Sang Agni Bagaskoro
RIANG PENJUAL UNDANG-UNDANG
Ia telah menyatukan harga diri dengan nilai tukar,
Sebagai ganti dari kebebasan yang tak terhitung jumlahnya,
Meninggalkan ikatan manusia hanya untuk kepentingan ia semata-mata,
Terhanyut ke dalam lautan penuh egois
Yang telah disahkan oleh undang-undang dan tidak boleh dibatalkan,
Ia telah menetapkan satu-satunya kebebasan yang tak berakal,
Dijual dalam ruang bernama perdagangan bebas,
Menjadikannya seperti hewan yang sangat berkuasa
Terlampau banyak yang diperdagangkan,
Terlampau cepat musnahnya peradaban,
Kecuali moral yang selalu disembunyikan,
Lalu sekarang siapa sebenarnya yang menjadi korban ?
Celakanya ia tetap selalu merasa berkorban,
Dengan semua norma dan masa dalam sebuah undang-undang,
Yang selalu dipasarkan namun tidak pasaran,
Pedagang yang tidak lagi berbau amis.
Caranya berbicara didepan yang suka mengada-ada,
Dibelakang juga turut memaki-maki tanpa henti,
seolah-olah kami ini orang-orang tuli,
Cukup biadab bukan ?
Apakah perlu penglihatan yang mendalam,
Untuk memastikan rasa rakus itu menggenang dimana-mana,
Dari liur-liur yang cukup menipu,
Yang mampu menguasai pikiran pada waktu pemilu.
Jakarta, 12 November 2017
Sang Agni Bagaskoro, Jenis Kelamin : Laki - Laki
Jl. C. Simanjuntak no. 193 GK/V,
Terban, Yogyakarta,Tempat Lahir : Medan,Tanggal Sang Agni Bagaskoro , Lahir : 10 Oktober 1995, Kewarganegaraan : Indonesia. Tinggal di Yogyakarta.
RIANG PENJUAL UNDANG-UNDANG
Ia telah menyatukan harga diri dengan nilai tukar,
Sebagai ganti dari kebebasan yang tak terhitung jumlahnya,
Meninggalkan ikatan manusia hanya untuk kepentingan ia semata-mata,
Terhanyut ke dalam lautan penuh egois
Yang telah disahkan oleh undang-undang dan tidak boleh dibatalkan,
Ia telah menetapkan satu-satunya kebebasan yang tak berakal,
Dijual dalam ruang bernama perdagangan bebas,
Menjadikannya seperti hewan yang sangat berkuasa
Terlampau banyak yang diperdagangkan,
Terlampau cepat musnahnya peradaban,
Kecuali moral yang selalu disembunyikan,
Lalu sekarang siapa sebenarnya yang menjadi korban ?
Celakanya ia tetap selalu merasa berkorban,
Dengan semua norma dan masa dalam sebuah undang-undang,
Yang selalu dipasarkan namun tidak pasaran,
Pedagang yang tidak lagi berbau amis.
Caranya berbicara didepan yang suka mengada-ada,
Dibelakang juga turut memaki-maki tanpa henti,
seolah-olah kami ini orang-orang tuli,
Cukup biadab bukan ?
Apakah perlu penglihatan yang mendalam,
Untuk memastikan rasa rakus itu menggenang dimana-mana,
Dari liur-liur yang cukup menipu,
Yang mampu menguasai pikiran pada waktu pemilu.
Jakarta, 12 November 2017
Sang Agni Bagaskoro, Jenis Kelamin : Laki - Laki
Jl. C. Simanjuntak no. 193 GK/V,
Terban, Yogyakarta,Tempat Lahir : Medan,Tanggal Sang Agni Bagaskoro , Lahir : 10 Oktober 1995, Kewarganegaraan : Indonesia. Tinggal di Yogyakarta.