HERU MUGIARSO
IRONI DALAM AMPLOP RISWAH
Ia mengemasi sujud dan doanya untuk Tuhan
ia menadahkan tangannya bagi lidah dan perutnya
beberapa lembar uang bergambar dunia
terselip di kocek
lalai ayat-ayat kitab suci yang dihafal
dan digumamkannya
Ia bersumpah demi nama Khaliknya
dengan paras datar
mengenakan topeng dusta
yang telah lama dibelinya
ia lupa bekas hitam di keningnya
ia lalai mencukur jenggotnya
pada saat dicokok
dan dipermalukan
di depan layar kaca
Jangan terima amplop riswah kecuali isinya, kata mereka
Dan pedang di tangan kanan dewi keadilan
siap menghunjam
entah dalam kelucuan atau sebaliknya dalam ironi
yang getir?
2017
HERU MUGIARSO, lahir di Purwodadi Grobogan lima puluh enam tahun yang lalu. Berkiprah di dunia penulisan sastra sejak masih remaja sekitar tahun 1975. Tulisannya berupa puisi, esai, kritik dan cerita pendek pernah di muat di berbagai majalah dan surat kabar nasional dan daerah antara lain Horison, Republika, Media Indonesia, Jawa Pos , Suara Merdeka, Solo Pos, Littera, Hysteria, Radar Banjarmasin dan sebagainya . Prestasi yang pernah diraih adalah penghargaan Komunitas Sastra Indonesia Award 2003 dari yayasan Komunitas Sastra Indonesia sebagai penyair terbaik.Salah satu puisinya masuk dalam 100 Puisi Indonesia Terbaik dan masuk dalam nominasi penerima anugerah sastra Pena Kencana tahun 2008.Buku antologi puisi tunggalnya TILAS WAKTU (2011) yang diluncurkan pada temu sastra internasional NUMERA ( Padang, 2012) masuk dalam katalog perpustakaan YaleUniversity ,Cornell University serta University of Washington Amerika Serikat. Antologi bersama esai dan puisinya menjadi koleksi Universitas Hamburg Jerman. Namanya masuk dalam buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia (Yayasan Hari Puisi , 2017). Antologi puisi tunggal keduanya telah terbit dengan judul LELAKI PEMANGGUL PUISI (2017). Di luar itu, ia adalah inisiator gerakan Puisi Menolak Korupsi yang didukung oleh ratusan penyair Indonesia. Sekarang aktif mengelola jurnal sastra dan budaya nasional KANAL yang diterbitkan oleh komunitas sastra Simpang 5 Semarang. Sehari hari bekerja sebagai pengajar pada Universitas Negeri Semarang.
IRONI DALAM AMPLOP RISWAH
Ia mengemasi sujud dan doanya untuk Tuhan
ia menadahkan tangannya bagi lidah dan perutnya
beberapa lembar uang bergambar dunia
terselip di kocek
lalai ayat-ayat kitab suci yang dihafal
dan digumamkannya
Ia bersumpah demi nama Khaliknya
dengan paras datar
mengenakan topeng dusta
yang telah lama dibelinya
ia lupa bekas hitam di keningnya
ia lalai mencukur jenggotnya
pada saat dicokok
dan dipermalukan
di depan layar kaca
Jangan terima amplop riswah kecuali isinya, kata mereka
Dan pedang di tangan kanan dewi keadilan
siap menghunjam
entah dalam kelucuan atau sebaliknya dalam ironi
yang getir?
2017
HERU MUGIARSO, lahir di Purwodadi Grobogan lima puluh enam tahun yang lalu. Berkiprah di dunia penulisan sastra sejak masih remaja sekitar tahun 1975. Tulisannya berupa puisi, esai, kritik dan cerita pendek pernah di muat di berbagai majalah dan surat kabar nasional dan daerah antara lain Horison, Republika, Media Indonesia, Jawa Pos , Suara Merdeka, Solo Pos, Littera, Hysteria, Radar Banjarmasin dan sebagainya . Prestasi yang pernah diraih adalah penghargaan Komunitas Sastra Indonesia Award 2003 dari yayasan Komunitas Sastra Indonesia sebagai penyair terbaik.Salah satu puisinya masuk dalam 100 Puisi Indonesia Terbaik dan masuk dalam nominasi penerima anugerah sastra Pena Kencana tahun 2008.Buku antologi puisi tunggalnya TILAS WAKTU (2011) yang diluncurkan pada temu sastra internasional NUMERA ( Padang, 2012) masuk dalam katalog perpustakaan YaleUniversity ,Cornell University serta University of Washington Amerika Serikat. Antologi bersama esai dan puisinya menjadi koleksi Universitas Hamburg Jerman. Namanya masuk dalam buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia (Yayasan Hari Puisi , 2017). Antologi puisi tunggal keduanya telah terbit dengan judul LELAKI PEMANGGUL PUISI (2017). Di luar itu, ia adalah inisiator gerakan Puisi Menolak Korupsi yang didukung oleh ratusan penyair Indonesia. Sekarang aktif mengelola jurnal sastra dan budaya nasional KANAL yang diterbitkan oleh komunitas sastra Simpang 5 Semarang. Sehari hari bekerja sebagai pengajar pada Universitas Negeri Semarang.