Sabtu, 03 September 2016

Lumbung Puisi Jilid IV




Shon Sweet's
Musnah

Setiap waktu
Hati teriris ngilu
Tertangkap oleh mata
Tentang kekejaman
Binatang berakal

Kelestarian alam
Semakin terancam
Suara nyanyian
Apalagi auman
Beranjak meninggalkan

Dimana kelestarian alamku
Apa hanya legenda hayalan, lagi-lagi kerusakan ulah hewan berakal.

Candisari, 150816







Sumrahhadi (Munadi Oke)


Raja yang Hampir Punah

Lorengnya begitu indah
Membuatnya hampir punah
Hutannya dijamah
Berganti tumpukan uang jutaan rupiah

Auman dahsyat menggemuruh
Tak lagi mampu getarkan kalbu
Terkubur disudut kelam cerita
Di dongeng orangtua menidurkan anaknya

Taring dan cakar tajam
Tak mencengkeram, malah terbenam dalam
Di bawah deru buldozer
Rimba tak lagi punya raja
Hancur oleh keserakahan dan angkara penebar bencana

Harimau loreng sumatera
Tak lagi sebanyak lorengnya
Perlahan musnah
Hampir menjelma cerita

Painan 12082016




Sumrahhadi (Munadi Oke)

Siapa yang Serakah?

Matahari baru saja terbit
Tapi panasnya mengupas kulit sanca yang tertidur lelap
Sebab rimba tak lagi rimbun
Mahoni dan meranti telah merantau ke kota, menumpang loader penguasa serakah

Kera abuabu yang biasanya lincah, tampak murung berjuntai di pinggir sungai
Tangannya rapat menutup muka, sebab gelar "serakah" nya direbut manusia
Babi hutan baru pulang sedari mencuri singkong di ladang orang
Diatasnya, siamang memekik, memaki dahan tempatnya bergantung yang hanya tinggal tunggul rata dengan tanah

Landak hanya nampak duri menyembul di timbunan longsor, mati.
Semua mengutuk, menyumpah
Di timpali cucak jenggot yang kebingungan mencari sarang
"Sebenarnya siapa yang serakah, orang utan atau orang kota?"

Painan 12082016


 
Sri Subekti Handayani

Si Ponggo atau Kelapa Sawit

Ada dua penting
Tingkatan ekonomi rakyat
atau satwa Langka di Nusantara
Saat riang bergelantungan
Si Ponngo mendengar suara letusan
Doooorrr ....si ponggo tersentak
Ia termangu di salah satu dahan pohon

Ia terkejut dan bingung ...
Temannya bercengkerama hilang tiba tiba
Saat ia melihat kebawah ....
Astaga temannya terkapar di tanah bersimbah darah ....

Si Ponggo turun hampiri temannya
bersimbah darah ....
di guncang dan di bangunkan temannya
Ia tak bergeming ....
Ia tak bernafas ....

Duhai ....berdosahkan si Ponngo
bermain di kebun Kelaoa sawit ???
berapa ton kah kelapa Sawit yang di mskan Si Ponggo ???
Duh....betapa mahalnya kelapa Sawit
dan betapa murahnya harga Nyawa si Ponggo
Orang Utan yang katanya di lindungi ?

Dilindungi oleh siapa ?
toh peluru nyasar masih menembus jantungnya....
Toh hukum bakar Orang Utan masih berlaku
di perkebunsn lrlapa sawit ...
Duuhhh ....si Ponggo termangu sedih
menatap temannya terkulai...
diam ....beku...tak bernafas
Esok siapa teman di Ponngo bermain ??

Bandung. 16-08-2016


Sri Subekti Handayani

Kasih Tak Kenal Rupa

Seekor ayam mengeram
Lima butir telurnya sendiri
dititipi dua butir telur bebek
Cintanya pada telur telur itu
Sungguh murni adanya

Saat telurnya menetas
Dengan penuh cinta induk ayam
Merawat anak anaknya
Ia tak pernah pilih kasih
Merawat anak ayam dan anak bebek

Tak ada anak kandung dan anak angkat
Saat anak bebek ingin berenang
Sang unduk ayam berteriak panik
Takut anaknya hanyut
Begitu dalam cinta sang induk ayam

Hingga tiba musim menyapih
Sang induk ayam tak pernah pilih kasih
Kasih tulus setulus mentari
Berbagi sinarvuntuk dunia
Wahai begitu beningnya cinta
sang induk ayam

Bandung 26-08-2016