Arya Setra
Kisah Kancil
Sang Pencuri
Tubuh
kecil dan manismu,menyamarkan sikap dan
sifatmu
Pandai dan
cerdikmu hampir membuat semua tertipu.
Kau
berusaha merayu sapi dan kambing
Untuk
berkoalisi mencuri ketimun sang petani..
Namun mereka enggan untuk membatu.
Bukan lah kancil
namanya kalau tidak cerdik dan pandai,
Menggunakan
akal bulus nya, memanfaatkan dan menipu
binatang lain
untuk
memenuhi hasrat konaknya mencuri ketimun sang petani.
Kancil,,,,
kancil,,,,
Dari dulu
hingga sekarang tabiat mencuri mu kok gak hilang-hilang??
Kau tetap
saja mencuri, bukan hanya ketimun nya saja yang kau curi
Bahkan
ladang nya pun kau curi dari tangan para petani….
Dengan
akal bulusmu, kau manfaatkan kerbau dungu untuk
Menenteng
proposal-proposal pencurian mu
Agar
langkahmu terlihat samar dan gak jelas
dari mata para pengawas.
Kau tipu
macan dan kau akali buaya untuk bisa menyebrangi
Birokrasi-birokrasi
tumpul negeri hewanmu
Agar kau
bisa lari bebas sekencang-kencangnya
Dari
jeratan hukum rimba yang bisa menjeratmu.
Kancil,,,,,,
kisahmu tak akan mungkin berhenti, sampai kau
Ditakdirkan
mendapat anugerah untuk menjadi manusia seutuhnya.
Jakarta, 11 agustus 2016
Arya Setra
Dialog
Ulat dan Cacing
Dari bawah
pohon sebuah batang
suara
lantang terdengar..
Hai ulat
kau sungguh pemalas
kerjamu
hanya makan, tidur dan buang air
di daun
itu,,,,
tidak kah
kau lihat diriku???
aku bisa
menembus bumi
berpindah
dari tempat yang satu ke tempat yang lain nya,,,
aku bisa
membuat subur dan gembur semua tanah
yang aku
tempati....
tapi
kamu,,, sungguh tak tau malu,,,,
setiap
hari ejekan cacing semakin menjadi
Ulat
berfikir,,,,,,
aku harus
berubah,, bisa melebihi cacing yang sombong
sang ulat
pun berpuasa dan bertapa dalam sebuah kepompong
hari
berganti minggu,,, minggu pun berganti bulan
sang ulat
akhirnya berubah menjadi kupu-kupu yang indah
sementara
di bawah pohon cacing lagi kebingungan
tengok
kiri kanan seperi mencari sesuatu...
tiba-tiba
dari atas pohon terdengar suara yang sangat merdu
Hai,,,
cacing
ada apakah
gerangan??? kau seperti kehilangan sesuatu??
tidak kah
kau mengenali aku??
akulah
ulat yg tiap hari kau hina..
sekarang
aku bisa melihat keindahan dunia
aku bisa
terbang melintasi cakrawala yang membentang
menghisap
madu bunga yang harum
sementara
melihat tingkah cacing dan ulat
yang sudah
menjadi kupu-kupu,
penulispun
berpikir,,
aku , ,,
kamu,,, dan kita semua,,, cacing atau kupu-kupu ???
jakarta, 13 agustus
2016, oleh Arya Setra
Damar Angara
Jepet
-dan lesaplah
masa ke dalam genangan pitam, larik yang menghampar di sudut kampung, ikan-ikan
melayari rindu. daun padi bersemayam teduh silsilah, jepet kepala merah.
Bertahun lepas,
Riwayat tinggalah ampas,
-dilarung pula kenangan itu.
Kisah magis tentang jepet, ikan lezat dari pojok kampung,
Riwayat tinggalah ampas,
-dilarung pula kenangan itu.
Kisah magis tentang jepet, ikan lezat dari pojok kampung,
Sirna!
Telah sirna.
Sebeku beton merayapi sawah.
Telah sirna.
Sebeku beton merayapi sawah.
Demak, april 2016