Dicky Armando, S.E
Menukar Nasib
Jangan jadi orang miskin, Kawan!
Karena fakir dilarang sakit,
disuruh diet pula.
Jangan pula mengeluh soal listrik.
Tak sanggup bayar, cabut saja meterannya!
Perihal makanan apalagi,
daging sapi mahal, telan saja keong sawah.
Selesai urusan.
Tapi mana pula ada sawah lagi,
kalau kebun sawit baru benar.
Besok-besok saya tak mau jadi orang miskin,
mending jadi menteri.
Pontianak, 13 Januari 2018
Pontianak, 13 Januari 2018
Dicky Armando, S.E., penyair amatir atau bisa juga disebut penyair jalanan dari Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Telah menetaskan dua buku kumpulan puisi yaitu; “Huruf-Huruf Kering” (ISBN: 978-602-73614-0-9) dan “Kumpulan Puisi Melamun” (ISBN: 978-602-6319-90-6).
Menukar Nasib
Jangan jadi orang miskin, Kawan!
Karena fakir dilarang sakit,
disuruh diet pula.
Jangan pula mengeluh soal listrik.
Tak sanggup bayar, cabut saja meterannya!
Perihal makanan apalagi,
daging sapi mahal, telan saja keong sawah.
Selesai urusan.
Tapi mana pula ada sawah lagi,
kalau kebun sawit baru benar.
Besok-besok saya tak mau jadi orang miskin,
mending jadi menteri.
Pontianak, 13 Januari 2018
Pontianak, 13 Januari 2018
Dicky Armando, S.E., penyair amatir atau bisa juga disebut penyair jalanan dari Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Telah menetaskan dua buku kumpulan puisi yaitu; “Huruf-Huruf Kering” (ISBN: 978-602-73614-0-9) dan “Kumpulan Puisi Melamun” (ISBN: 978-602-6319-90-6).