Minggu, 04 September 2016

Puisi puisi karya Arya Setra, Damar Anggara di Lumbung Puisi Jilid IV



Arya Setra

Kisah Kancil Sang Pencuri

Tubuh kecil dan manismu,menyamarkan  sikap dan sifatmu
Pandai dan cerdikmu hampir membuat semua tertipu.
Kau berusaha merayu sapi dan kambing
Untuk berkoalisi mencuri ketimun sang petani..
Namun  mereka enggan untuk membatu.
Bukan lah kancil namanya kalau tidak cerdik dan pandai,
Menggunakan akal bulus nya,  memanfaatkan dan menipu binatang lain
untuk memenuhi hasrat konaknya mencuri ketimun sang petani.
Kancil,,,, kancil,,,,
Dari dulu hingga sekarang tabiat mencuri mu kok gak hilang-hilang??
Kau tetap saja mencuri, bukan hanya ketimun nya saja yang kau curi
Bahkan ladang nya pun kau curi dari tangan para petani….
Dengan akal bulusmu, kau manfaatkan kerbau dungu untuk
Menenteng proposal-proposal pencurian mu
Agar langkahmu  terlihat samar dan gak jelas dari mata para pengawas.
Kau tipu macan dan kau akali buaya untuk bisa menyebrangi
Birokrasi-birokrasi tumpul negeri hewanmu
Agar kau bisa lari bebas sekencang-kencangnya
Dari jeratan hukum rimba yang bisa menjeratmu.
Kancil,,,,,, kisahmu tak akan mungkin berhenti, sampai kau
Ditakdirkan mendapat anugerah untuk menjadi manusia seutuhnya.

Jakarta, 11 agustus 2016


Arya Setra
Dialog Ulat dan Cacing

Dari bawah pohon sebuah batang
suara lantang terdengar..
Hai ulat kau sungguh pemalas
kerjamu hanya makan, tidur dan buang air
di daun itu,,,,
tidak kah kau lihat diriku???
aku bisa menembus bumi
berpindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain nya,,,
aku bisa membuat subur dan gembur semua tanah
yang aku tempati....
tapi kamu,,, sungguh tak tau malu,,,,
setiap hari ejekan cacing semakin menjadi

Ulat berfikir,,,,,,
aku harus berubah,, bisa melebihi cacing yang sombong
sang ulat pun berpuasa dan bertapa dalam sebuah kepompong
hari berganti minggu,,, minggu pun berganti bulan
sang ulat akhirnya berubah menjadi kupu-kupu yang indah
sementara di bawah pohon cacing lagi kebingungan
tengok kiri kanan seperi mencari sesuatu...
tiba-tiba dari atas pohon terdengar suara yang sangat merdu
Hai,,, cacing
ada apakah gerangan??? kau seperti kehilangan sesuatu??
tidak kah kau mengenali aku??
akulah ulat yg tiap hari kau hina..
sekarang aku bisa melihat keindahan dunia
aku bisa terbang melintasi cakrawala yang membentang
menghisap madu bunga yang harum
sementara melihat tingkah cacing dan ulat
yang sudah menjadi kupu-kupu,
penulispun berpikir,,
aku , ,, kamu,,, dan kita semua,,, cacing atau kupu-kupu ???
jakarta, 13 agustus 2016, oleh  Arya Setra

  




Damar Angara
Jepet
-dan lesaplah masa ke dalam genangan pitam, larik yang menghampar di sudut kampung, ikan-ikan melayari rindu. daun padi bersemayam teduh silsilah, jepet kepala merah.
Bertahun lepas,
Riwayat tinggalah ampas,
-dilarung pula kenangan itu.
Kisah magis tentang jepet, ikan lezat dari pojok kampung,
Sirna!
Telah sirna.
Sebeku beton merayapi sawah.
Demak, april 2016