kok dicakar
Disini sedang perang
Perang sengketa, argumen bahkan moral
Demonstrasi dimana-mana
Bak perang troya
Sedikit-sedikit pukul, sedikit-sedikit hantam
Mungkin nyawanya punya cadangan
Yang ber-uang berkuasa
Yang miskin menghamba, meratap
Tak peduli luka, mengais tak ada
Mereka bisa makan hari ini, besok ?
Mana tahu
Jual diri saja, jangan
Harga diri tetap tak terbayar
Rakyat bersuara, pemerintah lebih
Perutnya buncit-buncit
Duduk-duduk santai, sedang yg di bawah sengsara
Aduhai,
Berdiri berbicara lucu
Pelawak kecewa, kalah popularitas
Ayolah negriku, jangan begitu
Masing-masing punya perut
Yang harus di isi
Negriku Negri Kawakan
Negriku negri kawakan
Bestari, hanya sebatas kata
Hanya sebatas sedu sedan
Aneh
Bocah imut tau cinta-cintaan
Amboi, di khitan saja belum
Wajah polos dibalut seragam merah putih
Dengan santainya cium-ciuman
Dek, sekolah dulu ya ! Kasian orang tua
Kasian si gundu dilupakan
Gara-gara internet meraja lela
Tak peduli usia, tua atau muda
Duduk bersila, menatap maya
Negriku panas
Prostitusi sudah biasa
Obat dijual bebas
Dari narkoba hingga obat kuat
Hah,Laku keras
Negriku modern, katanya
Dulu petak umpet di saung
Sekarang umpet privasi
Sayang ya, keseruan tlah usai
Yang nyata berganti maya


Yuri Rakasiwi, penyair ini berasal dari Mempawah, Kalimantan Barat