Rabu, 14 Maret 2018

Tajuddin Noor Ganie INDONESIA LUCU KASUS BATUBARA

Tajuddin Noor Ganie

INDONESIA LUCU
KASUS BATUBARA

Di sebuah provinsi di Indonesia
(Namanya sengaja disamarkan)
Tambang Batubara terbentang beratus hektar luasnya
Atas nama batubara, tanah dikeruk sedalam-dalamnya
Setiap hari armada truk gajah membawanya
ke pelabuhan penumpukan
Setiap hari tongkang-tongkang raksasanya
membawanya milir di sungai
Pelan tapi pasti batubara diantarkan
ke alamat konsumen entah di mana
Berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan
tongkang ditarik tugboat
Mula-mula melintasi sungai, dan laut
di wilayah negara sendiri,
Kemudian melintasi wilayah laut negara tetangga,

Namun, lucunya aktifitas itu
Tak bermakna social financial bagi warga provinsi
Buktinya, listrik masih nyala bergilir dari hari ke hari
Padahal provinsi ini adalah lumbung batubara
Bahan bakar pembangkit listrik itu sendiri

Namun, lucunya aktifitas itu
Tak bermakna social financial bagi warga provinsi
Buktinya, fasilitas umum masih begitu minimnya
Tidak ada pelabuhan samudera
Tidak ada jalan raya yang mulus sempurna
Tidak ada bandara yang memadai
Penganguran terdidik masih tinggi angkanya
Pengemis masih berkeliaran di mana-mana

 “Duhai, kemanakah larinya uang hasil penjualan batubara
yang bergunung-gunung banyaknya itu?” tanya banyak orang
Ada yang menjawab sekenanya
“Habis dirampok teroris Abu Sayaf”

(Menurut berita koran, ketika melintas di perairan Filipina
tongkang direbut teroris Abu Sayaf, awaknya disandera
Selanjutnya yang kembali cuma tongkang dan awaknya
Meskipun mereka bebas tanpa tebusan sama sekali
Namun, batubaranya sendiri tetap tinggal di Filipina)

Banjarmasin, 29 Oktober 2017












Tajuddin Noor Ganie (TNG), lahir di Banjarmasin, 1 Juli 1958. Sarjana S.1 PBSID STKIP PGRI Banjarmasin (2002) dan Sarjana S.2 FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin (2005). Pensiunan ASN Dinas Tenaga Kerja Provinsi Kalimantan Selatan (2016). Dosen PBSID STKIP PGRI Banjarmasin dengan banyak mata kuliah, antara lain Penulisan Kreatif Sastra, dan Penelitian Sastra dan Pengajarannya.
Mulai menulis puisi, cerpen, dan esei sastra sejak tahun 1980. Antologi puisi yang sudah terbit adalah Bulu Tangan (Tuas Media Publisher, Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, Kalsel, 2012), dan Perahu Ilalang (FAM Publisihing, Pare, Kediri, 2016). Sering diundang baca puisi dan sebagai pembicara untuk topik-topik menulis karya sastra, kajian sastra, sejarah sastra, sastra Banjar, budaya Banjar, dan folklor Banjar dalam pertemuan ilmiah di kampus-kampus dan di luar kampus di kota Banjarmasin, Surabaya, Solo, dan kota-kota besar lainnya di tanah air. 
Penerima Anugerah Pemuda Pelopor Bidang Sastra dari Menteri Negera Pemuda dan Olahraga (Ir. H. Akbar Tanjung, 1991), Hadiah Seni Bidang Sastra dari Gubernur Kalsel (Ir. H. Gusti Hassan Aman, 1998), Anugerah Astraprana sebagai Sastrawan Banjar dari Kesultanan Banjar (Sultan Haji Khairul Salleh Al Mu’tashim Billah, 2014), Anugerah Budaya dari Gubernur Kalsel (Drs. H. Rudy Ariffin, MM, 2014), Sastrawan Kalsel Berprestasi dari Walikota Banjarbaru (Drs. H. Ruzaidin Noor, 2014), dan Penghargaan Seni Kota Banjarmasin untuk bidang Seni Sastra (H. Muhidin, 2015) .