Selasa, 13 Maret 2018

Marlin Dinamikanto Di Taman Sarinya Persenggamaan Dunia

Marlin Dinamikanto

Di Taman Sarinya Persenggamaan Dunia

meskipun malam telah bersekutu dengan gelap
bahkan sejak lama. Sebelum dunia dibuat ada
atau diadaadakan oleh cerita Bunda Eva yang silap
tentang buah terlarang yang katanya menggoda
seperti cerita yang tersurat di Kitabkitab Samawi
di sanalah kunangkunang menegaskan hadirnya

malam dan segala gelap yang menyertainya
telah membunuh Cahaya. Tapi bukan kunangkunang
yang tak pernah mati sebab ada pedang di dasar jiwa
mengarungi rasa takut yang menggenang
di loronglorong keterasingan manusia
selalu ada cara mengatasi keterbatasannya

Gurun Gobi dan dataran tinggi Himalaya
bukan halangan bagi manusia menyebarkan
air mani yang diolah dari hasrat ke vagina
kehidupan yang terbentang sejak Mesopotamia
melintas Tigris, Samarkhand, India
ada lagi dari Yunan dan Formosa
menjelajah laut luas dan hinggap
di kepulauan nusantara. Itulah kita

manusia kunangkunang Indonesia
membakar gelap dengan nyala kecil saja
sebelum akhirnya pungkas diterjang usia
tak begitu lama. Hanya 70 tahun saja
tapi tak pernah sepi sebab ada hiburan
bersenggama dengan berbagai ras
seperti halnya derkuku dan burung dara
melahirkan burung puter. Begitulah kita

tak lagi terlihat asli seperti Kaukasuid purba
tak terlihat pendek gemuk seperti Mongolid
atau hitam legam seperti Negroid. Itulah kita
bangsa yang tak begitu asli kepulauan nusantara
menetap di pegunungan, lembah dan pantaipantai
membawa adab yang tak selalu sama
di taman sarinya persenggamaan dunia

meskipun malam telah bersekutu dengan gelap
bahkan sejak lama. Sebelum dunia dibuat ada
atau diadaadakan oleh cerita Bunda Eva yang silap
hingga keserakahan yang melahirkan cuaca ekstrim
tapi percayalah. Selama Isrofil belum memegang sangkakala
kiamat masih lama. Paling tidak itulah cerita
dari kitabkitab Samawi purba

Martupat, 18 Januari 2018