Masimus A. L. Sawung
CINTA PEMBANTU.
1)
Kulitku begitu terasing dari jemari ibunda
Keningku kering menunggu kecupan basa bibirnya
Tak ada bisikan cinta pada telingaku.
Ibundaku pergi, sebelum sempat kata selamat pagi terucap.
Bibirku kaku mengeja kata mama,
Sebab saat aku tercipta bersama pagi ibunda telah hanyut bersama
Deru mesin ibukota.
2)
Jemarinya begitu santun membelaiku,
Dengan tabah ia menemani keseharian kesibukanku
Dengan manja bibirnya mengecup keningku, membelai rambutku,
Lalu aku tertidur pulas dalam palungannya.
“apa perempuan ini ibuku.?”
3)
Saat berakhir terang, lahirlah kegelapan.
Sedang diluar rumah hujan jatuh dengan sombongnya.
Aku masih digendongannya, menunggu kedatangan bunda
Yang mungkin sedang tersesat diantara rintik hujan.
4)
Dalam hening ku dengar bisikan
“jangan cemas, dia mungkin sedang dihimpit kemacetan akibat banjir,
Atau mungkin sedang berteduh dibawah halte sambil menunggu hujan berhenti
Jatuhkan diri pada tanah. Ayo, aku menunggumu dikamar. Biarkan bocah itu
Sebab matanya akan tertidur pulas, sayang.”
5)
Itu suara ayah,
Lalu kepada siapa dia mengucap kata “sayang”.
Maumere, 02/02/2018
Masimus A. L. Sawung. Biasa dipanggil Maxi L Sawung. Merupakan mahasiswa aktif di kampus STFK LEDALERO semester 6. Penulis berasal dari Maumere, Flores, NTT. Rajin membaca buku dipinggir jalan.
CINTA PEMBANTU.
1)
Kulitku begitu terasing dari jemari ibunda
Keningku kering menunggu kecupan basa bibirnya
Tak ada bisikan cinta pada telingaku.
Ibundaku pergi, sebelum sempat kata selamat pagi terucap.
Bibirku kaku mengeja kata mama,
Sebab saat aku tercipta bersama pagi ibunda telah hanyut bersama
Deru mesin ibukota.
2)
Jemarinya begitu santun membelaiku,
Dengan tabah ia menemani keseharian kesibukanku
Dengan manja bibirnya mengecup keningku, membelai rambutku,
Lalu aku tertidur pulas dalam palungannya.
“apa perempuan ini ibuku.?”
3)
Saat berakhir terang, lahirlah kegelapan.
Sedang diluar rumah hujan jatuh dengan sombongnya.
Aku masih digendongannya, menunggu kedatangan bunda
Yang mungkin sedang tersesat diantara rintik hujan.
4)
Dalam hening ku dengar bisikan
“jangan cemas, dia mungkin sedang dihimpit kemacetan akibat banjir,
Atau mungkin sedang berteduh dibawah halte sambil menunggu hujan berhenti
Jatuhkan diri pada tanah. Ayo, aku menunggumu dikamar. Biarkan bocah itu
Sebab matanya akan tertidur pulas, sayang.”
5)
Itu suara ayah,
Lalu kepada siapa dia mengucap kata “sayang”.
Maumere, 02/02/2018
Masimus A. L. Sawung. Biasa dipanggil Maxi L Sawung. Merupakan mahasiswa aktif di kampus STFK LEDALERO semester 6. Penulis berasal dari Maumere, Flores, NTT. Rajin membaca buku dipinggir jalan.