Hadi sastra
Elegi Seekor Burung
: secuil potret
kehidupan
Sebentar lagi ia
terbang
buka lembar hayati
untuk cericit yang
merintih
di sarang di ujung
dahan
Sementara, subuh makin
menggigit
berselimut dingin
halimun
menutup rapat
senyum mentari
menahan kepak
sayap
Reranting dan
sarang basah
hujan bertandang
semalam
mempertajam gigil
memilu rintihan
Tekad kepakan
sayap
tembus gumulan
awan
jemput sejumput
asa
demi cericit dan kehidupan
Tangsel,
12 Mei 2016
Hadi sastra
Membaca Binatang
: analogi realitas
dan makna
Aku tak ingin
menjadi macan jika jiwaku gersang
tanpa rerimbun
hutan yang mengayomi
tanpa kawanan
binatang yang mengelilingi
tanpa titah yang
ditaati. Tak bernyawa
hanya auman
kosong, cakaran kuku-kuku cuma membekas
Sungguh tak ingin.
Jika tahta menjadi belenggu
mengekang kekuatan
sahaja
Aku tak ingin
menjadi gajah jika raga yang diterka
dengan kekokohan
otot belalai
sanggup mencabut
pohon hingga ke ujung akar
atau meratakan
benteng beton
namun tunduk oleh
angkusa dan serati
Sungguh tak ingin.
Jika kebesaran tak berharga
tanpa kedalaman
ilmu dan logika
Aku tak ingin
menjadi burung jika terbangku kopong
tanpa keyakinan
arah dan tujuan
tanpa ketangkasan
melawan angin
sebentar di dahan,
mengumbar siul dan kicauan
lalu mengawang
lagi. Lepas
Sungguh tak ingin.
Jika kebebasan menjadi petaka
menyekat ketajaman
paradigma
Pun tak ingin
menjadi semut, lebah, kelelawar
dan
binatang-binatang lain yang berkelompok
jika hanya sebatas
beramai-ramai
namun tak paham
realitas dan makna
terbius oleh
kuantitas. Tanpa kualitas
Sungguh tak ingin.
Jika kebersamaan menjadi hampa
mengaburkan
kedahsyatan koloni
Tangsel,
Juni 2016
Harmany
Nantinya
nantinya,
anak-anak sapi berlari di atas kerbau
dalam merdu bunyi pipit
dan berita burung hud
akan membangkitkan semua gairah
mimpi kita begitu mati, nantinya
burung-burung hantu gentayangan
pada malam begitu menakutkan
bulan dibawa ke tengah padi
bersama sinarnya; menerawang
serakan tanah lapang, di malam panjang
orang-orang memukul-mukul kepala;
juga di rumah mereka
anak-anak kecil luka merintih
oleh mimpi-mimpi panah yang tajam
di lembah angin lembut muara, nantinya
kucing hitam berlari
lari seperti kasuari
bergerak dalam hutan, rawa-rawa,
semua di jalur yang sama
roda jaman melindas mereka
setan di beri tuhan
tuhan dikambing-hitamkan
sebagai pusat pencerahan, katanya
cahaya di langit merah tembaga
hai! betapa melukainya hasrat dan impian
saling jerat tangis, saling dendam manis, nantinya
ibu buta menangis dingin
mengurung diri bersama patung jerami
tukang batu, mendulang
dibakarnya bintang siang dan malam
tak ada hati, hati-hati!
tak ada impian, mengimpikan
tak tidur juga tak bangun
dalam belaian angin lembut musim coro
tak peduli panas-terik dan hujan
di goa gelap kemiskinan
peduli kehidupan atau pun kematian
Madura, 2011
Harmany
Sajak
Dandang
jalanku jalan besi
kutilangtilangkutilangmu
burung terbang burung kesana
dandang putih dandang terbang
kau mati kukubur
kuburmu api nyunyur
lir sa alir alir lir lir.
kaki ku kaki emas
jejak ku jejak lajang
balikna balikno siapa tekad
aku lontar!
o suara gaok, o bunyi seok
ku usung ke bumbung
cahaya telah sirna
kaulah perawan tua
kemarilah bawa kain putih
lemparlah jambang kembang
o kutilangkutilangkutilangkutil-angkat berangkat
layanglayang melayang jauh di rimba
takkan burung ku tilang ajalmu
kubur tangis ku
tangis kubur ku siapa suruh titah ini
dialah berkurung sunyi
Madura, 2011
Hasan Maulana A. G
Hewan Liar
Berkeliaran
Hutan merupakan rumah bagi hewan liar
Hutan merupakan kawasan yang dilindungi
Manusia berkewajiban untuk menjaga dan melindungi hutan
beserta isinya
Namun, semenjak penebangan liar dan kebakaran hutan melanda
Hewan-hewan liar itu berkeliaran mencari rumah baru
Acap kali mereka memangsa apapun yang ada didepan mata
Untuk bisa bertahan hidup
Sekarang, hewan-hewan liar itu sudah punya tempat tinggal
baru
Tikus-tikus pengerat sekarang tinggal di gedung-gedung mewah
Buaya sekarang tinggal di hotel mewah
Ular berbisa bersembunyi dibalik apartemen
Mereka selalu berkeliaran dimana-mana
Awas hati-hati! Sering kali sifat liar mereka
Bisa melukai diri sendiri maupun orang lain
Dan rumah baru sudah menanti; dibalik jeruji besi.
Malaysia, 14-08-2016.
Hasan Maulana A. G
Apakah
Hutanku Masih Seperti yang Dulu?
Dalam limpahan alam kaya penyejahtera
Hijaunya daratan suburkan bumi bertabur harapan
Pada gemburnya tanah subur pendulung makmur
Apakah hutanku masih seperti yang dulu?
Yang ijo royo-royo, gemah ripah loh jinawi
Adem tentrem damai yang pernah tersemai
Tanah, tempat kita mengeja kelahiran sendiri
kini kian kusam seakan tak berarti
Pencemaran lingkungan, penebangan liar dan kebakaran hutan
Yang kerap kali melanda paru-paru dunia.
Malaysia, 15-08-2016.